Pesawat Tempur F-35 Milik Angkatan Udara Israel Terbang Sejauh 1800 Kilometer untuk Menyerang Target Houthi

Xia Yu – Epochtimes.com

Pada bulan lalu, Angkatan Udara Israel (IAF) meluncurkan misi serangan jarak jauh terhadap pasukan Houthi di Yaman. Pesawat tempur generasi kelima F-35I Adir, pesawat tempur generasi keempat F-15, dan F-16 bekerja sama  menyelesaikan serangan udara terhadap target Houthi. Ini menyoroti kemampuan serangan jarak jauh yang luar biasa dari pesawat tempur Israel.

Hampir 30 tahun yang lalu, pada  1985, Angkatan Udara Israel melaksanakan Operasi “Wooden Leg,” menyerang markas Organisasi Pembebasan Palestina di Tunisia, yang berjarak 2.200 kilometer dari Israel. Ini adalah serangan udara terpanjang yang pernah dilakukan oleh Angkatan Udara Israel hingga saat ini. Pada saat itu, sebanyak delapan unit pesawat tempur F-15 membentuk formasi dengan bantuan dua pesawat pengisian bahan bakar di udara untuk menyelesaikan misi serangan jarak jauh tersebut. Para profesional dari seluruh dunia terkesan dengan kemampuan Israel menggunakan pesawat tempur  menyelesaikan misi yang biasanya dilakukan oleh pesawat pembom.

Angkatan Udara Israel tak memiliki pesawat pembom.

Serangan terhadap target Houthi di Yaman pada  Juli lalu sangat mirip dengan operasi 30 tahun silam dengan jarak serangan yang hampir sama, tetapi menggunakan pesawat tempur yang lebih canggih. 

Operasi kali ini disebut “Outstretched Arm.” Pada  20 Juli 2024, militer Israel mengerahkan pesawat tempur yang menyerang target Houthi di sekitar Pelabuhan Hodeidah. Sehari sebelumnya, pasukan Houthi yang didukung Iran meluncurkan drone yang menyerang pusat ekonomi Israel, Tel Aviv, hingga mengakibatkan korban jiwa.

Menurut laporan terbaru dari The Times of Israel, tim penyerang Israel terdiri dari pesawat tempur F-15, F-16, dan F-35, pesawat pengintai, dan pesawat pengisian bahan bakar. 

Penggunaan pesawat pengisian bahan bakar diperlukan karena jarak serangan terhadap target sekitar 1.800 kilometer (1.100 mil) dari Israel, menjadikannya salah satu operasi jarak terjauh yang pernah dilakukan oleh Angkatan Udara Israel.

Angkatan Udara Israel mengoperasikan satu skuadron pesawat tempur F-15I Ra’am, yang lebih canggih dibandingkan F-15 yang digunakan dalam serangan di Tunisia dan lebih cocok untuk misi serangan jarak jauh. Ketiga jenis pesawat tempur ini dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara dengan pesawat pengisian bahan bakar milik Angkatan Udara Israel dan dapat menggunakan rudal dan bom jarak jauh.

Pesawat F-35I Israel adalah pesawat tempur serangan jarak jauh  siluman dengan kapasitas angkut senjata yang ditingkatkan, mampu mengancam musuh Israel dari jarak jauh. Meskipun target serangan Israel adalah Yaman, mengingat ketegangan di kawasan Timur Tengah yang lebih luas, jelas bahwa Israel ingin menyampaikan pesan kepada Iran.

Israel telah memesan 25 pesawat tempur F-35. Pada Juli 2023, Israel menandatangani perjanjian pembelian senilai 3 miliar dolar dengan Lockheed Martin, yang pada akhirnya akan meningkatkan armada pesawat tempur serangan gabungannya menjadi 75 unit. Dana  transaksi ini berasal dari bantuan pertahanan yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Israel.

Angkatan Udara Israel adalah pembeli F-35 pertama di luar Amerika Serikat. Versi F-35 milik Israel diberi nama “Adir,” yang dalam bahasa Ibrani berarti “Yang Maha Kuasa.”

Pesawat tempur F-35I memberikan karakteristik unik bagi pesawat tempur siluman generasi kelima Lockheed Martin. Saat ini, F-35I adalah satu-satunya varian F-35 yang disesuaikan dengan spesifikasi luar negeri. Modifikasi besar pada F-35I mencakup fitur tautan data yang hanya dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Israel, serta helm tampilan buatan Israel.

Secara esensial, Israel membangun sistem komando, kontrol, komunikasi, dan komputasi mereka sendiri di atas sistem operasi yang ada pada pesawat tempur F-35 buatan Lockheed martin. 

Menurut sebuah laporan dari Layanan Penelitian Kongres AS, “F-35 milik Israel dapat menyerang target di Suriah, Irak, Lebanon, Yordania, serta sebagian besar wilayah Mesir, Turkiye, dan Arab Saudi tanpa memerlukan pengisian bahan bakar udara. 

Seorang sumber publik menyatakan bahwa Israel mungkin telah memperluas jangkauan F-35 untuk dapat menyerang target di dalam wilayah Iran tanpa memerlukan pengisian bahan bakar udara.

F-15I dapat membawa 4,5 ton bahan bakar dalam tangki internalnya, tangki bahan bakar konformal dan tangki bahan bakar yang dapat dilepas. Senjata yang dibawanya hampir tidak merusak bentuk aerodinamis pesawat dan tidak mempengaruhi kinerja pesawat. Faktor-faktor ini, bersama dengan faktor lainnya, memungkinkan pesawat tempur  menempuh jarak terbang yang belum pernah terjadi sebelumnya. F-15I dapat membawa berbagai jenis rudal dan bom berpemandu serta bom besi dengan kapasitas total 11 ton amunisi.

Pesawat tempur F-16I “Storm” (Sufa) adalah pesawat tempur yang paling banyak digunakan oleh Angkatan Udara Israel, dengan sekitar 175 unit pesawat yang aktif. Pesawat ini diperkenalkan pada 2004 sebagai pesawat tempur multifungsi ringan yang diproduksi oleh Lockheed Martin, Elbit Systems, dan Israel Aerospace Industries. “Storm” dapat mencapai kecepatan mendekati Mach 2 dan dilengkapi dengan berbagai senjata, termasuk rudal udara-ke-udara jarak pendek. (Hui)