Warren Buffett Mengurangi Kepemilikan Sahamnya,  AI Mungkin Menurun

Li Lan dari NTD New York

Setelah “Black Friday” pekan lalu, pasar saham sempat melemah pada  Senin (5 Agustus). Saat pembukaan pasar, ketiga indeks utama bursa saham AS serta pasar saham Asia yang dipimpin oleh Jepang semuanya mengalami penurunan tajam. Apa yang dikhawatirkan oleh pasar? 

Pada  Senin, 5 Agustus, indeks Dow Jones dan S&P 500 di pasar saham AS mencatat penurunan harian terbesar sejak 2022. Indeks Dow Jones turun 1.034 poin atau 2,6%, indeks S&P 500 turun 3%, dan indeks Nasdaq turun 3,4%.

Penurunan tajam di bursa saham AS berpengaruh pada pasar saham global. Saham dari lima perusahaan besar Jepang, termasuk Mitsubishi dan Sumitomo, mendorong pasar saham Jepang turun. Indeks Nikkei jatuh 4.451,28 poin atau 12,4%, memecahkan rekor penurunan harian terbesar sejak 1987.

Don Xiang, seorang media independen mengatakan orang-orang sekarang tidak hanya mulai khawatir tentang prospek ekonomi AS, tetapi juga khawatir bahwa Federal Reserve mungkin salah dalam menilai ekonomi AS. Jika model prediksi ekonomi Federal Reserve salah, maka belum tentu penurunan suku bunga dapat merangsang ekonomi. Apakah Anda berpikir pasar tidak akan merespon dengan panik?”

Pada Jumat (2 Agustus) pekan lalu, data yang dirilis oleh pemerintah AS menunjukkan kelemahan dalam sektor pekerjaan. Non-farm payrolls pada Juli hanya meningkat sebesar 114.000, jauh di bawah ekspektasi pasar yang mencapai 175.000; tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%, lebih tinggi dari ekspektasi paling hawkish sebesar 4,2%. Pasar saham mengalami “Black Friday” dan tren penurunan berlanjut hingga Senin.

Pada Senin, penurunan tajam saham tujuh raksasa teknologi menjadi sorotan utama, dengan perkiraan nilai pasar yang hilang hampir mencapai US$900 miliar. Saham Apple turun 4,82%; Berkshire Hathaway yang dimiliki konglomerat Warren Buffett mengurangi kepemilikan saham Apple hampir 50% pada kuartal kedua; saham NVIDIA turun 6,36%; dan saham Microsoft turun 3,27%.

Dong Xiang menuturkan, ini lebih mirip dengan koreksi terhadap ledakan AI yang terjadi beberapa waktu lalu. Bahkan sebelum ini, harga saham perusahaan teknologi tinggi AS sudah mulai menurun, karena para investor, terutama investor institusional, mulai mengalihkan dana dari sektor teknologi tinggi ke sektor usaha kecil dan menengah, karena mereka memperkirakan bahwa penurunan suku bunga oleh Federal Reserve akan lebih menguntungkan prospek laba bagi usaha kecil dan menengah.”

Mengenai apakah ekonomi AS akan mengalami hard landing, analisis menyatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi.

“Probabilitas terjadinya resesi ekonomi telah meningkat, misalnya dari 15% menjadi 20%, tetapi jauh dari mencapai 50%. Ia tidak percaya akan memicu resesi ekonomi di Amerika Serikat,” ujar Dong Xiang. (Hui)