Senjata Mutakhir Bom Pintar QuickSink yang Digunakan di Latihan Militer RIMPAC  Mengancam Angkatan Laut  Tiongkok

oleh Fu Yu dari NTD

Latihan militer “Rim of the Pacific” (RIMPAC) yang melibatkan 29 negara sedang berlangsung. Latihan ini menarik perhatian karena latihan penenggelaman dengan peluru tajam baru saja selesai dilakukan. Banyak pihak menilai bahwa bom “QuickSink” yang dikembangkan oleh militer AS merupakan ancaman serius terhadap ekspansi armada laut Tiongkok. Latihan RIMPAC ini akan berlangsung hingga 1 Agustus.

Dipimpin oleh Amerika Serikat, latihan militer RIMPAC melibatkan 29 negara dan masih berlangsung. Setelah pada 11 Juli, pasukan gabungan dari berbagai negara berhasil menenggelamkan kapal target besar“USS Dubuque” (LPD 8). Pada 19 Juli, militer AS menggunakan pesawat tempur F/A-18F “Super Hornet” dan meluncurkan “Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh” (LRASM) untuk kembali menenggelamkan kapal target lainnya, yakni kapal serbu amfibi seberat 40.000 ton, “USS Tarawa” (LHA 1).

Dengan demikian, bagian terpenting dari latihan RIMPAC, yakni “Latihan Penenggelaman dengan Peluru Tajam” (SINKEX), dinyatakan selesai.

Latihan penenggelaman ini memungkinkan pasukan dari berbagai negara mendapatkan pengalaman praktis dalam hal penempatan taktis, penargetan dan penembakan peluru tajam di situasi nyata. Ini juga meningkatkan kemampuan kerja sama antarnegara dalam merencanakan, mengomunikasikan, dan menjalankan misi di laut secara bersama-sama.

Dalam latihan “Penenggelaman dengan Peluru Tajam” tahun ini, demonstrasi proyek “QuickSink” sangat menarik perhatian. Bom pintar anti-kapal “QuickSink” adalah senjata pengendali laut yang murah dan dijatuhkan dari udara untuk menghancurkan kapal permukaan, yang menimbulkan ancaman terhadap armada PKT yang sedang berkembang pesat.

Gambar menunjukkan bahwa sebuah kapal barang yang terkena bom “QuickSink” terbelah menjadi dua dan tenggelam dalam hitungan detik, menunjukkan kekuatan bom tersebut.

Latihan militer RIMPAC kali ini melibatkan 40 kapal permukaan, 3 kapal selam, 14 unit pasukan darat, serta lebih dari 150 pesawat dari 29 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan Australia. Ini merupakan latihan militer terbesar di dunia.

Partai Komunis Tiongkok tidak termasuk dalam peserta. Militer Amerika Serikat menyatakan bahwa tujuan dari latihan RIMPAC memperkuat kerja sama dengan sekutu di Indo-Pasifik serta mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka dan stabil.

Selain itu, Angkatan Udara Jepang untuk pertama kalinya menyelesaikan latihan gabungan dengan angkatan udara Jerman, Prancis, dan Spanyol pada 25 Juli. Analis percaya bahwa tujuan Jepang meningkatkan kerja sama militer dengan tiga negara NATO ini, demi menahan ambisi ekspansi Partai Komunis Tiongkok.