Zhou Guihang – New Tang Dynasty Television
Pada 19 Agustus 2024 dini hari, di Chengdu, Sichuan, Tiongkok terjadi insiden kekerasan di mana petugas penegak hukum kota (chengguan) memukul seorang pedagang buah, yang memicu meledaknya aksi protes secara besar-besaran. Ratusan warga yang melintas bergabung untuk mengepung kendaraan petugas dan polisi, menuntut keadilan bagi pedagang yang dipukuli.
Kejadian ini terjadi di persimpangan jalan di kawasan Shuangliu, di mana seorang pedagang buah menjadi korban kekerasan saat petugas mencoba untuk mengusirnya dari lokasi. Ketegangan meningkat ketika polisi yang dipanggil untuk mendukung petugas kota mencoba menangkap pedagang lain, yang kemudian diborgol dan akan dibawa pergi.
Melihat kejadian tersebut, warga setempat yang melintas segera mengepung kendaraan petugas dan polisi, menuntut agar pedagang yang terluka dibawa ke rumah sakit dan pedagang yang ditangkap dibebaskan. Penolakan pihak berwenang untuk memenuhi tuntutan ini hanya memicu kemarahan lebih lanjut, sehingga semakin banyak warga yang bergabung dalam protes.
Menurut laporan dari pengguna media sosial yang aktif memantau kejadian di Tiongkok, jumlah pengunjuk rasa akhirnya mencapai ribuan orang. Tekanan dari massa membuat pihak berwenang terpaksa melepaskan pedagang yang ditangkap. Dalam aksi simbolis, pedagang tersebut kemudian melompat ke atas kendaraan polisi, masih dengan borgol di salah satu tangannya, dan mengacungkan tangan sebagai bentuk protes, yang disambut sorak-sorai dari warga.
Aksi protes ini berlanjut hingga sekitar pukul 22.00 waktu setempat, setelah polisi akhirnya membawa pedagang yang terluka ke rumah sakit, dan para pengunjuk rasa secara perlahan membubarkan diri.
Kejadian ini memicu reaksi luas di media sosial, di mana banyak pengguna mengomentari tindakan warga Chengdu sebagai tanda semakin tingginya ketegangan sosial di Tiongkok. Mereka juga memuji keberanian warga yang berani menentang tindakan otoritas.
Ini bukan pertama kalinya terjadi insiden serupa di Chengdu. Pada Mei lalu, protes besar juga terjadi setelah seorang pekerja migran muda dituduh merusak mobil mewah dan dipukuli oleh pemilik mobil, yang kemudian mengklaim bahwa anaknya adalah seorang pejabat tinggi di kota itu. Insiden tersebut juga berakhir dengan konfrontasi antara warga dan pihak kepolisian. (jhon)