Epoch Times
Setelah anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah terbunuh pekan lalu, ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat. Dilaporkan bahwa pada Senin (5 Agustus), sebuah pangkalan militer di Irak diserang, menyebabkan setidaknya lima personel militer AS terluka.
Reuters mengutip dua pejabat keamanan Irak yang mengatakan bahwa dua roket Katyusha menghantam Pangkalan Udara Al Asad di provinsi Anbar, Irak barat. Saat ini belum jelas apakah serangan ini terkait dengan ancaman Iran untuk membalas pembunuhan tersebut.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa salah satu korban luka parah. Jumlah korban luka berdasarkan laporan awal dan bisa saja berubah.
Salah satu pejabat menambahkan, “Personel pangkalan sedang melakukan penilaian kerusakan setelah serangan.”
Amerika Serikat sedang memantau dengan cermat langkah selanjutnya dari Iran. Pada Rabu (31 Juli) pekan lalu, Iran mengklaim bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniya di Teheran, karena dukungan AS terhadap Israel.
Irak merupakan sekutu Amerika Serikat sekaligus Iran. Ada 2.500 tentara AS yang ditempatkan di Irak, namun pasukan keamanan Irak juga memiliki organisasi milisi yang didukung oleh Iran. Sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober tahun lalu, serangan Iran terhadap AS terus meningkat.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, kelompok milisi yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Baghdad dan negara tetangga, Suriah.
Pada Selasa (30 Juli) pekan lalu, militer AS melancarkan serangan udara “defensif” terhadap sebuah target di selatan Baghdad, Irak, untuk menghantam militan yang berupaya melancarkan serangan drone terhadap pasukan AS dan sekutu.
Pentagon pada Jumat (2 Agustus) mengumumkan akan mengirim lebih banyak kapal perang dan pesawat tempur ke Timur Tengah. Menghadapi ancaman teror dari Iran dan agennya, Hamas dan Hizbullah, Washington berupaya memperkuat pertahanan.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada Minggu (4 Agustus) mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani. Seorang pejabat Irak mengatakan Blinken meminta Sudani untuk membantu meyakinkan Iran agar meredakan reaksinya terhadap pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran oleh Israel pekan lalu, guna meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
Komandan Pusat Militer AS Jenderal Michael Erik Kurilla saat ini berada di Timur Tengah. Seorang pejabat AS mengatakan Kurilla sedang melakukan pembicaraan dengan sekutu untuk memastikan koordinasi jika Iran menyerang Israel. (jhon)