Tiongkok Minta Hentikan Eksplorasi di Laut China Selatan, PM Anwar Ibrahim : Tidak Akan Menyerah Karena Dilakukan di Wilayah Malaysia

Epochtimes.com

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Kamis (5/9/2024) mengatakan bahwa Beijing meminta Malaysia menghentikan eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan, tetapi Malaysia tidak akan menyerah, karena eksplorasi tersebut dilakukan di perairan Malaysia sendiri. Pada hari itu, Anwar menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia. Ia menegaskan bahwa aktivitas eksplorasi Malaysia dilakukan di wilayahnya sendiri, bukan untuk memprovokasi atau memusuhi Beijing.

“Tentu saja, kami harus beroperasi di wilayah kami sendiri dan memastikan kepentingan ekonomi, termasuk pengeboran minyak di wilayah kami,” kata Anwar dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

 “Kami tidak pernah menolak kemungkinan berdiskusi dengan Beijing, tetapi itu tidak berarti kami harus menghentikan operasi di wilayah kami.”

Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Rabu menyatakan sedang menyelidiki kebocoran nota protes diplomatik yang diterbitkan oleh media Filipina pada 29 Agustus. Laporan tersebut menyatakan bahwa Beijing telah meminta Malaysia untuk segera menghentikan semua kegiatan di wilayah yang kaya akan sumber daya minyak di dekat Sarawak, Kalimantan.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan sebagai miliknya, termasuk sebagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Klaim ini telah memperumit upaya eksplorasi energi di wilayah tersebut. Berdasarkan hukum internasional, ZEE memberikan hak kepada negara terkait untuk mengambil sumber daya alam, tetapi tidak berarti kedaulatan penuh atas wilayah tersebut.

Perusahaan energi nasional Malaysia, Petronas, mengoperasikan ladang minyak dan gas di ZEE Malaysia di Laut China Selatan, dan beberapa kali mengalami konfrontasi dengan kapal-kapal Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.

Anwar mengatakan bahwa Tiongkok telah mengirim “satu atau dua nota protes” meminta Malaysia untuk menghentikan eksplorasi minyak. Namun, pemerintah Malaysia terus menjelaskan posisinya kepada Beijing.

“Mereka tahu posisi kami… Mereka mengklaim bahwa kami melanggar wilayah mereka. Faktanya tidak demikian,” kata Anwar. “Kami mengatakan tidak, ini wilayah kami.”

“Kami telah menjelaskan bahwa kami tidak akan melanggar wilayah negara lain. Itu adalah kebijakan dan prinsip kami yang ketat,” kata Anwar. 

“Jika mereka terus berdebat, baiklah, kami akan mendengarkan, dan mereka juga harus mendengarkan.”

Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag memutuskan bahwa klaim Tiongkok atas hampir 90% Laut China Selatan melalui “sembilan garis putus-putus” tidak memiliki dasar hukum. Beijing tidak mengakui putusan ini dan terus berselisih dengan negara-negara terkait di wilayah tersebut, terutama Filipina. (jhon)