Dari Magnet hingga Kasur: Produk-Produk Dumping Tiongkok

Anders Corr

“Kelebihan kapasitas, kelebihan pasokan, dan kelebihan produksi” di Tiongkok semakin menjadi sorotan. Semuanya terkait.

Beijing menggunakan subsidi untuk memproduksi lebih banyak barang daripada yang dapat ditanggung oleh kondisi pasar. Contoh-contohnya mencakup kendaraan listrik, baterai, baja, kobalt, dan semikonduktor berteknologi rendah. Barang-barang ini dapat di-dumping di Amerika Serikat dan tempat-tempat lain dengan harga di bawah biaya produksi, yang dapat menyebabkan perusahaan Amerika Serikat gulung tikar dan menyebabkan para pekerja diberhentikan. Seringkali, Beijing berniat melakukan hal tersebut.

Dumping sangat dipolitisasi dan diperdebatkan oleh Partai Komunis Tiongkok, serta kedua partai politik di Washington, hingga menjadi bagian berbagai kampanye-kampanye propaganda lintas sektoral yang setara dengan permainan catur tiga arah. 

Para produsen dalam negeri Amerika Serikat ikut serta dalam upaya bersaing dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk melalui lobi untuk subsidi dan tarif Amerika Serikat merupakan tindakan non-pasar bagi produsen-produsen itu sendiri. Tindakan ini dibenarkan, kata perusahaan-perusahaan AS, karena mereka menentang subsidi Tiongkok, sehingga mengembalikan harga ke harga semula, tidak ada pihak yang menggunakan tindaka non-pasar. Dua kesalahan, dalam hal ini, dapat dibilang menjadi benar.

Untuk menghindari retorika yang membingungkan dari kedua belah pihak, kita dapat menelusuri apa yang dimaksud dengan cara-cara dumping dalam contoh-contoh tertentu. Magnet rumah tangga, kasur, dan panel surya adalah contoh-contoh yang mendapat perhatian luas baru-baru ini.

Contoh yang paling sederhana dari manufaktur Tiongkok berbiaya rendah yang membuat warganegara Amerika Serikat kehilangan pekerjaan adalah kasur. Sebuah kasur merk Serta Simmons 10 inci ukuran Queen, misalnya, dapat dibeli hanya dengan harga U$D 240 (Rp 3,9 juta) di Amazon dengan harga-harga reguler. Halaman Amazon mencatat bahwa asal kasur tersebut dari Amerika Serikat. Semuanya bagus.

Namun kasur-kasur Tiongkok dengan ukuran serupa dapat ditemukan dengan harga kurang dari U$D 175 (Rp 2,8 juta), menurut sebuah sumber industri yang dikutip oleh The Wall Street Journal. 

Beberapa kasur dilaporkan diproduksi di Tiongkok dan dikirim melalui kapal melalui negara-negara ketiga seperti Korea Selatan untuk menghindari tarif Amerika Serikat. Kasur-kasur lainnya berasal dari pabrik-pabrik di negara-negara sekutu terdekat atau memiliki asal yang tidak jelas.

Daftar harga kasur merk Elemuse 10 inci ukuran Queen di Amazon dengan harga sekitar U$D 150 ditambah ongkos kirim melalui kapal sebesar U$D 50. Asal kasur ini terdaftar sebagai “Republik Demokratik Rakyat Laos.” Atau dikenal sebagai Laos, negara yang berbatasan dengan Tiongkok dan bersekutu erat dengan Beijing. Beberapa kasur merk Elemuse terdaftar di eBay sebagai buatan Tiongkok. Website Elemuse Baby yang menjual kasur boks bayi menyatakan Elemuse dimiliki oleh suatu entitas di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok.

Rata-rata upah di Laos adalah lebih rendah dan tingkat kemiskinan di Laos jauh lebih tinggi. Jadi kalau perusahaan-perusahaan Tiongkok pindah ke Laos untuk membuat kasur, para perusahaan Tiongkok itu bisa mendapatkan upah yang lebih rendah dan tarif yang lebih rendah serta mendapatkan lebih banyak keuntungan serta cenderung memproduksi dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga yang dapat diperoleh dari Tiongkok.

Kita dapat melihat bahwa untuk bersaing, orang Amerika Serikat diminta untuk mencapai target yang bergerak. Keuntungan dari kasur-kasur yang diproduksi di Amerika Serikat adalah sangat rendah sehingga menimbulkan risiko penutupan pabrik Simmons di Amerika Serikat. Bahkan dengan menerapkan tarif sebesar 25 persen terhadap impor Tiongkok, mempekerjakan pekerja Amerika Serikat dengan upah Amerika Serikat sekarang ini menjadi penghalang biaya. Akibatnya, Simmons cenderung harus memberhentikan pekerja Amerika Serikat. Berdasarkan The Journal, Simmons memangkas sekitar setengah pekerjanya di Amerika Serikat, dari 4.000 pekerja menjadi 2.000 pekerja, sejak tahun 2018.

Magnet adalah produk lain yang dilaporkan dikirim oleh produsen Tiongkok ke Amerika Serikat dengan harga di bawah biaya produksi. Magnet Tiongkok digunakan pada barang-barang rumah tangga biasa seperti headphone dan

televisi dan sangat bergantung pada unsur tanah jarang. Tiongkok mendominasi pasar internasional untuk unsur tanah jarang dan telah menggunakan dominasi tersebut untuk berupaya mempengaruhi negara-negara lain, termasuk Jepang. Namun, larangan Tiongkok terhadap ekspor-ekspor unsur tanah jarang ke Jepang pada tahun 2010 tidak berjalan dengan baik, karena Jepang mulai membangun rantai-rantai pasokan alternatif.

Namun demikian, Tiongkok masih memproses sekitar 85 persen unsur tanah jarang global, sehingga menjadikan Tiongkok unggul dalam bidang manufaktur elektronik. Beijing berupaya mempertahankan keunggulan tersebut dengan memberi harga rendah pada unsur tanah jarang miliknya untuk menghalangi produsen-produsen lain yang dapat menantang monopolinya. 

Harga unsur tanah jarang, yang disebut neodymium-praseodymium oksida, misalnya, turun dari sekitar U$D 176.000 per ton pada Maret 2022 menjadi sekitar U$D 50.000 per ton hari ini, menurut penyedia data Argus Media. Dengan harga segitu, sulit bagi para produsen Amerika Serikat dan Jepang untuk melakukan investasi jangka panjang yang diperlukan untuk menambang dan memurnikan mineral tersebut. Neodymium-praseodymium oksida adalah unsur tambang unsur tanah jarang yang paling menguntungkan, jadi ketika harganya rendah, sulit untuk menghasilkan banyak keuntungan dari pemrosesan unsur tanah jarang terkait lainnya.

Panel surya adalah salah satu isu utama perselisihan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Para perusahaan dari Tiongkok yang beroperasi di wilayah Amerika Serikat akan memproduksi panel senilai sekitar 20 gigawatt setiap tahunnya pada tahun 2025, menurut Reuters. Jumlah tersebut setara dengan setengah dari kebutuhan Amerika Serikat. Pabrik ini disubsidi oleh Undang-Undang Pengurangan Inflasi Amerika Serikat tahun 2022, sama seperti perusahaan-perusahaan tenaga surya Amerika Serikat. Tidak ada alasan bagus untuk ini. Amerika Serikat harus menghindari subsidi terhadap perusahaan-perusahaan yang berasal dari rezim-rezim musuh yang bersifat agresif secara militer, atau berisiko membuat musuh menjadi lebih kuat secara ekonomi dan, oleh karena itu, lebih berisiko secara militer.

Sayangnya, Partai Komunis Tiongkok mengikuti strategi kebijakan ekonomi dan militer yang agresif yang mengubah pasar global dengan subsidi dan tarif. Kembali ke kewarasan, di mana dua kesalahan tidak menghasilkan kebenaran, yang pertama mengharuskan Partai Komunis Tiongkok dan sekutu-sekutunya untuk membalikkan strategi-strategi non-pasar dan bersifat militer. Kemudian, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya juga bisa sedikit bersantai. Dua kebenaran akan menghasilkan satu kebenaran. Mari kita lakukan ini bersama-sama. (Vv)

Anders Corr meraih gelar sarjana/magister dalam ilmu politik dari Universitas Yale (2001) dan gelar doktor dalam bidang pemerintahan dari Universitas Harvard (2008). Ia adalah kepala di Corr Analytics Inc., penerbit Journal of Political Risk, dan telah melakukan penelitian ekstensif di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Buku-buku terbarunya adalah “The Concentration of Power: Institutionalization, Hierarchy, and Hegemony” (2021) dan “Great Powers, Grand Strategies: the New Game in the South China Sea)” (2018).