oleh Luo Tingting/Wen Hui
Baru-baru ini, 18 bank di Tiongkok secara bersama-sama menurunkan suku bunga deposito mereka, dan suku bunga deposito jatuh ke era “1”, tetapi anak muda Tiongkok masih enggan membelanjakan uang mereka dan memilih untuk terus menabung.
18 Bank di Tiongkok Serentak Turunkan Suku Bunga Deposito
Pada 25 Juli, enam bank besar milik negara, yaitu Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Agricultural Bank of China (ABC), Bank of China (BOC), Construction Bank of China (CBoC), Bank of Communications (BOC), dan Postal Bank of China (PBoC), mempelopori langkah secara berjamaah menurunkan suku bunga deposito.
ICBC, ABC, BOC, CBoC, dan BOC menurunkan suku bunga deposito tetap untuk jangka waktu setahun, dua tahun, tiga tahun, dan lima tahun menjadi masing-masing 1,35%, 1,45%, 1,75%, dan 1,80%. Sementara Postal Bank menurunkan suku bunga deposito tetap satu tahun menjadi 1,38%, dan suku bunga untuk jangka waktu lainnya konsisten dengan lima bank lainnya.
Dengan penurunan ini, suku bunga deposito tetap dari keenam bank besar tersebut kini meninggalkan angka “2” dan memasuki era “1”. Tak lama kemudian, 12 bank komersial lainnya juga segera mengikuti langkah ini dengan menurunkan suku bunga deposito mereka.
Penurunan suku bunga deposito ini berdampak signifikan terhadap pendapatan para penabung di Tiongkok. Sebagai contoh, untuk suku bunga deposito lima tahun, yang pada tahun 2022 sebesar 2,65%, turun menjadi 2% pada tahun 2023, dan kini langsung memasuki era “1”, dengan maksimum hanya 1,8%. Ini berarti, jika menabung sebesar RMB.1 juta untuk jangka waktu lima tahun, bunga yang didapatkan kini hanya sekitar RMB.9.000 , berkurang RMB.1.000 dari sebelumnya RMB.10.000 .
Penurunan suku bunga ini memicu perdebatan di internet. Beberapa netizen berkomentar, “Semakin rendah suku bunganya, semakin terasa ada yang tidak beres, semakin kita harus menabung.” dan “Hanya menabung yang merupakan investasi, yang lainnya adalah utang!!!!”
Seorang influencer di Weibo, “Shanghai Fangduoduo,” menyatakan, “Baik suku bunga deposito maupun suku bunga pinjaman, keduanya masih memiliki ruang untuk penurunan lebih lanjut. Setelah suku bunga deposito masuk ke era 1, semua pinjaman dengan bunga di atas 4% seolah-olah menjadi ‘perampokan’ bagi para pemilik rumah.”
Influencer lainnya, “Fupeng’s Financial World,” berpendapat, “Suku bunga deposito terus turun, dari 3 hilang, 2 hilang, kini masuk ke era 1. Anda pikir apakah tabungan benar-benar milik rakyat biasa? Kebanyakan orang, dengan turunnya imbal hasil tabungan, apakah akan mengambil uang mereka untuk konsumsi, atau yang seharusnya terus menabung akan terus menabung? Mereka yang tidak bisa menabung tidak akan bisa, dan mereka yang susah payah menabung, apakah mereka akan terus menyimpan uangnya meski bunganya kecil? Atau menggunakannya untuk menikmati hidup? Hahaha, masalah inti sebenarnya apa? Semua orang mengerti. Takutnya, nantinya bukannya mendorong konsumsi, malah akan semakin banyak yang menabung, dan setelah era 1, kita masuk ke era 0.”
Kurangnya Rasa Aman Membuat Kaum Muda Semakin Giat Menabung
Biasanya, penurunan suku bunga deposito bank bertujuan untuk mendorong konsumsi dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Dikarenakan perekonomian Tiongkok yang terus melemah, sektor properti yang lesu, dan tingkat pengangguran yang tinggi, penurunan suku bunga deposito sepertinya belum memberikan dampak secara signifikan.
WeChat official account “Ice River Thought Depot” mempublikasikan artikel berjudul “Suku Bunga Deposito Jatuh ke Era ‘1’, Kaum Muda Tetap Memilih Menabung.” Artikel tersebut mengatakan bahwa efek penurunan suku bunga deposito terhadap konsumsi masih belum dapat dipastikan, namun perubahan yang jelas terlihat adalah meningkatnya minat masyarakat terhadap strategi menabung yang mengatasi penurunan suku bunga.
Berbagai strategi menabung marak di platform media sosial Tiongkok, seperti “Tantangan Menabung RMB.50.000 dalam 4 Bulan” dan “Bekerja 2 Tahun Akhirnya Bisa Nabung RMB.80.000 ,” serta berbagai strategi pencatatan keuangan dan menabung terus bermunculan. Generasi muda yang seharusnya menjadi kekuatan utama dalam konsumsi, kini justru lebih tertarik untuk belajar cara menabung.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Bank Sentral Tiongkok, hingga akhir Juni 2024, total simpanan dalam mata uang renminbi meningkat RMB.11,46 triliun , di mana simpanan rumah tangga meningkat RMB. 9,27 triliun dengan saldo simpanan rumah tangga sekitar RMB.147,15 triliun .
Artikel tersebut menjelaskan bahwa selain dampak pada konsumsi, peningkatan tingkat tabungan juga disebabkan oleh kurangnya aset berkualitas untuk investasi. Dahulu, tabungan dapat dialihkan menjadi properti, namun kini siapa yang berani membeli rumah dengan mudah?
Di internet, sebuah lelucon investasi pada tahun 2023 menjadi viral, “Awal tahun ini, ada tiga teman saya, seorang menjual rumah dan bermain saham, hingga 15 Desember kehilangan 50%, namun akhirnya mendapati bahwa uang yang tersisa cukup untuk membeli kembali rumah yang telah dijualnya; yang lain menjual saham dan membeli rumah, juga kehilangan 50%, akhirnya mendapati bahwa dengan menjual rumah sekarang, dia dapat membeli kembali saham yang dijual sebelumnya; dan yang ketiga menjual rumahnya RMB.10 juta , menabung di bank, mendapatkan bunga dan mendapati bahwa dengan potongan harga 20% ia dapat membeli kembali rumahnya, menghasilkan keuntungan bersih RMB.2 juta .”
Meskipun hanya lelucon, namun menjelaskan mengapa suku bunga deposito sangat rendah, orang-orang di Tiongkok tetap memilih untuk menabung. “Kesimpulannya, meskipun suku bunga deposito terus menurun, hal ini tidak mempengaruhi keputusan orang-orang untuk terus menabung.” (Hui)