Chen Yiren – NTD
Kelompok mahasiswa di Bangladesh memulai aksi protes menentang sistem kuota lowongan pekerjaan bagi pegawai negeri pada bulan lalu. Ketegangan semakin meningkat dengan tuntutan semakin keras agar Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. Pada 4 Agustus, ratusan ribu orang turun ke jalan dan bentrok dengan pendukung pemerintah, menyebabkan puluhan orang tewas. Ini adalah hari paling mematikan sejak demonstrasi anti-pemerintah pecah di Bangladesh pada bulan lalu.
Pada 4 Agustus 2024, para demonstran memblokir persimpangan jalan di Dhaka selama aksi protes. (MUNIR UZ ZAMAN/AFP via Getty Images)
Laporan dari Central News Agency mengutip laporan Agence France-Presse bahwa pada 4 Agustus, setidaknya 77 orang tewas, termasuk 14 polisi. Kedua pihak saling berhadapan dengan senjata tajam dan pentungan. Pasukan keamanan menembaki massa. Sejak demonstrasi pecah pada Juli lalu, jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 283 jiwa.
Polisi menyatakan bahwa para demonstran menyerang petugas polisi, termasuk menyerbu kantor polisi di kota Enayetpur, di timur laut negara itu. Wakil Inspektur Jenderal Bijoy Basak mengatakan: “Para teroris menyerang kantor polisi dan membunuh 11 petugas.”
Polisi dan tenaga medis melaporkan bahwa setidaknya 12 orang tewas di ibu kota Dhaka, dan beberapa korban mengalami luka tembak. Selain itu, 18 orang tewas di distrik Sirajganj, di bagian utara Bangladesh.
Media Bangladesh mengutip pernyataan dari pejabat penegak hukum yang mengatakan bahwa jumlah korban tewas pada 4 Agustus mungkin sudah melebihi 90 orang.
Seorang jurnalis Agence France-Presse yang berada di Dhaka mengatakan bahwa suara tembakan terus terdengar setelah malam tiba pada 4 Agustus dan para demonstran mengabaikan jam malam yang diberlakukan secara nasional.
Pada 4 Agustus 2024, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa yang melakukan demonstrasi di Bogra. (AFP via Getty Images)
Akses jaringan internet seluler di seluruh Bangladesh saat ini dikendalikan secara ketat.
Para demonstran dijadwalkan kembali menggelar aksi protes besar di Dhaka. Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyatakan keprihatinannya: “Kekerasan yang mengejutkan di Bangladesh harus dihentikan.”
Kelompok mahasiswa Bangladesh memulai aksi protes bulan lalu menentang sistem kuota lowongan pekerjaan bagi pegawai negeri, yang kemudian memicu kerusuhan nasional yang mematikan. Ketegangan terus meningkat dan berkembang menjadi salah kerusuhan paling serius selama 15 tahun pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang berusia 76 tahun. Saat itu, tuntutan agar dia mundur semakin menguat.
Pada 4 Agustus 2024, para demonstran Bangladesh menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan bentrok dengan pendukung pemerintah. Sejumlah orang tak dikenal membakar sebuah toko pakaian di Dhaka. (MD ABU SUFIAN JEWEL/Middle East Image)
Pada 4 Agustus 2024, para demonstran memblokir persimpangan jalan selama aksi protes di Dhaka. (MUNIR UZ ZAMAN/AFP via Getty Images)
Pada tanggal 4 Agustus 2024, di Dhaka, seorang demonstran yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Dhaka Medical College setelah bentrokan dengan polisi. (Mahmud Zaman OVI/AFP via Getty Images)
Pada 4 Agustus 2024, di daerah Bangla Motor, Dhaka, seorang tukang becak melintasi jalan saat para demonstran bentrok dengan polisi dan pendukung pemerintah. (MD ABU SUFIAN JEWEL/Middle East Images/AFP via Getty Images)
Pada 3 Agustus 2024, Gerakan Mahasiswa Anti-Diskriminasi menggelar aksi protes di Central Shaheed Minar, Dhaka, menuntut keadilan bagi para korban kekerasan dalam aksi protes anti-kuota nasional baru-baru ini. (MUNIR UZ ZAMAN/AFP via Getty Images)