Beijing Umumkan Dukungan untuk Iran! Israel Sediakan 2 Pesawat Militer untuk Filipina

Ketegangan di Timur Tengah belakangan ini semakin meningkat, dengan Iran bahkan mengancam akan melakukan “serangan balasan” terhadap Israel, yang tampaknya bisa memicu perang besar. Namun, pihak Tiongkok secara tiba-tiba menyatakan secara terbuka dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina dan pemerintah Iran, yang memicu ketidakpuasan Israel.  Baru-baru ini, sebuah perusahaan antariksa Israel mengumumkan akan memberikan dua pesawat patroli maritim jenis ATR-72-600 yang dimodifikasi kepada Filipina untuk mendukung misi patroli maritim jarak jauh Filipina, yang membuat marah banyak warganet Tiongkok yang dikenal sebagai “China’s Little Pink” alias pendengung partai komunis Tiongkok

Aboluowang

Pada  11 Agustus, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berbicara melalui telepon dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Bagheri, di mana ia menyatakan dukungan Tiongkok terhadap pemerintah Iran dan berharap agar bangsa Palestina dapat segera mencapai rekonsiliasi dan kemerdekaan. Selain itu, Wang Yi juga mengutuk pembunuhan terhadap pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh. Namun, dukungan terbuka Tiongkok terhadap Iran ini tampaknya telah memicu ketidakpuasan Israel.

Penulis di kolom militer di Tencent, yang dikenal sebagai “FirstMilitary,” melaporkan pada tanggal 14 Agustus lalu, bahwa setelah Tiongkok mengumumkan dukungannya terhadap Iran, Israel melalui perusahaan Elbit Systems secara diam-diam memberikan pesawat patroli maritim ATR-72-600 yang telah banyak digunakan di seluruh dunia kepada Filipina.

“FirstMilitary” menyatakan bahwa meskipun pesawat patroli ini menggunakan mesin turboprop, yang kecepatannya lebih lambat dibandingkan dengan pesawat bermesin turbofan, namun memiliki keunggulan dalam hal efisiensi bahan bakar dan jangkauan terbang yang jauh, yang sangat cocok untuk misi patroli maritim jarak jauh.

“FirstMilitary” juga menyebutkan bahwa Filipina saat ini hampir tidak memiliki kemampuan pengawasan maritim, dan jumlah pesawat yang mampu melakukan misi maritim sangat sedikit. Namun, ATR-72-600 yang telah dimodifikasi oleh Israel, yang dilengkapi dengan sistem elektro-optik, radar, peralatan komunikasi, dan sistem transmisi intelijen, dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pengawasan dan pengintaian Filipina di sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang dapat menimbulkan ancaman tertentu terhadap kapal patroli Tiongkok. Oleh karena itu, “FirstMilitary” menyarankan bahwa Tiongkok harus mempersiapkan tindakan antisipatif terhadap pesawat patroli ini sebelum pengiriman yang dijadwalkan pada tahun 2025 mendatang.

Sebagian masyarakat Filipina secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap Israel, yang bertentangan dengan sikap pemerintah Tiongkok. (Gambar diambil dari FirstMilitary-Tencent)

Namun, menurut “FirstMilitary”, meskipun Filipina mendapatkan bantuan pesawat patroli maritim ATR-72-600 dari Israel, hal itu tidak akan mengubah situasi Laut China Selatan yang didominasi oleh Tiongkok. “FirstMilitary” bahkan menyatakan bahwa jika pesawat atau kapal Filipina mendekati pulau-pulau yang dikuasai Tiongkok di Laut China Selatan, Tiongkok akan mengerahkan jet tempur untuk mengusirnya, dan dalam kondisi ekstrem, mungkin akan menembakkan rudal untuk menembak jatuh pesawat tersebut.

Banyak warganet Tiongkok yang dikenal sebagai “China’s Little Pink” juga sangat marah atas tindakan Israel yang mendukung Filipina, dan menganggap Israel “tidak layak” menjadi musuh Tiongkok. Beberapa warganet bahkan dengan kasar menyatakan bahwa pesawat yang disediakan hanya dua “target drone,” yang bisa dihancurkan dengan dua rudal saja, dan “sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.”

Bahkan ada warganet yang mengusulkan untuk meningkatkan kerja sama militer dengan Suriah, Lebanon, dan negara-negara lainnya, untuk memperkuat ketegangan di Timur Tengah. Namun, beberapa warganet Tiongkok lainnya menyatakan bahwa selama Tiongkok terus mempertahankan sikap yang berlawanan dengan negara-negara Barat, situasi serupa akan terus terjadi, “Kali ini patroli maritim, lalu bagaimana dengan yang berikutnya?” (Jhon)