Kewaspadaan Barat terhadap Infiltrasi Partai Komunis Tiongkok, Mahasiswa Tiongkok di Eropa Terjebak di Tengah

Li Yun, Wang Yanqiao, dan wartawan khusus Luo Ya

Infiltrasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke negara-negara Barat semakin memicu kewaspadaan dan pencegahan dari negara-negara Barat. Beberapa universitas di Eropa mulai memberlakukan pembatasan terhadap mahasiswa Tiongkok dan akademisi yang mengambil jurusan “Engineering”. Di saat yang sama, beberapa mahasiswa Tiongkok yang mempelajari “sastra Barat” menghadapi penolakan dari PKT ketika mereka kembali ke negara asalnya.

Belakangan ini, Rektor Universitas Teknologi Eindhoven (Eindhoven University of Technology) di Belanda, Robert-Jan Smits, mengungkapkan bahwa Duta Besar Amerika Serikat untuk Belanda menanyakan kepadanya mengapa ada begitu banyak mahasiswa Tiongkok di universitas tersebut dan memperingatkan bahwa pihak universitas perlu “berhati-hati terhadap mahasiswa Tiongkok.”

Universitas Teknologi Eindhoven berjarak kurang dari 8 kilometer dari kantor pusat global pemasok peralatan pembuatan chip paling canggih di dunia, ASML, dan kedua  pihak memiliki kerja sama penelitian yang erat. Belanda berada di pusat perang teknologi antara PKT dan Amerika Serikat. Awal tahun lalu, Belanda dan Jepang mengikuti jejak Amerika Serikat dengan melarang ekspor beberapa peralatan paling canggih ke Tiongkok.

Pada  April tahun lalu, Reuters mengungkapkan bahwa sejumlah universitas di Belanda mulai menolak menerima mahasiswa Tiongkok yang mendapatkan beasiswa dari Dewan Beasiswa China Scholarship Council (CSC) PKT. 

Dr. Zhong Zhizhong, peneliti di Institut Keamanan Nasional Taiwan, berkomentar, “Ini pada dasarnya mencerminkan bahwa perang teknologi antara Eropa dan Tiongkok sedang berlangsung.”

Dr. Wang Zhisheng  mengatakan, “Karena Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah membatasi banyak mahasiswa Tiongkok dan akademisi terkait, PKT telah memindahkan mahasiswa dan akademisi terkait ke Eropa.”

Menurut siaran pers di situs web organisasi internasionalisasi pendidikan Belanda, Nuffic, pada tahun akademik 2023-2024, jumlah mahasiswa Tiongkok meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 6.207 orang, peningkatan terbesar dalam 20 tahun terakhir.

Dr. Wang Zhisheng berpendapat, “Saya percaya bahwa Eropa juga tidak ingin mengulangi kesalahan Amerika Serikat, yaitu menerima mahasiswa Tiongkok tetapi malah memberikan kesempatan bagi PKT untuk mencuri rahasia teknologi canggih terkait, dan kemudian menggunakan teknologi tersebut untuk melawan negara-negara Eropa dan Amerika lainnya.”

Namun, universitas-universitas di Eropa dan Amerika Serikat tidak membatasi mahasiswa Tiongkok yang mempelajari humaniora dan ilmu sosial. Namun, beberapa mahasiswa Tiongkok menemukan bahwa PKT menunjukkan sikap waspada dan penolakan terhadap materi yang mereka pelajari. (Hui)