Pemesanan Pizza di Pentagon Melonjak, Laporan Intelijen Menunjukkan Serangan Iran ke Israel Segera Terjadi

oleh Li Ming / Diedit oleh Han Ming – NTD

Baru-baru ini, pemesanan Pizza di Washington D.C. dan Pentagon melonjak yang menunjukkan bahwa badan-badan pemerintah dan Departemen Pertahanan sedang bekerja lembur dalam skala besar. Pada saat yang sama, ketegangan di Timur Tengah meningkat, dengan Kepala Komando Pusat Amerika Serikat Jenderal Michael Kurilla tiba di wilayah tersebut. Informasi menunjukkan bahwa Iran kemungkinan akan melancarkan serangan balasan terhadap Israel paling cepat minggu depan.

Anggota parlemen negara bagian New York, Ben Geller, baru-baru ini memposting di platform media sosial X, mengatakan, “Pizza Meter  telah memecahkan rekor, dan bar di dekat Pentagon di Washington D.C. juga kosong. Bersiaplah.”

Geller juga memposting tangkapan layar statistik terkait, menunjukkan bahwa pesanan di restoran pizza terdekat dengan Pentagon meningkat tajam baru-baru ini, sementara bisnis bar di sekitarnya menurun drastis.

Fenomena ini menunjukkan bahwa volume kerja dan lembur di Pentagon  meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir, sampai-sampai staf sibuk tidak punya waktu untuk makan di restoran atau bersantai di bar. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk makan dan akhirnya memesan pizza sebagai pengganti makanan. Fenomena ini sering kali menjadi pertanda bahwa sesuatu yang besar akan segera terjadi.

(Tangkapan layar halaman X)

Selama Perang Dingin, orang-orang seringkali dapat memprediksi dengan tepat “sesuatu yang besar akan terjadi” dengan mengamati fenomena aneh ini, sehingga istilah Pizza Meter pun muncul.

Perlu dicatat bahwa Jenderal Kurilla, yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Timur Tengah,tiba di wilayah tersebut pada  3 Agustus. Meskipun perjalanan ini telah dijadwalkan sebelumnya, dalam konteks peningkatan ketegangan antara Israel, Iran, dan Hizbullah di Lebanon, tujuan perjalanan Kurilla kali ini pasti akan melibatkan bantuan kepada Israel dalam menghadapi kemungkinan serangan balasan dari Iran.

Menurut laporan dari situs berita Amerika Axios, tiga pejabat Amerika Serikat dan Israel mengungkapkan bahwa laporan intelijen menunjukkan Iran kemungkinan akan melancarkan serangan balasan terhadap Israel pada  5 Agustus.

Para pejabat ini juga mengatakan bahwa mereka tidak tahu apakah Iran dan Hizbullah akan menyerang bersama atau secara terpisah.  Mereka juga memperkirakan bahwa Iran dan Hizbullah masih berusaha menyusun rencana militer dan mendapatkan persetujuan dari tingkat politik.

Pentagon juga secara terbuka menyatakan pada  Jumat  (2/8/2024) bahwa Amerika Serikat sedang meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel, serta mengirim lebih banyak kapal perang dan pesawat tempur ke wilayah tersebut. Pemerintah Amerika Serikat juga telah mendesak warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada  30 Juli, Israel menyerang bagian selatan ibu kota Lebanon, Beirut, dan membunuh pemimpin militer tertinggi Hezbollah, Fuad Shukr. Pada hari yang sama, Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam ledakan di sebuah hotel di Teheran, ibu kota Iran.

Meskipun pihak Israel tidak secara terbuka mengakui keterlibatan mereka dalam kematian Ismail Haniyeh, banyak pihak percaya bahwa ini adalah bagian dari rencana dan pelaksanaan operasi pembunuhan yang dilakukan oleh Israel.

Para pemimpin Iran dan Hizbullah telah secara terbuka menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan balasan keras terhadap Israel atas kematian Shukr dan Haniyeh. (Hui)