Tingginya Angka Kematian Hingga Temuan Lebih dari 100 Jenis Virus di Peternakan Bulu di Tiongkok 

Pandemi virus COVID-19 terus menyebar di Tiongkok, dengan jumlah kematian yang meningkat. Sementara itu, laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 100 jenis virus menyebar dengan cepat di peternakan bulu di Tiongkok, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat

oleh Tang Rui dan Xiong Bin – NTD

Seorang warga Tiongkok yang aktif di media sosial berkata, “Tingkat positif COVID-19 baru-baru ini terus meningkat. Banyak orang terinfeksi, dan perlu dipahami bahwa COVID-19 tidak pernah hilang.”

Dengan penyebaran cepat varian COVID-19, rumah sakit di banyak tempat di Tiongkok mengalami lonjakan jumlah pasien, termasuk tenaga medis yang juga terinfeksi.

Seorang warga Jilin, Zhao Qiang (nama samaran), mengatakan, “Orang-orang tua dan lemah, serta beberapa dokter juga terinfeksi. Mereka mengalami demam, pilek, dan nyeri tubuh. Saya saat ini dirawat di rumah sakit, dan saya melihat banyak pasien di departemen pernapasan.”

Masyarakat melaporkan peningkatan yang signifikan dalam kasus kematian mendadak di kalangan orang dewasa muda dan paruh baya.

Seorang warga desa Yantai, Shandong, bernama Cao, mengatakan, “Di sekitar saya, ada banyak orang berusia 30, 40, atau 50 tahun yang meninggal mendadak karena serangan jantung. Jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya.”

Pada 23 Agustus, seorang pemuda dari Harbin, Heilongjiang, yang lahir pada tahun 1990-an, tiba-tiba meninggal dunia saat sedang berada di ruang gawat darurat rumah sakit, mengejutkan banyak orang.

Seorang dokter di rumah sakit tersebut mengatakan, “Itu terjadi saat istirahat siang ketika kami sedang menuju ke kantin. Saat itu, seorang rekan dari departemen umum melihat pasien tiba-tiba jatuh ke tanah.”

Selain itu, dari 9 Agustus hingga 3 September, setidaknya lima akademisi muda di Tiongkok meninggal mendadak, termasuk Li Haizeng, seorang profesor berusia 34 tahun dari Fakultas Energi dan Teknik Kekuatan di Universitas Shandong, serta Kurbanjiang Abudu Xikuer, seorang wakil direktur departemen penyakit infeksi dan hepatitis menular di Rumah Sakit Anak Fudan University yang berusia 47 tahun.

Pada 11 September, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok melaporkan bahwa terdapat 18 kasus kematian akibat COVID-19 pada  Agustus, meningkat 16 kasus dibandingkan bulan Juli. Namun, masyarakat meragukan keakuratan data tersebut dan menilai bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.

Pengamat politik Li Linyi mengatakan, “Pemerintah Tiongkok selalu memalsukan data terkait pandemi. Dari awal hingga sekarang, mereka tidak pernah memberikan angka yang sesuai. Dengan kata lain, ada sesuatu yang disembunyikan.”

Sementara itu, pada 6 September, jurnal Nature melaporkan penelitian terbaru dari tim peneliti internasional yang mengungkapkan bahwa dari 461 sampel hewan yang mati di Tiongkok, 412 di antaranya berasal dari peternakan bulu, dan terdeteksi 125 jenis virus, termasuk virus corona. Sebanyak 11 jenis virus diketahui pernah menginfeksi manusia.

Para ahli virologi memperingatkan bahwa peternakan bulu ini telah menjadi tempat berkembang biaknya penyakit menular. Laporan di jurnal tersebut memicu kekhawatiran dan ketakutan di kalangan masyarakat. (Hui)