Krisis Penutupan Gerai Minuman  di Tiongkok: “Pengumpul Barang Bekas” Mendapat 13 Panggilan Sehari

Perekonomian Tiongkok yang sedang lesu membuat bisnis makanan dan minuman semakin sulit. Penutupan kedai terus berlanjut. Baru-baru ini, merek teh terkenal Shuyi Shao Xian Cao dilaporkan menutup begitu banyak kedai sehingga peralatan bekasnya dijual murah sebagai rongsokan, bahkan ada yang ditolak oleh pembeli. Pengusaha yang bergerak di bidang peralatan bekas mengungkapkan bahwa “dalam sehari menerima 13 panggilan terkait penutupan kedai.”

oleh Li Enzhen/ Li Quan

Pada 9 September 2024, berita tentang penutupan besar-besaran kedai “Shuyi Shao Xian Cao” dan peralatan bekasnya yang sulit terjual menjadi topik hangat di internet.

Menurut laporan dari Harian Ekonomi, merek minuman kekinian yang menyasar segmen harga RMB.15 , Shuyi Shao Xian Cao, baru-baru ini mengalami penutupan kedai dalam jumlah besar. Bahkan, banyak peralatan bekas dari kedai franchise yang tidak laku terjual. Berdasarkan data dari platform pemantauan toko rantai “极海品牌监测” (Ji Hai Brand Monitoring), dalam 90 hari terakhir, Shuyi Shao Xian Cao membuka 496 toko baru, sementara menutup 1.605 toko.

Industri  minuman kekinian di Tiongkok tampaknya tidak optimistis dengan prospek pembukaan kedai offline. Pendiri Dolphin Club, Li Chengdong, mengatakan, “Tahun ini, kemungkinan 20% hingga 30% kedai  minuman kekinian akan tutup.”

Menurut laporan dari Fenghuang Net’s Storm Eye pada 9 September, semakin banyak gerai minuman yang tutup dengan cepat, dan permintaan untuk peralatan bekas meningkat. Di antara mereka, Shuyi Shao Xian Cao mengalami penutupan kedai dalam jumlah besar, sehingga peralatan bekasnya tidak laku. 

Seorang pengusaha yang membeli peralatan bekas mengungkapkan bahwa dia membeli peralatan senilai RMB.60-70 ribu dan hanya bisa menjualnya sebagai besi tua seharga RMB.2.000 .

“Kami tidak lagi menerima peralatan dari Shuyi Shao Xian Cao,” kata Zhang Yu Ge,” seorang pengusaha yang fokus pada bisnis peralatan bekas kedai teh. 

Setelah mengadakan obral besar-besaran sebelum 1 Mei, di mana dia membuang peralatan yang sulit terjual sebagai sampah, dia menyadari bahwa sebagian besar barang yang dibuang adalah peralatan dari Shuyi Shao Xian Cao.

“Peralatan yang awalnya dibeli seharga RMB.60-70 ribu , sekarang hanya bisa dijual sebagai besi tua seharga RMB.2.000 ,” kata Zhang Yu Ge. Sehingga, dia tidak tertarik lagi ketika menerima telepon dari pemilik franchise Shuyi Shao Xian Cao.

Zhu Luhao, pendiri perusahaan pengumpul peralatan bekas “Yocook,” mengatakan bahwa pada suatu hari, dia menerima 13 panggilan dari pemilik franchise Shuyi Shao Xian Cao yang ingin menutup kedai mereka. Ini adalah situasi yang belum pernah dia alami dalam dua hingga tiga tahun kariernya. Peralatan dari Shuyi Shao Xian Cao semakin banyak beredar di pasar bekas, di mana peralatan yang sebelumnya dihargai RMB.25 ribu tahun lalu, kini hanya dijual seharga RNB.15 ribu .

Menurut data dari “Zhaimen Canyan,” hingga 2 Agustus tahun ini, Shuyi Shao Xian Cao memiliki 5.965 kedai yang masih beroperasi. Pada Juni, data dari Zhaimen Canyan menunjukkan bahwa jumlah kedai yang masih beroperasi hampir mencapai 6.300 kedai. Pada September 2021, Shuyi Shao Xian Cao mengumumkan bahwa mereka memiliki lebih dari 7.000 kedai.

Menurut Haibao News, pada 10 September, ditemukan bahwa di Shanghai, hanya tersisa 6 kedai Shuyi Shao Xian Cao yang beroperasi, dan semuanya berada di lokasi yang terpencil.

Di platform jual beli barang bekas, jika mencari dengan kata kunci “peralatan Shuyi Shao Xian Cao,” ada lebih dari 100 penjual yang menawarkan peralatan bekas dengan deskripsi seperti “peralatan masih baru, digunakan kurang dari satu tahun.” Harga peralatan bekas tersebut berkisar antara beberapa ribu yuan.

Sejak awal tahun ini, Shuyi Shao Xian Cao telah menurunkan harga minumannya dan memperkenalkan beberapa produk baru dengan harga sekitar 10 yuan. Selain menurunkan harga, banyak pemilik franchise melaporkan bahwa dalam dua tahun terakhir, pendapatan dari kedai mereka menurun drastis, dan semakin banyak orang yang ingin menjual atau menutup kedai mereka.

Menurut laporan dari Southern Metropolis Daily, “Harga telah turun, tetapi biaya bahan baku tetap sama, sehingga pendapatan yang diterima semakin sedikit.” 

Seorang pemilik franchise bernama Li Li (nama samaran) mengungkapkan bahwa pendapatan harian kedainya hanya sekitar RMB.1.000 , separuh dari pendapatan ketika baru buka, dan dia mempertimbangkan untuk menutup kedai pada  September tahun ini.

Shuyi Shao Xian Cao dikelola oleh Sichuan Shuyi Catering Management Co., Ltd., didirikan pada 2013. Pada awal 2022, Shuyi Shao Xian Cao mendapatkan pendanaan lebih dari RMB.600 juta , dengan valuasi mencapai RMB.10 miliar , dan memiliki jumlah kedai terbanyak kedua setelah Mixue Bingcheng.

Terkait penurunan harga, perwakilan dari Shuyi Shao Xian Cao menyatakan bahwa perusahaan mereka berencana untuk menerapkan strategi rasio kualitas-harga, dengan menurunkan harga produk secara keseluruhan menjadi sekitar RMB.10 , dan di masa mendatang mungkin akan meluncurkan produk dengan harga RMB.6 , RMB.7 , atau bahkan lebih rendah.

Selain Shuyi Shao Xian Cao, merek minuman lain seperti Mocow Yogurt, Chabaidao, dan Fushimi Momoyama juga mengalami penutupan kedai baru-baru ini. Menurut data Zhaimen Canyan hingga 5 Agustus tahun ini, jumlah total kedai minuman di seluruh Tiongkok mencapai 431.753 kedai, dengan 167.347 kedai baru dibuka dalam setahun terakhir, tetapi pertumbuhan bersih hanya mencapai 35.518 kedai. Ini berarti bahwa dalam saetahun terakhir, sekitar 130.000 kedai minuman mengalami penutupan. (Hui)