Trump Berbicara Soal Mengapa Dirinya Memilih J.D. Vance Sebagai Pasangannya dalam Pemilu 2024

oleh Wu Xianglian

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa alasan dirinya memilih Senator AS dari Ohio J.D. Vance sebagai pasangannya dalam pemilu 2024 adalah karena “ada reaksi kimia yang muncul otomatis” di antara mereka. Trump menepis kritik Vance terhadap dirinya di masa lalu dengan mengatakan bahwa Vance “tidak memahami dirinya” pada saat itu.

Pada  Senin (22 Juli), dalam sebuah wawancara dengan program “Jesse Waters Primetime” Fox News, saat ditanya soal alasan memilih Vance sebagai pasangannya Trump mengatakan : “Selalu ada reaksi kimia positif timbul di antara kita”.

Trump menjelaskan bahwa sebelumnya Vance bukanlah penggemarnya. Belakangan, setelah mereka saling mengenal, Vance berubah total. “Awalnya, Vance mungkin tidak cocok buat saya, karena dia tidak memahami saya. Ketika kami saling mengenal, dia menyukai saya melebihi yang lain. Dia akan mendukung saya, dia juga akan berjuang demi para pekerja, sama seperti saya berjuang untuk para pekerja.”

Merujuk pada dukungannya terhadap Vance untuk pemilihan Senat AS pada tahun 2022, Trump mengatakan : “Sebenarnya saya mendukung Vance untuk menjadi Senat AS di Ohio, dan akhirnya ia berhasil memenangkan perjuangan di wilayah yang cukup sulit”.

Trump juga menyinggung soal buku terlaris Vance, “Hillbilly Elegy”. Memoar tersebut merinci pengalaman Vance yang tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang miskin di Ohio, dengan ibunya yang terus berjuang dari kecanduan narkoba.

“Dia menulis sebuah buku, dan semua orang mengetahuinya, itu buku klasik. Ini semua tentang kelas pekerja dan bagaimana mereka diperlakukan tidak adil. Dalam hal ini dia benar. Saya mungkin memahami hal ini lebih baik daripada yang lain”, kata Trump.

Ketika merujuk pada nama calon wakil presiden, Trump mengatakan : “Dia (Vance) memiliki persaingan yang serius. Kami memiliki orang-orang hebat, semuanya”. “Banyak dari mereka memiliki lebih banyak bakat, lebih banyak pengalaman dalam pekerjaan pemerintahan daripada Vance”.

Tak lama setelah Trump mengumumkan Vance sebagai wakilnya, banyak kritikus menunjuk pada serangan pribadi Vance terhadap Trump di masa lalu. Dia pernah menyebut Trump sebagai “idiot” dan “beracun”, menggambarkan Trump sebagai “bajingan sinis” dan “Hitlernya Amerika”. Dia juga menggambarkan Trump dalam artikel Atlantic Monthly tahun 2016 sebagai “heroin budaya”.

Vance kemudian meminta maaf atas pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa dia berbuat “salah” terhadap Trump.

Ketika ditanya soal pernyataan terhadap Trump sebelumnya, Vance dalam sebuah wawancara dengan CNN pada  Mei mengatakan : “Saya selalu mengetahui hal ini… Dengarkan, saya salah menilai dia”. “Saya tidak berpikir bahwa dia akan menjadi presiden yang baik … dan saya sangat, sangat bangga terhadap pembuktiannya bahwa saya salah. Itulah salah satu alasan saya berjuang untuk membuatnya terpilih.” (sin)