Israel Luncurkan Serangan Udara di Tepi Barat, Terbesar dalam 20 Tahun Terakhir

www.aboluowang.com

Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa pada Rabu (28/8/2024), militer Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat yang diduduki, dengan melancarkan beberapa serangan udara dan serangan mematikan, serta memblokir kota Jenin.

Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel, menyatakan bahwa operasi ini merupakan bagian dari “perang menyeluruh,” dan membandingkan situasi saat ini dengan yang terjadi di Gaza. Ia mengatakan bahwa militer Israel harus menerapkan langkah serupa di kantong-kantong Palestina di Tepi Barat yang dilanda perang.

Sejak Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober tahun lalu, Israel hampir setiap hari melakukan serangan di Gaza, namun operasi pada Rabu pekan lalu mungkin merupakan yang terbesar dalam lebih dari 20 tahun. Dalam sebuah pernyataan bersama, Pasukan Pertahanan Israel, Badan Keamanan Israel, dan Kepolisian Israel mengatakan bahwa mereka melancarkan “operasi antiteror” di Jenin, Tulkarm, dan kamp pengungsi Al-Faraa pada malam hari, “menghancurkan teroris bersenjata dari udara dan darat.”

Mereka mengatakan bahwa tiga militan bersenjata yang “mengancam pasukan keamanan” tewas dalam serangan udara di wilayah Jenin, sementara dua lainnya tewas di Jenin dan Tulkarm, yang berjarak sekitar 30 mil. Israel juga mengklaim telah menangkap sejumlah “tersangka yang dicari” serta menyita beberapa senjata.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa pasukan Israel “mengungkap dan menjinakkan bahan peledak yang ditanam di jalanan wilayah tersebut, yang dirancang untuk menyerang pasukan keamanan yang beroperasi di sana.”

Israel juga mengatakan bahwa pasukan mereka melancarkan serangan udara di wilayah kamp pengungsi Al-Faraa, sekitar 15 mil di selatan Jenin, yang menewaskan empat militan bersenjata lainnya. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa setidaknya 9 orang tewas dalam serangan malam itu.

Menurut laporan dari Associated Press, pasukan Israel mengepung wilayah tersebut, memblokir titik masuk dan akses menuju rumah sakit.

Seorang pejabat kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarm, mengatakan bahwa beberapa jam sebelum serangan dimulai, otoritas Palestina yang berhubungan dengan Israel memperingatkan warga sipil di kamp tersebut untuk mempertimbangkan evakuasi. Namun, evakuasi tersebut tidak bersifat wajib.

Kantor Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa setiap serangan terhadap rumah sakit merupakan “ancaman langsung terhadap kehidupan pasien dan tenaga medis.” Pernyataan tersebut juga menambahkan bahwa pasukan Israel telah memblokir jalan masuk ke Tepi Barat dan mengepung beberapa fasilitas medis.

Israel Bombardir Tepi Barat dan Tewaskan Pemimpin Jihad

Pada Rabu (28/8), juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengatakan bahwa pasukan keamanan Israel telah melancarkan operasi di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki, dengan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan tujuh orang tewas di kota Jenin dan wilayah sekitarnya.

Pengguna X “Israel War Room” menyatakan bahwa Avi Bluth, jenderal yang baru diangkat sebagai komandan pasukan Israel di Tepi Barat, telah memecahkan tradisi dengan melancarkan serangan di Tepi Barat, menggunakan drone untuk menewaskan komandan organisasi Jihad di wilayah tersebut. Selain itu, pasukan Israel mengepung Jenin dan secara sistematis membersihkan militan Hamas dan Jihad.

Serangkaian tindakan militer ini menunjukkan sikap tegas Israel dalam menghadapi ancaman keamanan di Tepi Barat. Pemerintah Israel menilai bahwa sikap moderat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, di Gaza sebenarnya bertujuan untuk menyembunyikan dukungannya terhadap Hamas dan kelompok militan Jihad, yang aktivitasnya di Tepi Barat mencakup pembangunan terowongan, penyelundupan senjata, dan serangan teror.

Analisis menyeluruh menyebutkan bahwa peningkatan aksi militer Israel mencerminkan kekhawatiran Israel terhadap situasi keamanan regional dan kebijakan toleransi nol terhadap penyebaran terorisme. Masyarakat internasional mencermati peristiwa ini, dan menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri agar situasi tidak semakin memburuk. (jhon)