Apakah Xi Khawatir dengan Pemberontakan Militer? Posisi Menteri Pertahanan Tiongkok Turun ke Level Terendah dalam Sejarah

Qin Xue/Gao Yu

Pemerintahan partai komunis Tiongkok secara resmi menurunkan status politik Menteri Pertahanan ke level terendah dalam sejarah. Menteri Pertahanan baru, Dong Jun, tidak masuk ke dalam Komisi Militer Pusat (CMC) maupun Dewan Negara, berbeda dengan pendahulunya. Para ahli militer menganalisis bahwa hal ini mencerminkan upaya Xi Jinping untuk menurunkan posisi politik militer karena  militer dikhawatirkan bersekutu dengan oposisi untuk menggulingkan kekuasaannya.

Pada Pleno Ketiga Komite Sentral ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang diadakan pada  Juli, Jenderal Dong Jun tidak dimasukkan ke dalam Komisi Militer Pusat maupun diangkat sebagai anggota Dewan Negara. Hal ini membuat posisi politik Menteri Pertahanan jatuh ke titik terendah dalam sejarah.

Menteri Pertahanan pertama PKT, Peng Dehuai, adalah anggota Politbiro; Menteri Pertahanan kedua, Lin Biao, dan Menteri Pertahanan ketiga, Ye Jianying, adalah Wakil Ketua Komite Sentral dan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat.

Setelah tahun 1980-an, Geng Biao menjabat sebagai Menteri Pertahanan dengan posisi sebagai anggota Politbiro dan Wakil Perdana Menteri. Chi Haotian menjabat sebagai Menteri Pertahanan dengan posisi sebagai anggota Politbiro, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, dan anggota Dewan Negara.

Namun, sejak Xi Jinping masuk ke dalam Komite Tetap Politbiro hingga sekarang, tidak ada lagi anggota Politbiro atau Wakil Ketua Komisi Militer yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan. Namun, Liang Guanglie, Chang Wanquan, Wei Fenghe, dan Li Shangfu masih mempertahankan posisi sebagai anggota Komisi Militer Pusat dan anggota Dewan Negara.

Namun, Dong Jun, yang ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan setelah insiden pemberontakan Tentara Roket, tidak memiliki posisi sebagai anggota Komisi Militer Pusat atau anggota Dewan Negara. Ini berarti, Menteri Pertahanan kehilangan status setingkat wakil negara dan turun menjadi menteri biasa.

Mantan Direktur Operasi Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS di Hawaii, Carl Schuster, mengatakan kepada reporter New Tang Dynasty Television bahwa ini bukanlah penurunan pangkat untuk Dong Jun, melainkan penurunan status untuk seluruh pejabat militer.

“Saya pikir Xi Jinping sedang berusaha mengurangi pengaruh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) serta kekuatannya di dalam partai. Saya juga berpikir dia melihat PLA dalam konteks yang negatif terkait tindakan diplomatik mereka,” ujar Carl Schuster.

Tugas utama Menteri Pertahanan Tiongkok adalah mewakili citra PKT saat berhubungan dengan media, militer asing, dan pasukan bersenjata lainnya.

“Dia (Xi Jinping) ingin Kementerian Luar Negeri berada di bawah kendalinya secara langsung untuk menangani urusan diplomatik. Dia menginginkan militer  secara ketat melaksanakan perintah. Dia merasa cara militer menangani masalah sudah terlalu otonom. Itulah sebabnya dia mengecualikan Menteri Pertahanan dari Komisi Militer Pusat. Dia berkata kepada militer, tugasmu hanyalah melaksanakan kebijakan. Komisi Militer Pusat akan menetapkan kebijakan. Jadi, jika Anda memikirkan dari sudut pandang ini, Xi Jinping sedang berusaha membatasi ruang lingkup pengaruh militer dan otonomi mereka dalam mengambil keputusan sendiri. Dia mencoba menempatkan mereka lebih dekat di bawah kendalinya,” kata Schuster.

Mengapa Xi Jinping ingin mengurangi kekuasaan militer? Schuster berpendapat bahwa hal ini terkait dengan rasa tidak aman Xi Jinping.

Schuster: “Dia khawatir jika militer bergabung dengan oposisi, dia akan digulingkan.”

Tahun lalu, ada laporan tentang pembersihan Tentara Roket PKT. Zhang Zhenzhong, mantan Wakil Komandan Tentara Roket dan Wakil Kepala Staf Gabungan Komisi Militer Pusat, serta penggantinya, Wakil Komandan Tentara Roket Liu Guangbin, dan Komandan Tentara Roket Li Yuchao dilaporkan telah ditangkap. Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang dan Menteri Pertahanan Li Shangfu menghilang.

Pada Juli tahun lalu, Komisi Militer Pusat PKT menunjuk kepemimpinan baru untuk Tentara Roket, mengkonfirmasi kabar bahwa kepemimpinan lama Tentara Roket telah disingkirkan. Pada Juni tahun ini, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan bahwa dua Menteri Pertahanan, Li Shangfu dan Wei Fenghe, dipecat dari partai karena “pelanggaran disiplin dan hukum.”

Schuster mengatakan bahwa penangkapan kepala Tentara Roket dan Menteri Pertahanan adalah cara Xi Jinping untuk mengancam bawahan agar tetap setia kepadanya.

“Seorang diktator pernah mengatakan bahwa kesetiaan terbesar datang dari orang-orang yang tidak merasa aman dengan posisi mereka. ‘Jika mereka tahu saya bisa memecat mereka kapan saja, mereka akan berusaha lebih keras untuk menyenangkan saya.’ Saya pikir Xi Jinping belajar dari sana,” ujarnya.

Setelah hilangnya Li Shangfu selama tiga bulan, Laksamana Angkatan Laut Dong Jun ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan. Namun, dia juga menjadi Menteri Pertahanan dengan posisi politik terendah dalam sejarah PKT.

Schuster menyatakan bahwa dengan menurunkan pengaruh politik militer, Xi Jinping menempatkan militer lebih di bawah otoritas kepemimpinan politik.

“Saya pikir dia sangat khawatir militer menjadi egois, hanya melakukan hal-hal yang menguntungkan militer. Dia ingin militer bertindak sesuai dengan instruksi dirinya dan partai. Yang paling tidak dia inginkan adalah militer bersekutu dengan oposisi potensial mana pun di dalam partai,” katanya. (Hui)