Zhao Fenghua dan Rong Yu – NTD
Menjelang akhir kunjungannya ke Timur Tengah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk menerima perundingan gencatan senjata. Sementara itu, pada Rabu, 21 Agustus, Israel mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan seorang komandan militer kelompok Palestina dalam serangan udara.
Israel mengkonfirmasi bahwa dalam serangan udara di selatan Lebanon, mereka telah menewaskan Khalil Makda, seorang komandan dari kelompok Fatah Palestina yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan di Tepi Barat.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi sebuah pangkalan udara di Israel utara dan memberikan pidato.
Netanyahu menyatakan, “Kami telah siap menghadapi segala situasi, baik untuk pertahanan maupun serangan.”
Video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan bahwa operasi militer di Jalur Gaza masih berlanjut.
Pada Rabu, diadakan pemakaman bagi Yagev Buchshtav, salah satu dari enam sandera yang ditemukan tewas oleh militer Israel. Pemakaman ini dihadiri oleh ratusan orang di Nirim, Israel.
Sementara itu, ratusan warga Yahudi ultra-ortodoks di Yerusalem menggelar protes dengan memblokir jalan, menolak kebijakan wajib militer Israel. Aksi ini berujung bentrokan dengan polisi dan setidaknya lima pengunjuk rasa ditangkap.
Pada Selasa malam, sebelum meninggalkan Doha, Blinken menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak menerima pendudukan jangka panjang Israel di Gaza. Kesepakatan gencatan senjata mencakup jadwal dan lokasi penarikan pasukan Israel.
Blinken menekankan, “Kita perlu mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, kita harus melakukannya sekarang. Waktu adalah segalanya.”
Menjelang akhir kunjungannya ke Timur Tengah, Blinken menyebutkan bahwa karena Israel telah menerima usulan penyelesaian konflik, kini segala upaya harus dilakukan untuk mendesak Hamas agar segera menerima usulan tersebut. (Hui)