Banyak Daratan Telah Terangkat Secara Misterius Selama Bertahun-tahun, Para Ilmuwan Kini Mengetahui Alasannya

EtIndonesia. Sesekali, beberapa bagian daratan yang stabil di Bumi mulai terangkat dan berkembang menjadi beberapa fitur topografi yang menakjubkan. Alasan mengapa hal ini terjadi kini telah terungkap.

Para ilmuwan di Universitas Southampton mempelajari lempeng tektonik untuk mencari tahu bagaimana hal ini terjadi. Mereka mengatakan bahwa lempeng tektonik sering kali pecah, dan ini memicu gelombang kuat jauh di dalam Bumi. Peristiwa ini menyebabkan permukaan daratan terangkat, terkadang lebih dari satu kilometer.

Para ilmuwan telah mencoba memahami selama bertahun-tahun bagaimana fitur topografi yang dikenal sebagai “tebing curam” dan “dataran tinggi” ini muncul. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature merupakan hasil dari studi dampak gaya tektonik global terhadap evolusi lanskap selama ratusan juta tahun.

“Para ilmuwan telah lama menduga bahwa fitur topografi setinggi satu kilometer yang disebut Tebing Besar—seperti contoh klasik yang mengelilingi Afrika Selatan—terbentuk ketika daratan retak dan akhirnya terbelah,” kata Tom Gernon, Profesor Ilmu Bumi di Universitas Southampton dan penulis utama studi tersebut.

Para peneliti dari Universitas Southampton – Dr. Thea Hincks, Dr. Derek Keir, dan Alice Cunningham – berkolaborasi dengan rekan-rekan dari Pusat Helmholtz Potsdam—Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ dan Universitas Birmingham. Mereka mencoba memahami mengapa bagian-bagian daratan yang stabil terkadang bergerak secara vertikal.

Penelitian

Mereka menemukan bahwa kerak daratan meregang saat daratan terbelah, dan peregangan ini menyebabkan gerakan pengadukan di mantel Bumi. Profesor Sascha Brune, yang memimpin Bagian Pemodelan Geodinamik di GFZ Potsdam, mengatakan: “Proses ini dapat dibandingkan dengan gerakan menyapu yang bergerak menuju daratan dan mengganggu fondasinya yang dalam.”

Profesor Brune dan Dr. Anne Glerum kemudian menjalankan simulasi dan mencatat bahwa kecepatan “gelombang” mantel yang bergerak di bawah daratan sangat dekat dengan kecepatan peristiwa erosi besar yang terjadi di lanskap di Afrika Selatan setelah terpecahnya superbenua kuno Gondwana.

Mereka menambahkan bahwa Tebing Besar berasal dari tepi lembah retakan kuno. Hal ini membuat mereka menyimpulkan bahwa peristiwa retakan juga memicu “gelombang mantel dalam”. Gelombang ini bergerak di sepanjang dasar daratan dengan kecepatan sekitar 15–20 kilometer per juta tahun.

“Seperti balon udara yang kehilangan beratnya untuk terbang lebih tinggi, hilangnya material daratan ini menyebabkan daratan terangkat—proses yang disebut isostasi,” kata Profesor Brune. (yn)

Sumber: wionews