Bisnis Perkakas Bekas Restoran Tiongkok  Lagi Sibuk, Ada yang Menggarap 42 Restoran dalam Sebulan

Epoch Times

Perekonomian Tiongkok terus menurun dan jutaan restoran telah ditutup pada paruh pertama tahun ini,  sehingga menyebabkan  para pekerja  ‘pengepul perlengkapan restoran” untuk memanfaatkan kembali peralatan restoran menjadi sibuk. Seorang pengepul telah mengungkapkan bahwa ia telah mendatangi 42 restoran hot pot dalam sebulan, yang mencerminkan situasi industri makanan dan minuman di Tiongkok yang memprihatinkan.

Data dari Tianyancha menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, ada 1,347 juta perusahaan terkait restoran yang baru terdaftar di dalam negeri, sementara jumlah yang dibatalkan atau dicabut mencapai 1,056 juta, setara dengan total sepanjang tahun lalu.

Paruh pertama tahun ini disebut sebagai “paruh pertama terburuk” untuk industri restoran di Tiongkok. Dengan banyaknya restoran yang tutup, bisnis “pengepul perlengkapan restoran” malah berkembang pesat. Pekerjaan mereka adalah memulihkan peralatan dari restoran yang tutup dan kemudian menjualnya kembali kepada para pengusaha restoran baru.

Menurut laporan dari Red Restaurant Network, tahun ini, lesunya bisnis restoran semakin parah. Restoran lama dan besar pun tidak dapat bertahan, bahkan restoran hotpot, teh, dan roti menjadi yang paling banyak tutup. Pada paruh pertama tahun ini, jumlah pendaftaran restoran berhubungan dengan roti dan teh turun sekitar 30% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara jumlah pendaftaran restoran hotpot turun lebih dari 7.000 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Restoran besar dan lama yang tutup semakin banyak. Tahun ini, jumlah restoran besar yang dipulihkan lebih banyak 5 hingga 6 kali lipat dibandingkan tahun lalu,” kata seorang pedagang peralatan bekas. Dalam sebulan, ia memulihkan 42 restoran hotpot. Ada yang rugi lebih dari RMB.4 juta dalam setahun.

Data publik menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, pendapatan industri restoran di Beijing turun 3,5% dibandingkan tahun lalu, sementara pendapatan industri perhotelan dan restoran di Shanghai turun 3,6%. Menurut data dari Qichacha, selama lima bulan pertama tahun ini, ada 31.000 pembatalan dan pencabutan izin di empat kota besar yakni Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen, angkanya meningkat 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, gelombang penutupan restoran tahun ini datang lebih awal, dan banyak restoran lama dan besar tidak dapat bertahan.

Menurut laporan, An Dawei, kepala peralatan restoran bekas Dog Brother, mengatakan bahwa jumlah peralatan yang dipulihkan pada paruh pertama tahun ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun penjualan turun 20% dibandingkan tahun sebelumnya dan kecepatan perputaran peralatan menurun menjadi seminggu.

Sejak tahun lalu, restoran hotpot menjadi yang paling banyak tutup. Data dari Qichacha menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2024, ada 11.400 perusahaan terkait hotpot baru di Tiongkok, namun pada periode yang sama, ada 12.700 perusahaan yang dibatalkan atau dicabut izinnya.

An Dawei mengungkapkan bahwa ia memulihkan peralatan dari 42 restoran hotpot di Beijing dalam sebulan, sebuah angka yang memecahkan rekor.

An Dawei mengatakan bahwa tahun ini, jumlah restoran lama di Beijing yang beroperasi lebih dari sepuluh tahun yang tutup semakin banyak. Beberapa restoran baru bahkan tidak bisa bertahan lebih dari 1-2 bulan sebelum akhirnya tutup. Salah satu kliennya bahkan menutup usahanya setelah beroperasi kurang dari tiga hari.

Seorang pedagang peralatan restoran bekas lainnya di Guangzhou, Hou Ge, mengatakan bahwa ia memulihkan peralatan dari 40-50 restoran setiap bulan, dan sekitar 70% di antaranya adalah restoran hotpot.

Hou Ge menjelaskan bahwa karena musim dingin di Guangzhou pendek, banyak pemilik restoran hotpot yang berharap bisa menghasilkan uang untuk setahun dalam 3-4 bulan. Namun, pemikiran seperti ini  tidak realistis. Sejak Maret, restoran hotpot di Guangzhou banyak yang tutup.

Selain itu, restoran besar juga semakin sulit bertahan. Jumlah restoran besar yang dipulihkan oleh An Dawei meningkat 5-6 kali lipat dibandingkan tahun lalu, sebagian besar dari mereka adalah restoran yang sudah beroperasi selama 5 hingga 10 tahun.

Baru-baru ini, An Dawei memulihkan peralatan dari tiga restoran waralaba hotpot Chongqing. Ia mengungkapkan bahwa kerugian terkecil dari tiga restoran ini adalah lebih dari RMB. 3 juta . Salah satu dari mereka, yang sebelumnya berbisnis bahan bangunan dan beralih ke bisnis restoran karena kondisi industri yang buruk, mengalami kerugian lebih dari RMB.4 juta dalam setahun.

Hou Ge juga mengungkapkan bahwa jumlah toko minuman teh yang ia pulihkan hanya sedikit lebih rendah dibandingkan restoran hotpot. Tahun ini, ia memulihkan peralatan dari puluhan gerai salah satu merek kopi waralaba, yang jumlah gerainya sudah berkurang lebih dari setengah dibandingkan saat masa puncaknya.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa setelah “May Day” tahun ini, banyak restoran yang mulai tutup.

Zhang Hengming, yang terlibat dalam bisnis pemulihan peralatan bekas di Tangshan, mengungkapkan bahwa setelah “May Day”, jumlah peralatan yang ia pulihkan setiap bulan meningkat sepertiga dibandingkan Maret dan April.

Zhang Hengming baru mulai berbisnis pemulihan peralatan restoran bekas tahun lalu. Ia mengatakan bahwa dalam waktu kurang dari tiga bulan menjalankan bisnis pemulihan peralatan bekas, ia sudah bisa mengembalikan biaya pelatihan dan sewa tahunan sebesar RMB.20.000 . Margin keuntungan bruto di industri ini bisa mencapai 45% hingga 50%.

Menurut artikel dari seorang penulis konten kuliner di NetEase yang bernama “Panduan Waralaba Restoran”, seorang pemilik bisnis pemulihan peralatan restoran berpengalaman, Bin Ge (nama samaran), mengatakan bahwa dua tahun terakhir ini, ia sangat sibuk! Sebagian besar “pelanggan” yang ia pulihkan adalah restoran “baru” yang beroperasi kurang dari setahun.

Pada  Oktober tahun lalu, Bin Ge memulihkan peralatan dari tiga restoran yang tutup dalam satu hari, dan menghabiskan tiga hari untuk membersihkan hampir semua peralatan dari tiga restoran tersebut. Ia mengatakan, ada banyak restoran yang tutup, tetapi peralatan bekas cepat terjual”

Bin Ge juga mengungkapkan bahwa ia pernah menemui situasi di mana hampir seluruh jalan komersial perlu dialihkan. Jalan tersebut adalah jalan komersial baru yang awalnya dibuka dengan lebih dari sepuluh restoran. Namun, setelah dua tahun, sekarang hanya tersisa satu restoran yang menyajikan jamuan yang masih berbisnis dengan baik, sementara toko lainnya telah mengalami tiga kali pergantian pemilik.

Menurut artikel dari “Yichat Finance” tahun lalu, di mata para pedagang pemulihan peralatan bekas, setiap peralatan memiliki cerita, dan setiap cerita adalah tentang hidup mati sebuah restoran. Sebagai contoh, sebuah restoran Barat yang berinvestasi beberapa juta yuan, saat renovasi sedang berjalan setengah jalan, menghadapi pandemi. Karena putusnya aliran dana, penundaan proyek, dan perpecahan di antara mitra, restoran tersebut akhirnya tidak dapat dibuka dan harus menjual peralatan baru mereka dengan harga murah kepada pedagang pemulihan peralatan bekas. (Hui)