Ukraina pada Rabu (21/8/2024) melancarkan serangan secara besar-besaran menggunakan drone ke ibu kota Rusia, Moskow. Selain itu, badan intelijen Ukraina mengungkapkan bahwa seorang tentara Rusia telah membelot ke Ukraina
Yi Jing – NTD
Dari Selasa 20 Agustus hingga Rabu dini hari, wilayah Rusia mengalami serangan secara besar-besaran dari drone Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh 45 drone Ukraina yang memasuki wilayah udara Rusia, 11 di antaranya ditembak jatuh di daerah Moskow. Tidak ada laporan terjadinya korban jiwa.
Beberapa drone ditembak jatuh di atas kota Podolsk, yang berjarak sekitar 38 kilometer dari Kremlin. Ini merupakan salah satu serangan drone terbesar yang dilancarkan Ukraina terhadap wilayah Moskow sejak perang Rusia-Ukraina dimulai.
Selain itu, Ukraina mengonfirmasi pada Rabu bahwa mereka untuk pertama kalinya menggunakan sistem roket HIMARS buatan Amerika Serikat untuk menghancurkan jembatan terapung Rusia guna mempertahankan wilayah Ukraina dari invasi ke wilayah Kursk di Rusia.
Pejabat Rusia mengklaim bahwa Ukraina telah merusak atau menghancurkan setidaknya tiga jembatan di Sungai Seim, dengan serangan mencapai jarak 28 hingga 35 kilometer.
Dalam menanggapi serangan balasan Ukraina, Pentagon menegaskan kembali bahwa serangan lintas batas diperbolehkan dan Amerika Serikat akan terus membantu Ukraina menghentikan agresi Rusia, sambil berusaha memahami tujuan jangka panjang Ukraina dalam merebut wilayah Kursk.
Juru bicara Pentagon, Brigjen Pat Ryder mengatakan, “Mereka (Ukraina) jelas telah memaksa Rusia untuk merespons dengan kesulitan. Ini menunjukkan kreativitas dan kemampuan tempur orang-orang Ukraina.”
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa tujuan dari tindakan ini untuk membangun zona penyangga guna mencegah serangan lintas batas Rusia di masa depan terhadap Ukraina. Sementara itu, Ukraina sedang menangkap banyak tawanan perang Rusia, dengan harapan dapat menukarkan mereka dengan warga Ukraina yang ditangkap.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu mengklaim bahwa invasi Ukraina ke Rusia membuat negosiasi antara Moskow dan Kyiv menjadi tidak mungkin.
Menurut Badan Intelijen Pertahanan Ukraina, seorang tentara Rusia telah berhasil membelot ke Ukraina. Tentara ini, dengan nama kode “Silver,” adalah anggota aktif unit “Storm” Rusia dan tahun ini membelot ke kelompok yang berjuang untuk Ukraina, yaitu Legiun Kebebasan Rusia.
Dalam pelariannya dari unit “Storm,” ia melakukan ledakan di markas besar, yang mengakibatkan terluka parahnya komandan dan beberapa perwira tinggi.
Badan Intelijen Pertahanan menekankan bahwa Ukraina memperoleh informasi berharga tentang posisi, penempatan pasukan, dan rencana operasi militer Rusia di daerah garis depan tertentu dari tentara yang membelot ini. (Hui)