“Bulan Madu” Serangan Militer Ukraina ke Rusia telah Berakhir? 60.000 Tentara Rusia Menuju Kursk

Sudah hampir 10 hari sejak pasukan Ukraina memasuki wilayah Rusia, dan Presiden Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari tanah Rusia. Putin juga menunjuk Jenderal Alexey Dyumin sebagai koordinator operasi anti-teror di Kursk. Banyak yang meyakini bahwa ini adalah langkah penting bagi Putin dalam mempersiapkan Dyumin sebagai penerusnya di masa depan.Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Jenderal Alexey Dyumin sebagai koordinator operasi anti-teror di Kursk

www.aboluowang.com

Pasukan Ukraina telah memasuki wilayah Rusia selama hampir 10 hari. Presiden Putin memerintahkan militer Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari tanah Rusia dan menunjuk Jenderal Alexey Dyumin sebagai koordinator operasi anti-teror di Kursk. Banyak yang meyakini bahwa ini adalah langkah penting bagi Putin dalam mempersiapkan Dyumin sebagai calon penerusnya di masa depan.

Sekitar 10 hari lalu, pasukan Ukraina menyerang wilayah Kursk di Rusia. Pasukan perbatasan Rusia tidak siap menghadapi serangan ini, ditambah lagi dengan kurangnya persenjataan berat dan tidak adanya ranjau di sepanjang jalan, sehingga pasukan Ukraina dengan cepat berhasil menguasai lebih dari seribu kilometer persegi wilayah Rusia. 

Sebelum pasukan Rusia di garis depan dan pasukan tambahan dari wilayah sekitarnya dapat dikerahkan kembali, pasukan Ukraina menikmati “masa bulan madu” dalam serangan mereka, yang merupakan tamparan keras bagi Putin.

Namun, seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah. Pasukan Rusia dalam jumlah besar menuju Kursk, dan laju serangan pasukan Ukraina pun mulai melambat.

Menurut laporan kolom militer Tiongkok “Wang Quan” pada 15 Agustus lalu, Jenderal Alexey Dyumin, yang kini berusia 51 tahun, berasal dari keluarga militer. Pada tahun 1995, ia bergabung dengan Dinas Pengawalan Federal, dan kemudian dipindahkan ke Biro Keamanan Presiden. 

Setelah Putin menjadi presiden, Dyumin menjadi ajudannya, dan ada yang mengatakan bahwa ia adalah pengawal pribadi Putin. Mengingat situasi kacau yang terjadi di Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet, pekerjaan Dyumin jelas sangat penting, dan karena itu ia mendapat kepercayaan besar dari Putin.

Dyumin menjadi terkenal ketika ia menjabat sebagai wakil direktur Direktorat Utama Intelijen Militer pada tahun 2014 dan menunjukkan kinerja luar biasa saat memimpin pasukan operasi khusus Rusia. Menurut Putin, pasukan operasi khusus memainkan peran kunci dalam operasi di Krimea, dan Dyumin dianugerahi gelar “Pahlawan Federasi Rusia” atas keberhasilannya.

Setelah itu, Dyumin dipromosikan menjadi wakil komandan pertama Angkatan Darat dan kepala staf umum, dan pada tahun 2016 ia diangkat menjadi wakil menteri pertahanan. Namun, Putin tiba-tiba memindahkannya ke kota Tula sebagai gubernur. 

Sekilas, pengangkatan ini tampak seperti penurunan pangkat, tetapi sebenarnya lebih merupakan pelatihan komprehensif. Pada saat itu, banyak yang berspekulasi bahwa karena Dyumin telah lama bertugas di militer dan kurang berpengalaman dalam administrasi, Putin bertujuan untuk melatihnya dalam urusan pemerintahan agar ia bisa maju lebih jauh di masa depan.

Selama menjabat sebagai gubernur kota Tula, Dyumin menunjukkan kemampuan administratif yang luar biasa, terutama dalam menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan, menjadikan kota Tula salah satu wilayah teratas di seluruh Rusia. Hingga pada bulan Mei 20204 lalu, Putin memanggil Dyumin kembali ke Moskow dan menunjuknya sebagai asisten presiden yang bertanggung jawab atas industri pertahanan, olahraga, dan Dewan Negara. Terutama sebagai sekretaris Dewan Negara, Dyumin benar-benar memasuki lingkaran pengambil keputusan tertinggi di Rusia.

Invasi pasukan Ukraina kali ini merupakan serangan terbesar terhadap wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. Jika Dyumin mampu menangani krisis ini dengan baik, reputasinya akan meningkat, dan prestasinya akan semakin diakui.

Selain itu, Rusia baru-baru ini meningkatkan dukungan ke Kursk dengan mengirimkan 60 ribu tentara untuk menghadapi pasukan Ukraina yang menyeberangi perbatasan. Sejak dini hari tanggal 12 Agustus, kereta yang membawa pasukan dan perlengkapan tambahan Rusia terus berdatangan ke Kursk. Menurut laporan dari Staf Umum Militer Rusia, sebuah angkatan darat elit dengan sekitar 60 ribu tentara, lebih dari 480 tank tempur utama, ribuan kendaraan lapis baja, dan lebih dari 800 artileri kaliber besar serta peluncur roket telah dikirim untuk mendukung pasukan di Kursk.

Pasukan Ukraina juga telah mengumpulkan lima brigade di Kursk, dengan kekuatan tempur sekitar 20 ribu tentara, yang dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama terdiri dari 300 orang, gelombang kedua lebih dari seribu orang, dan gelombang ketiga lebih dari 10 ribu orang, yang terus-menerus menyerbu Kursk dan telah masuk puluhan kilometer ke wilayah Rusia, menguasai wilayah Sudzha, dan membangun posisi pertahanan untuk bersiap menghadapi pertempuran jalanan dengan pasukan Rusia.

Saat ini, pasukan Rusia dan Ukraina masih bertempur sengit di wilayah Sudzha. Pasukan Rusia telah menguasai wilayah timur Sudzha, sementara pusat dan barat wilayah Sudzha masih dalam keadaan berimbang. Dengan kedatangan pasukan tambahan Rusia, pertempuran besar di Kursk diperkirakan akan segera meletus. (Jhon)