Bank Indonesia: Perekonomi Jawa Timur Tumbuh Sebesar 4,98 Persen

Surabaya- Kantor OJK Provinsi Jawa Timur (OJK Jatim) berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim), Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan II Surabaya (KPW II LPS), dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur – Kementerian Keuangan (DJPb Kemenkeu) menyelenggarakan acara Media Briefing  dengan  tema  “Penguatan  Sinergi  Untuk  Menjaga  Stabilitas  dan Momentum Peningkatan Kinerja Ekonomi Jawa Timur”.

KPw BI Jatim mengawali paparan dengan penyampaian kondisi keuangan global dan domestik.

“Ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi namun ekonomi nasional hingga triwulan II – 2024 masih tetap kuat dengan inflasi yang terjaga di sasaran.  Seiring dengan kondisi dimaksud, perekonomian Jawa Timur pada triwulan II – 2024 tumbuh sebesar 4,98% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan permintaan eksternal yang tercermin dari kinerja ekspor yang lebih tinggi. Dari sisi penawaran, peningkatan didorong oleh kinerja  lapangan usaha pertanian yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang  lebih  kondusif serta pergeseran puncak panen raya padi menjadi awal triwulan II – 2024.” Papar Kepala Kanwil BI Jati, Erwin Gunawan Hutapea.

Terkait dengan inflasi gabungan kota IHK, pada Juli 2024 gabungan kota IHK di Jawa Timur tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm) dan 2,13% (yoy). Dengan demikian, tingkat inflasi masih terjaga dalam target sasaran nasional. Inflasi Juli 2024 (yoy) didorong oleh kelompok pengeluaran dengan andil terbesar yaitu makanan, minuman, dan tembakau utamanya komoditas beras, cabai rawit, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara faktor penahan inflasi utamanya yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat serta bawang merah. Terjaganya tekanan inflasi tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID.

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) terpantau terjaga untuk mendukung transaksi ekonomi Jawa Timur. Transaksi arus kas tunai

pada triwulan II – 2024 menunjukan kondisi net inflow sebesar Rp7,31 triliun sejalan dengan normalisasi belanja dan kegiatan masyarakat paska pemilu pada  triwulan  sebelumnya.  Perkembangan  transaksi  Tarik  tunai  APMK tumbuh melambat menjadi 9,08% (yoy) dari sebelumnya sebesar  15,99%. Nilai transaksi RTGS tumbuh 4,78% (yoy) namun transaksi SKNBI (kliring) terkontraksi  sebesar  2,22%  (yoy).  Sementara  itu,  nilai  transaksi  QRIS terakselerasi 154,8% (yoy) seiring dengan peningkatan jumlah merchant dan pengguna.  KPw  BI  Jatim  secara  aktif  dan   konsisten  mengakselerasi ekstensifikasi implementasi Elektronifikasi  Transaksi Pembayaran melalui berbagai  program  inovatif  seperti  penyelenggaraan  HLM  TP2DD  sebagai langkah  konkret  dalam  mewujudkan  ekosistem  ekonomi  dan  keuangan digital  yang  inklusif  dan  efisien  serta  berkontribusi  pada  kebangkitan ekonomi nasional.

Terkait dengan outlook perekonomian Jawa Timur, KPw BI Jatim tetap mewaspadai sejumlah tantangan, baik global maupun domestik, serta mengoptimalkan momentum peluang perbaikan ekonomi. Kinerja ekonomi Jawa Timur diperkirakan tetap kuat dan berada pada rentang 4,7% – 5,5% (yoy) yang ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan perbaikan permintaan mitra dagang luar negeri. Inflasi IHK Jawa Timur diperkirakan berada dalam rentang sasaran target yakni 2,5 ± 1%.