CDC Eropa Mengingatkan Akan Ada Lebih Banyak Kasus Virus Mpox Impor Hingga Tingkatkan Kewaspadaan Risiko

oleh Tom Ozimek – The Epoch Times

Badan pencegahan penyakit Eropa memperingatkan bahwa lebih banyak kasus impor dari virus Mpox lebih parah, yang mana saat ini beredar di Afrika, “sangat mungkin” terjadi di Eropa dalam beberapa minggu mendatang.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa – European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (16/8/2024) bahwa mereka telah meningkatkan tingkat kewaspadaan risiko untuk kasus-kasus sporadis Mpox varian clade I – yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet – di 27 negara anggota Uni Eropa (UE) ditambah Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia, ke tingkat “moderat”.

Meskipun  menaikkan tingkat kewaspadaan risiko, badan tersebut mengatakan bahwa kemungkinan penularan yang berkelanjutan tetap “sangat rendah,” asalkan diagnosis cepat dan tindakan pengendalian dilakukan.

ECDC mengatakan bahwa mereka  memperkuat kegiatan pengawasan dan kesiapsiagaan di negara-negara anggota Uni Eropa ditambah tiga negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa – yang secara kolektif dikenal sebagai anggota Wilayah Ekonomi Eropa (EEA).

“Sebagai hasil dari penyebaran wabah yang cepat di Afrika, ECDC telah meningkatkan tingkat risiko bagi penduduk umum di Uni Eropa/EEA dan para pelancong yang berkunjung ke daerah yang terkena dampak. Mengingat hubungan yang erat antara Eropa dan Afrika, kita harus siap menghadapi lebih banyak kasus clade I yang diimpor,” kata Pamela Rendi-Wagner, direktur ECDC, dalam sebuah pernyataan.

Badan tersebut meminta otoritas kesehatan masyarakat di masing-masing negara anggota Uni Eropa / EEA untuk mempertahankan perencanaan kesiapsiagaan tingkat tinggi dan kegiatan peningkatan kesadaran untuk mendeteksi kasus mpox yang baru diimpor.

“Memastikan pengawasan yang efektif, pengujian laboratorium, investigasi epidemiologi, dan kapasitas penelusuran kontak akan sangat penting untuk mendeteksi kasus-kasus MPXV clade I di benua ini dan mengaktifkan respons apa pun,” kata badan tersebut.

Laporan ini dikeluarkan sehari setelah kasus sub varian clade I ditemukan di Swedia, sebuah negara anggota Uni Eropa. Ini adalah kasus pertama dari jenis yang lebih parah di luar Afrika.

Peningkatan kewaspadaan ECDC menyusul penyebaran cepat jenis virus yang lebih ganas di Afrika, terutama di Republik Demokratik Kongo, di mana wabah yang melibatkan kedua bentuk endemik dan sub varian baru myang uncul, clade Ib, telah menimbulkan kekhawatiran global. 

Sub-varian clade I ini telah menyebar dari Kongo ke negara-negara yang tidak pernah melaporkan kasus Mpox, seperti Kenya dan Uganda.

“Mutasi genetik  menyebabkan penularan virus dari manusia ke manusia yang tidak terputus selama berbulan-bulan,” ujar lembaga amal medis Doctors Without Borders dalam laporannya pada 15 Agustus tentang wabah di Kongo, seraya menyebut percepatan wabah ini sebagai hal yang mengkhawatirkan.

Badan amal tersebut mengatakan bahwa sumber penularan utama adalah hubungan seksual, tetapi penyakit ini juga ditularkan dengan cara lain, termasuk melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit, atau selaput lendir hewan yang terinfeksi.

“Ada risiko ledakan yang nyata, mengingat pergerakan populasi yang sangat besar,” kata Dr. Louis Massing, direktur medis kelompok tersebut untuk Kongo, dalam sebuah pernyataan pada akhir Juli.

Baru-baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini mendeklarasikan wabah ini sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang mengancam keamanan benua.

Sejauh tahun ini, 12 negara Afrika telah melaporkan lebih dari 17.500 kasus Mpox, termasuk 517 kematian, menurut CDC Afrika. Angka tersebut menunjukkan peningkatan 160 persen pada akhir Juli dibandingkan  periode yang sama pada tahun 2023. Kongo telah melaporkan jumlah kasus tertinggi, menyumbang sekitar 97 persen dari kematian.

Amerika Serikat terus mencatat kasus mpox clade II, yaitu varian yang tidak terlalu parah sehingga 99,9 persen orang yang terinfeksi dapat bertahan hidup, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS .

Sub varian clade I menyebabkan penyakit yang lebih parah dan lebih menular, dengan CDC menyatakan bahwa  wabah telah menewaskan hingga 10 persen orang yang sakit.

CDC AS mengatakan dalam pembaruan mpox pada 15 Agustus bahwa risiko bagi warga Amerika Serikat dari wabah yang sedang berlangsung di Afrika masih sangat rendah karena terbatasnya perjalanan antara Afrika tengah dan Amerika Serikat.

Badan ini merekomendasikan agar orang-orang mempertimbangkan vaksinasi sebagai tindakan perlindungan. Tindakan pencegahan tambahan termasuk menghindari kontak dengan orang yang menunjukkan gejala mpox, menjauhi hewan liar di daerah di mana virus ini berada serta menahan diri tidak mengonsumsi daging dari hewan liar. (asr)