Pahitnya Pekerjaan Bergengsi,  4 Bank Terdaftar di Tiongkok Memecat Lebih dari 4.000 Karyawan dalam Enam Bulan

 Li Enzhen – NTD

Ekonomi Tiongkok yang mengalami kesulitan telah menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja dan penurunan gaji di sektor keuangan. Menurut statistik, pada paruh pertama tahun ini, empat bank, termasuk Bank of Nanjing dan Ping An Bank, mengurangi staf mereka yang berjumlah lebih dari 4.000 orang.

Laporan menunjukkan bahwa Bank Nanjing, Bank Ping An, Bank Pudong Development (SPDB), dan Bank Pertanian Shanghai (SHRB) adalah empat bank yang mengalami pengurangan tenaga kerja terbesar. 

Secara keseluruhan, jumlah karyawan di empat bank ini turun sebanyak 4.116 orang. Bank Ping An mengalami pengurangan terbesar dengan penurunan 2.289 karyawan, sementara SPDB mengurangi 1.690 karyawan.

Industri perbankan di Tiongkok, yang sebelumnya dianggap sebagai “golden bowl” atau mangkok emas yakni memberikan pekerjaan bergengsi, stabil, dan menguntungkan, kini menghadapi kenyataan pahit. Ekonomi yang terus menurun, disertai dengan kebangkrutan dan restrukturisasi bank, memaksa banyak bank melakukan pengurangan tenaga kerja dan penurunan gaji.

Selain pemutusan hubungan kerja, beberapa bank, seperti China Construction Bank, telah memberlakukan penyesuaian gaji yang mencakup pemotongan sebesar 10% untuk karyawan di kantor pusat. Bahkan, gaji eksekutif mungkin akan dipotong lebih banyak lagi, dengan pemotongan lebih tinggi bagi mereka yang berada di tingkat manajemen lebih tinggi.

Menurut laporan, empat bank besar di Tiongkok telah mengurangi sekitar 67.000 karyawan dalam lima tahun terakhir. Bank Pertanian Tiongkok mencatat pemotongan tenaga kerja terbesar, dengan pengurangan 35.000 karyawan sejak tahun 2017. Data menunjukkan bahwa lebih dari 50% karyawan yang dipecat berusia di atas 40 tahun, sementara hanya 21% yang berusia di bawah 30 tahun.

Sejak awal tahun ini, setidaknya 50 bank kecil hingga menengah telah dibubarkan, dengan banyak di antaranya merupakan bank pedesaan kecil. Selain itu, lebih dari 1.500 cabang bank di seluruh negeri telah ditutup hingga 25 Juli 2024.

Situasi ini mencerminkan betapa parahnya kondisi ekonomi Tiongkok, di mana aktivitas keuangan dan pinjaman menurun, menyebabkan keuntungan bank menurun, dan banyak bank menghadapi risiko kebangkrutan. (Hui)