Pesimisme Masih Berlanjut, Penarikan Investasi Asing dari Tiongkok pada Kuartal Kedua Pecahkan Rekor Baru

Chang Chun

Menurut data terbaru pemerintah Tiongkok, pada kuartal kedua tahun 2024, investasi langsung dari perusahaan asing di Tiongkok menurun sebesar USD.14,8 miliar , mencetak rekor baru dalam penarikan investasi asing. Para komentator berpendapat bahwa lemahnya ekonomi Tiongkok terkait dengan meningkatnya ketegangan geopolitik.

Meskipun pemerintah Tiongkok telah meningkatkan upaya untuk menarik dan mempertahankan investasi asing, investasi tersebut tetap mengalami penurunan.

Data yang dirilis oleh Administrasi Valuta Asing Tiongkok pada 9 Agustus menunjukkan bahwa pada kuartal kedua tahun 2024, investasi langsung dari perusahaan asing di Tiongkok menurun sebesar USD.14,8 miliar, mencetak rekor baru dalam penarikan investasi asing.

“Angka yang diumumkan tahun ini menunjukkan bahwa investasi asing juga berkurang lebih dari USD.10 miliar, jadi tampaknya bahkan sektor investasi pun tidak dapat dipertahankan. Tiga mesin pendorong utama ekonomi Tiongkok telah runtuh. Investasi asing biasanya datang dengan teknologi, pesanan, atau beberapa insentif terkait. Jika semua ini tidak ada, maka tentu saja masa depan ekonomi akan semakin memburuk,” ujar pakar keuangan Taiwan, Huang Shicong.

Laporan Bloomberg menunjukkan bahwa data kuartal kedua mencerminkan pesimisme investor terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

“Sekarang tingkat pengangguran di kalangan kaum muda sangat tinggi, banjir semakin parah, dan pendapatan rata-rata rakyat sangat kecil. Kita harus tahu bahwa pengeluaran rakyat dan pengeluaran publik pemerintah adalah bagian penting dari GDP. Jika rakyat tidak memiliki uang untuk dibelanjakan atau pemerintah juga tidak memiliki uang untuk diinvestasikan, maka semua ini akan membuat perkembangan ekonomi semakin lesu. Investor asing tentu sangat menyadari hal ini,” ujar mantan Menteri Keuangan Republik Tiongkok, Dr. Yen Ching-chang.

Setelah investasi asing di Tiongkok mencapai rekor tertinggi USD>344 miliar pada tahun 2021, investasi tersebut menurun secara signifikan. Para komentator berpendapat bahwa lemahnya ekonomi Tiongkok terkait dengan meningkatnya ketegangan geopolitik.

“Berbagai faktor dalam ekonomi Tiongkok telah menyebabkan investasi asing kehilangan keyakinan terhadap pasar Tiongkok. Perusahaan asing memilih hengkang dari Tiongkok karena pertimbangan penataan global mereka. Baru-baru ini, Undang-Undang Anti-Spionase yang direvisi memperluas definisi spionase dan memiliki isi yang sangat umum, membuat perusahaan asing merasa bahwa berinvestasi di Tiongkok dapat membahayakan keselamatan pribadi dan kebebasan berbicara para eksekutif mereka,” ujar Dr. Yen Ching-chang.

Meskipun pemerintah Tiongkok telah sering mengambil langkah untuk menarik dan memanfaatkan investasi asing, hasilnya tampaknya terbatas.

“Xi Jinping menghadiri jamuan makan malam dengan perusahaan besar di Silicon Valley, AS, dalam kunjungannya ke San Francisco. Namun, segera setelah makan malam tersebut, beberapa perusahaan besar langsung menarik investasi mereka dari Tiongkok. Perusahaan-perusahaan besar ini dalam proses evaluasi mereka tidak akan mempertimbangkan makan malam pribadi dengan pemimpin negara sebagai faktor penting. Mereka akan secara realistis mengevaluasi masalah yang telah menumpuk di negara tersebut dan prospek masa depan mereka. Jadi kita dapat melihat bahwa dalam situasi Tiongkok saat ini, prospek perkembangan masa depannya, tidak hanya membuat investor asing kehilangan kepercayaan, tetapi juga membuat perusahaan domestik tidak percaya diri,” kata Dr. Yen Ching-chang.

Ekonomi yang lesu dan lemahnya permintaan domestik yang terus-menerus tidak membaik. CEO L’Oréal, perusahaan kosmetik raksasa Prancis, secara terang-terangan mengatakan bahwa satu-satunya tempat di dunia di mana kepercayaan konsumen sangat rendah adalah Tiongkok. CEO Daimler Group, Ola Källenius, mengatakan, “Kami tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan konsumen Tiongkok untuk mendapatkan kembali kepercayaan mereka.”

“Setahu dirinya, sekarang termasuk perusahaan Kanada dan Amerika Serikat, mereka menyarankan warga negaranya untuk tidak pergi ke Tiongkok jika tidak diperlukan. Jadi, jika orang-orang tidak bisa pergi ke Tiongkok, bagaimana bisa dana masuk ke sana? Jadi saya pikir ada banyak masalah struktural yang tidak bisa diatasi. Tanpa investasi asing, ekspor akan berkurang, dan ketika ekspor menurun, ekonomi akan memburuk, yang pada gilirannya akan membuat investasi asing semakin enggan untuk masuk. Ini menciptakan lingkaran setan,” ujar Huang Shicong.

Selain penarikan investasi asing, jumlah properti yang dilelang juga mencapai rekor tertinggi. Statistik menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, skala daftar properti yang dilelang mencapai 202.000 unit, meningkat lebih dari 12% dari tahun ke tahun.

Pakar keuangan Taiwan, Huang Shicong, berpendapat bahwa penurunan investasi asing, pasar perumahan yang lesu, dan utang pemerintah daerah yang memburuk telah menyebabkan setiap aspek ekonomi Tiongkok terjebak dalam lingkaran setan, dan saat ini pemerintah Tiongkok belum menemukan cara untuk menghentikan siklus ini. (Hui)