Militer Israel Kembali Tewaskan Pemimpin Hamas, AS Berencana Kucurkan Bantuan Militer Setara Rp 55,8 Triliun ke Israel

oleh Yi Jing dari New Tang Dynasty Television

Baru-baru ini, beberapa pemimpin senior Hamas dan Hizbullah tewas dalam serangan oleh Israel. Pada Jumat (9/8/2024), seorang pejabat Hamas lainnya dipastikan tewas dalam serangan udara. 

Di kota pelabuhan Sidon, Lebanon Selatan, sebuah mobil yang terbakar habis sedang diangkat secara perlahan. Padai Jumat, Israel melancarkan serangan udara terarah ke wilayah tersebut. Saksi mata mengatakan, saat serangan terjadi, sebuah SUV seketika berubah menjadi bola api besar. Setelah itu, sosok tubuh ditarik keluar dari mobil tersebut, dan korban dipastikan sebagai pemimpin senior Hamas, Samer al-Haj. Tidak lama sebelumnya, pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Iran.

Pada hari yang sama, laporan media mengutip wakil komandan Pengawal Revolusi Iran yang mengatakan bahwa Iran akan melaksanakan perintah dari pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei, untuk memberikan hukuman keras atas pembunuhan Haniyeh oleh Israel.

Mantan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, memperingatkan bahwa Amerika Serikat harus bersiap meningkatnya eskalasi perang di Timur Tengah.

 Leon Panetta, mengatakan, “Saya pikir hal terpenting yang sedang dilakukan Amerika Serikat saat ini adalah mengerahkan kemampuan militer kita di wilayah tersebut untuk memastikan kekuatan militer kita siap.”

Selain itu, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut pada  Jumat, Amerika Serikat sedang merencanakan untuk memberikan bantuan sebesar US$3,5 miliar (setara Rp 55,8 triliun) kepada Israel untuk membeli senjata dan peralatan militer buatan Amerika Serikat. 

Selain itu, pada Kamis (8 Agustus) malam, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa atas permintaan para mediator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, Israel telah setuju untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza pada 15 Agustus di Doha atau Kairo. Perundingan ini memberikan secercah harapan kepada masyarakat internasional mengenai kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (hui)