Para negosiator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar pada Kamis (15/8/2024),mengadakan putaran baru pembicaraan tentang “Perjanjian Gencatan Senjata Gaza” dengan delegasi Israel di Doha, ibu kota Qatar. Sementara itu, pertempuran masih berlanjut
Li Yun dan Wang Yanqiao dari New Tang Dynasty Television
Pada Kamis 15 Agustus, putaran baru “Pembicaraan Gencatan Senjata Israel-Palestina” dimulai di Doha, ibu kota Qatar.
Para negosiator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir mengadakan pertemuan tertutup dengan perwakilan Israel.
Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyatakan bahwa pembicaraan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat (16/8/2024).
“Kami memperkirakan tidak akan ada kesepakatan yang dicapai dalam pembicaraan hari ini. Faktanya, saya memperkirakan pembicaraan ini akan berlangsung hingga besok. Negosiasi ini sangat penting. Hambatan yang tersisa dapat diatasi, dan kita harus menyelesaikan proses ini,” ujarnya.
Pihak Amerika Serikat juga menyatakan bahwa Hamas tidak secara langsung terlibat dalam pembicaraan ini, tetapi para mediator berencana untuk berkonsultasi dengan perwakilan Hamas setelah pertemuan.
“Hamas akan terlibat dengan cara tertentu atau melalui perwakilan, dan mereka pasti akan bergabung dalam negosiasi yang sedang berlangsung, karena ketika berbicara tentang negosiasi antara kedua belah pihak, itu mungkin diperlukan,” ujar juru Bicara Utama Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel.
Ketika pembicaraan gencatan senjata sedang berlangsung, pertempuran masih terus berlanjut.
Selain pertempuran yang berkelanjutan di Gaza dan Tepi Barat, Israel dan Hizbullah terus terlibat baku tembak di daerah perbatasan Lebanon.
Pada Kamis, militer Israel merilis rekaman operasi militer mereka di Jalur Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel menyatakan bahwa mereka masih berperang dengan pejuang Hamas di daerah Rafah, Gaza, dan menemukan sebuah terowongan milik Hamas.
Selain itu, operasi militer Israel di Khan Yunis dan Gaza Tengah juga terus berlanjut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, pada Kamis mengunjungi Beirut dan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, serta Ketua Parlemen, Nabih Berri.
Stephane Sejourne menyatakan harapannya agar Lebanon tetap menahan diri dan tidak memperburuk ketegangan.
“Kami juga berharap ada gencatan senjata di Gaza, ini adalah faktor penting dan diperlukan untuk menjamin perdamaian di kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne.
Otoritas Gaza menyatakan bahwa setelah lebih dari sepuluh bulan pertempuran, jumlah korban tewas di Palestina telah melampaui 40.000 orang; sementara Israel mengatakan bahwa sebagian besar yang tewas adalah pejuang bersenjata.
Hingga kini, masih ada lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza. (Hui)