EtIndonesia. Pada 31 Juli, seorang pengemudi Lalamove di Shandong, Tiongkok, terkejut saat mengetahui bahwa pesanan yang diterimanya melibatkan pengangkutan jenazah.
Menurut Sing Tao Daily, pengemudi tersebut awalnya menerima pesanan tersebut melalui platform Lalamove, tanpa menyadari apa yang diminta untuk diangkutnya.
Saat tiba di lokasi kejadian, dia mengetahui bahwa “barang” yang seharusnya diangkutnya sebenarnya adalah jenazah.
Akibatnya, pengemudi tersebut menolak untuk melakukan pengangkutan tersebut. Pelanggan tersebut mencoba merayunya dengan menawarkan uang tambahan, tetapi pengemudi tersebut berulang kali menolak.
Pelanggan tersebut kemudian mengancam akan mengadu kepada perusahaan tentang pengemudi tersebut.
Sing Tao melaporkan bahwa rekaman audio percakapan keduanya bocor secara daring.
Pada tanggal 3 Agustus, seorang perwakilan Lalamove menyatakan bahwa kendaraan mereka tidak cocok untuk mengangkut mayat dan menyarankan pelanggan untuk mencari layanan transportasi yang lebih tepat.
Mereka juga mengatakan bahwa pengemudi harus bernegosiasi dengan pelanggan, dengan mengatakan bahwa dia hanya akan dibebaskan dari tanggung jawabnya setelah pelanggan membatalkan pesanan secara normal.
Jika pelanggan bersikeras untuk mengeluh, perusahaan akan menyelidiki dan pengemudi akan menerima pemberitahuan tentang keputusan tersebut.
Pengemudi kemudian dapat mengajukan banding atas keputusan apa pun yang dibuat terhadap mereka, yang akan ditinjau oleh staf.
“Setelah peninjauan, jika ditentukan bahwa itu bukan kesalahan pengemudi, keputusan dapat dibatalkan dan tidak akan memengaruhi pengemudi,” kata perwakilan tersebut, seperti dilaporkan Sing Tao Daily.
Banyak warganet di Tiongkok telah menyatakan dukungannya terhadap pengemudi Lalamove, dengan banyak yang berspekulasi bahwa situasi tersebut dapat dikaitkan dengan kejahatan.
“Itu bisa jadi pembunuhan dan dia secara tidak sengaja bisa menjadi kaki tangan,” kata seorang komentator, menurut Sing Tao Daily.
Komentator lain menyarankan bahwa pengemudi seharusnya menelepon polisi saja.
Selain itu, seorang netizen berpendapat bahwa keluhan pelanggan bukan berarti pelanggan benar. (yn)
Sumber: mustsharenews