Surabaya – Di dunia perhotelan terutama di Surabaya tidak asing lagi dengan sosok yang memiliki nama Mohamad Yusak Anshori. Kelahiran Kediri, 13 Oktober 1967 ini mengawali karier sebagai Telemarketing di Hyatt Regency Surabaya. Beliau sempat tercatat sebagai orang Asia pertama yang menjabat General Manager di jaringan operator Radisson dalam usia 30 tahun, ketika beliau bergabung dengan Hotel Radisson Yogyakarta. Tidak berlebihan jika beliau disebut “Mpu” nya perhotelan meski awalnya mengaku tersesat di dunia perhotelan. Dan tak mengherankan jika saat ini beliau menyandang gelar yang berderet, Assoc. Prof. Dr. Mohamad Yusak Anshori, M.M., CSEP, CPM (Asia).
Lama tidak bertemu dan ingin bersilaturahmi sambil ngrumpi pintar bersama beliau. Saat di temui The Epoch Times di PrimeBiz Hotel, tempat dimana sekarang beliau berkantor sebagai General Manager.
Ketika ditanya apa yang membuatnya tetap bertahan di bisnis perhotelan hingga hampir 4 dekade.
“Yang pertama adanya passion. Dan passion saya adalah di dunia pelayanan. Yang kedua bisnis perhotelan ini bersifat dinamis bertemu banyak orang, berarti banyak teman dan relasi, ini berarti memudahkan kita untuk berbisnis di bidang apapun. Networking penting dalam berbisnis. Juga adanya trust yang harus terus dijaga, juga mengelola sumber daya yang kita miliki,agar semua dengan porsinya dan mencapai tujuan bersama,” jelas beliau yang juga menjadi dosen di 3 universitas ternama di Surabaya ini.
Bagaimana agar bisnis perhotelan cepat bangkit pasca pandemic covid-19 lalu?
“Setelah pandemi perilaku konsumen tentunya berubah, jika tidak dapat mengamati maka akan ketinggalan. Dan masing-masing hotel memiliki segmen pasar sendiri-sendiri. Permasalahannya apakah manajemen masing-masing hotel tersebut mengenali segmen pasarnya. Dan selanjutnya tahukah cara mencapai segmen pasar itu. Jangan ikut-ikutan. Dengan demikian kita tidak takut diikuti oleh pesaing.
Bagaimana penerapannya di PrimeBiz?
“Pada dasarnya hotel itu sama yang membedakan adalah pelayanannya. Dengan pelatihan maka pelayanan di hotel juga akan sama. Yang membedakan adalah kami harus mengetahui segmen pasar di Surabaya Selatan ini siapa? Kalau saya ingin mencapai pasar Surabaya tengah tidak akan bisa karena kebutuhannya berbeda. Dan sekarang orang memilih hotel harga itu nomer 3, yang utama adalah lokasi yang strategis ke tempat tujuannya. Yang kedua mereka melihat review di internet, baru mencari harga.” Pungkas mantan executive director Surabaya Tourism Promotion Board (STPB)
Kebanyakan para tamu yang menginap di PrimeBiz mengatakan hotel ini bersih dan makanannya masakan rumahan, rasa rumah di hotel. Dibuat suasana rumah di hotel, sampai kalau mencari mie instan juga ada. Kebersihan sangat diutamakan hingga dapur harus lebih bersih dari ruang tamu. Ini merupakan konsep sederhana yang sering dilupakan orang. Terutama setelah pandemi Covid-19, dimana kebersihan menjadi perhatian banyak orang.