India Kerahkan Senjata Baru di Perbatasan untuk Melawan Tank Ringan Tiongkok

NTD

Di tengah ketegangan yang terus berlanjut di perbatasan Tiongkok-India, India memperkenalkan tank ringan baru bernama “Zorawar,” yang dirancang khusus untuk pertempuran di dataran tinggi. Tank baru ini telah ditempatkan di wilayah perbatasan pegunungan yang menjadi sengketa antara Tiongkok dan India, untuk menghadapi kemajuan militer Tiongkok di wilayah ketinggian tinggi Ladakh.

Sejak konflik perbatasan meletus pada tahun 2020, Kementerian Pertahanan India terus mengharapkan kendaraan lapis baja yang lebih lincah untuk menghadapi ancaman dari Tiongkok. Karena Tiongkok telah memperlengkapi wilayah Tibet dengan tank ringan Tipe 15, India mempercepat rencana untuk mengerahkan tank ringan serupa.

Tank ringan baru India, “Zorawar,” kini telah diperkenalkan. Tank ini dilengkapi dengan meriam utama kaliber 105mm, sistem pengisian otomatis, dan hanya membutuhkan tiga operator. Selain itu, tank ini juga dilengkapi dengan senapan mesin koaksial 7,62mm dan stasiun senjata yang dikendalikan dari jarak jauh kaliber 12,7mm yang dipasang di menara. Pada menara tank ini juga terdapat dua rudal anti-tank. Tank ini menggunakan rantai karet komposit, dan kotak apung yang dipasang di sisi menunjukkan kemampuannya untuk beroperasi dalam pertempuran amfibi. Para pengamat menilai bahwa tank baru ini merupakan respons langsung India terhadap penempatan tank ringan Tipe 15 milik Tiongkok.

Su Tzu-yun, Direktur dari Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, menuturkan, “Di wilayah dataran tinggi, udara lebih tipis, sehingga pertama-tama, mesinnya harus bisa berfungsi dengan baik. Kedua, berat kendaraan harus lebih ringan agar daya kuda yang dihasilkan dapat bekerja dengan optimal. Ketiga, untuk menghadapi tank ringan Tipe 15 milik Tiongkok, India secara khusus merancang tank Zorawar, yang memiliki fungsi ganda. Di satu sisi, dapat digunakan sebagai artileri, dan di sisi lain, jika diperlukan, dapat langsung menghadapi tank ringan Tiongkok.”

Sementara itu, Ming-Shih Shen, peneliti dan direktur di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, menambahkan, “Dalam pertempuran di dataran tinggi, seperti di sekitar Danau Pan-gong, meskipun daerah tersebut bergunung-gunung, ada sebagian yang merupakan dataran tinggi. 

Setelah konflik terakhir, pasukan Tiongkok memang mundur, tetapi tank atau unit mobil mereka dapat dengan cepat mencapai garis depan jika konflik terjadi. Saat ini, kemampuan mobilitas dan tank India di wilayah ini masih kurang, itulah sebabnya India sangat aktif mengembangkan tank ringan dan menempatkannya di dekat Ladakh, Xinjiang, terutama untuk mencegah tindakan lebih lanjut dari Tiongkok “

Sengketa perbatasan antara Tiongkok dan India berawal dari Garis McMahon yang ditetapkan pada tahun 1914. Perselisihan kedaulatan atas wilayah-wilayah ini telah berlangsung selama beberapa dekade. Pada tahun 1996, Tiongkok dan India menandatangani perjanjian yang melarang penggunaan senjata api dan bahan peledak di dekat garis perbatasan.

Ming-Shih Shen menjelaskan, “Alasan mengapa konflik perbatasan antara Tiongkok dan India sering melibatkan pelemparan batu atau penggunaan pentungan adalah untuk menghindari eskalasi konflik. Namun, meskipun pendekatan ini sementara mencegah konflik berkembang menjadi perang, bentrokan sporadis karena masalah penentuan batas bisa saja menyebabkan konfrontasi besar atau bahkan perang.”

Sejak invasi Tiongkok ke Ladakh pada tahun 2013, India telah secara signifikan meningkatkan jumlah unit lapis bajanya di wilayah tersebut, hingga mencapai tingkat penempatan saat ini.

Menurut Ming-Shih Shen, bahwa “Meskipun setelah konflik terakhir kedua belah pihak mundur, Tiongkok tetap maju secara bertahap melalui berbagai cara, seperti membangun ‘desa strategis’ di sepanjang perbatasan, mendirikan infrastruktur penting, dan menempatkan personel militer atau warga sipil di sana, yang pada dasarnya menggunakan cara pendudukan de facto untuk mengaburkan atau memperkuat kendali atas perbatasan. Untuk mengatasi hal ini, militer India juga harus mempercepat penempatannya, sehingga jika ada yang memicu atau memprovokasi konflik di dekat Ladakh, bentrokan bisa terjadi lagi.”

Baru-baru ini, sepenggal video yang diduga menunjukkan bentrokan antara pasukan Tiongkok dan India di perbatasan telah beredar di internet.

Kolom militer “Baoming Shuo” melaporkan bahwa satelit Amerika Serikat mendeteksi basis militer bawah tanah besar yang dibangun secara diam-diam oleh Tiongkok di tepi Danau Pangong di perbatasan Tiongkok -India, yang menyimpan banyak tank dan peralatan militer. Pengamat menilai bahwa masalah utama di perbatasan Tiongkok -India belum terselesaikan. Jika Tiongkok tidak menunjukkan niat baik, India juga tidak akan melakukannya. Jalan menuju normalisasi hubungan antara Tiongkok dan India masih panjang, bukan hanya karena ketegangan geopolitik, tetapi juga masalah sumber daya air dan persaingan industri. (jhon)