Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada 19 Agustus, memperingatkan Israel dan Hamas bahwa saat ini mungkin merupakan kesempatan terbaik, sekaligus yang terakhir, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta pembebasan para sandera
Secretchina.com
Menurut laporan Reuters, pada 19 Agustus pagi, Blinken bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sebelum pertemuan dengan Presiden Herzog, Blinken menyampaikan kepada wartawan, “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin ini adalah kesempatan terbaik—dan mungkin terakhir—untuk membawa para sandera pulang dan mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.”
Blinken juga memperingatkan agar tidak melakukan provokasi apapun. Dia berkata, “Sekarang adalah waktunya untuk memastikan bahwa tidak ada yang melakukan langkah-langkah yang bisa merusak proses perdamaian ini. Oleh karena itu, kami berupaya memastikan bahwa situasi tidak semakin memanas dan tidak ada provokasi yang terjadi.”
Berbulan-bulan negosiasi yang terputus-putus mengenai kesepakatan gencatan senjata di Gaza selalu berkisar pada isu-isu yang sama. Israel menyatakan bahwa hanya dengan menghancurkan Hamas perang di Gaza bisa berakhir; sementara Hamas menegaskan bahwa mereka hanya akan menerima gencatan senjata permanen, bukan sementara.
Namun, perbedaan pendapat masih ada mengenai keberadaan pasukan Israel di dalam wilayah Gaza (terutama di daerah perbatasan dengan Mesir), kebebasan bergerak bagi warga Palestina, serta identitas dan jumlah tahanan yang akan ditukar dan dibebaskan.
Meskipun Gedung Putih memiliki pandangan optimis mengenai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, baik Israel maupun Hamas menyatakan bahwa mencapai kesepakatan ini akan sangat sulit.
Pada 18 Agustus, Hamas menuduh Perdana Menteri Israel, Netanyahu, “menghalangi upaya diplomasi para mediator.”
Turkiye menyampaikan pesan dari utusan Hamas bahwa pejabat pemerintah Amerika Serikat menggambarkan skenario yang terlalu optimis tentang gencatan senjata di Gaza. Kantor Perdana Menteri Netanyahu menyatakan pada 18 Agustus bahwa Netanyahu mengatakan kepada kabinet Israel, “Kami sedang bernegosiasi, bukan terus-menerus memberikan konsesi.”
Hamas juga kembali melakukan serangan bom bunuh diri di wilayah Israel setelah bertahun-tahun. Pada 19 Agustus, Hamas dan kelompok militan lainnya, Jihad Islam, mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi pada 18 Agustus di dekat sebuah sinagoga di Tel Aviv, Israel. Seorang pria yang membawa bom tewas di tempat, sementara satu orang lainnya terluka.
Dalam wawancara dengan Reuters, pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, meremehkan desakan Blinken agar Netanyahu menerima kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Dia berkata, “Blinken bertindak seolah-olah dia adalah seorang menteri dalam pemerintahan Netanyahu.”
Pada 19 Agustus, keluarga para sandera di Israel menggelar aksi protes, mendesak Perdana Menteri Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu, warga Palestina di Jalur Gaza menyatakan pesimisme mereka terhadap kemampuan Blinken untuk membawa kesepakatan gencatan senjata. Seorang pengungsi, Hanan Abu Hamid, menuturkan, “Mereka berbohong hanya untuk semakin menghancurkan kami. Mereka membunuh kami, membunuh anak-anak kami, membuat kami kelaparan, dan membuat kami kehilangan tempat tinggal.” (jhon)