Israel Umumkan Menewaskan Komandan Militer Hamas Mohammed Deif dalam Serangan Udara

Mohammed Deif adalah seorang pemimpin tertinggi Hamas dan diyakini memainkan peran kunci  mengarahkan serangan 7 Oktober 2023

Ryan Morgan The Epoch Times

Militer Israel mengumumkan mereka telah membunuh Mohammed Deif, seorang komandan militer Hamas, dalam sebuah serangan udara pada 13 Juli di daerah Khan Yunis di Jalur Gaza.

Para pejabat militer dan intelijen Israel telah menduga bahwa Deif terbunuh dalam serangan tersebut, namun belum dapat membuktikannya. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada 1 Agustus bahwa penilaian intelijen terbaru mengonfirmasi keyakinan mereka bahwa Deif terbunuh dalam serangan tersebut.

Deif bergabung dengan Hamas-yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Israel-pada sekitar  1987. Pihak berwenang Israel menangkap Deif pada 1989, dan dia menghabiskan lebih dari setahun dalam tahanan Israel sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan.

Militer Israel menilai bahwa posisi Deif terus melejit di jajaran Hamas, hingga akhirnya menjadi pemimpin kelompok tersebut. Pihak berwenang Israel menyimpulkan bahwa Deif memainkan peran kepemimpinan kunci dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, di mana sekitar 1.200 orang terbunuh, ribuan lainnya terluka, dan sekitar 250 orang diculik.

IDF mengatakan bahwa badan intelijen militer Israel, Aman, dan badan keamanan nasional Shin Bet telah memastikan bahwa Deif dan komandan Hamas lainnya, Rafe Salama, sedang berada di sebuah kompleks di Khan Yunis ketika pesawat Israel menargetkannya pada 13 Juli. IDF tidak menjelaskan lebih lanjut tentang analisis intelijen terbarunya, dan juga tidak menyebutkan apakah mereka telah menemukan jasad Deif dalam analisis kerusakan akibat pertempuran.

The Epoch Times menghubungi IDF untuk meminta komentar lebih lanjut tentang penilaian intelijen terbarunya, tetapi tidak menerima tanggapan pada saat berita ini dipublikasikan.

Hamas sebelumnya membantah bahwa Deif terbunuh dalam serangan 13 Juli dan belum berkomentar secara terbuka tentang klaim terbaru Israel.

Deif telah selamat dari berbagai upaya pembunuhan sebelumnya, termasuk beberapa kali percobaan pembunuhan selama konflik Israel-Hamas tahun 2021. Pesawat Israel menewaskan istri Deif, anak perempuannya yang berusia 3 tahun, dan anak laki-lakinya yang masih bayi dalam serangan  2014 yang menargetkan rumah keluarga mereka. Hamas melaporkan bahwa Deif sedang berada di luar rumah saat serangan itu terjadi.

Pengakuan IDF bahwa mereka telah membunuh Deif dalam serangan 13 Juli itu muncul sehari setelah Hamas mengumumkan bahwa pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, terbunuh dalam sebuah serangan ketika mengunjungi Iran. Tidak ada pihak yang secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, namun Hamas menyalahkan Israel.

Pesawat Israel melakukan serangan lain di Beirut, Lebanon, pada  30 Juli, menargetkan Fuad Shukr, seorang komandan senior di Hizbullah, sebuah kelompok teroris yang ditetapkan oleh AS dan Israel. Hizbullah telah mengonfirmasi kematian Shukr.

Hizbullah pertama kali mulai menyerang Israel utara beberapa jam setelah serangan 7 Oktober. Pasukan Israel membalas serangan tersebut, dan kedua  pihak saling membalas serangan dalam pertempuran lintas batas selama beberapa bulan sejak saat itu.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada 31 Juli malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan “membayar mahal untuk setiap tindakan agresi terhadap [Israel] di bidang apa pun.”

Para pemimpin Iran telah mengisyaratkan bahwa mereka akan membalas serangan yang menewaskan Haniyeh di wilayah mereka. Kematian Shukr juga dapat memicu konflik lebih luas antara Israel dan Hizbullah, yang telah meningkat selama hampir 10 bulan.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada 1 Agustus bahwa serangan 13 Juli terhadap Deif membawa Israel semakin dekat dengan tujuan masa perangnya untuk menghabisi Hamas.

“Operasi ini mencerminkan fakta bahwa Hamas sedang hancur, dan bahwa teroris Hamas mungkin akan menyerah atau mereka akan dieliminasi,” kata Gallant. (asr)

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.