Asteroid Lebih Besar dari Menara Eiffel Akan Melintas Dekat Bumi Sepuluh Kali Lebih Dekat dari Bulan

EtIndonesia. Para ilmuwan sedang menjalankan misi untuk mempelajari sebuah asteroid yang lebih besar dari Menara Eiffel yang akan melintas dekat Bumi.

Badan Antariksa Eropa (ESA) akan mengirimkan pesawat luar angkasa ke asteroid 99942 Apophis untuk mengumpulkan informasi baru tentangnya saat batuan tersebut meluncur melalui ruang angkasa, dalam perjalanan langka yang hanya terjadi setiap 5.000 hingga 10.000 tahun.

Asteroid ini diperkirakan akan melintas lebih dekat ke Bumi daripada satelit yang digunakan untuk penyiaran TV, navigasi, dan prakiraan cuaca, serta sepuluh kali lebih dekat dari Bulan.

Begitu dekatnya, bahkan akan terlihat oleh sekitar 2 miliar orang di seluruh Eropa, Afrika, dan Asia.

Misi ESA juga akan mengeksplorasi bagaimana asteroid tersebut berubah saat melintas dalam jarak 32.000 km dari Bumi pada hari Jumat, 13 April 2029.

Para ahli berharap untuk mendapatkan wawasan baru tentang asteroid raksasa yang memiliki lebar 375 meter, sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat pertahanan Bumi.

Pesawat luar angkasa ini dijadwalkan mencapai asteroid tersebut pada Februari 2029, di mana dia akan mempelajari bagaimana dampaknya terhadap planet kita.

Peristiwa langka ini telah memicu minat para ilmuwan dan pakar antariksa, yang percaya bahwa wawasan yang diperoleh dari misi ini akan memberikan informasi penting tentang bagaimana melindungi Bumi dari peristiwa serupa di masa depan.

Patrick Michel, Direktur Penelitian di CNRS di Observatoire de la Côte d’Azur, mengatakan: “Masih banyak yang perlu kita pelajari tentang asteroid, tetapi sampai sekarang, kita harus melakukan perjalanan jauh ke dalam Tata Surya untuk mempelajarinya dan melakukan eksperimen sendiri untuk berinteraksi dengan permukaannya.

“Untuk pertama kalinya, alam membawa satu kepada kita dan melakukan eksperimen itu sendiri.

“Kita hanya perlu mengamati saat Apophis diregangkan dan diperas oleh gaya pasang surut yang kuat.”

Setelah ditemukan pada tahun 2004, asteroid ini memicu kekhawatiran bahwa dia mungkin akan bertabrakan dengan Bumi saat mengorbit Matahari. Pada tahun 2021, para ahli menyimpulkan bahwa tabrakan tidak akan terjadi setidaknya selama 100 tahun ke depan.

Richard Moissl, kepala Kantor Pertahanan Planet ESA, mengatakan: “Ramses akan menunjukkan bahwa umat manusia dapat mengerahkan misi pengintaian untuk bertemu dengan asteroid yang mendekat dalam beberapa tahun saja.

“Jenis misi ini adalah landasan respons umat manusia terhadap asteroid berbahaya.” (yn)

Sumber: metro