Topan Yagi Menghantam Asia Tenggara,  Thailand Ikut Terdampak Hingga Semua Penerbangan di Bandara Chiang Rai Dibatalkan

NTD

Sebagai akibat hujan lebat musiman dan dampak Topan Yagi, Chiang Mai dan Chiang Rai di Thailand utara mengalami banjir terburuk dalam 30 tahun terakhir. Dampaknya merengut nyawa warga dan masih banyak lagi yang terluka dan hilang. Bandara Internasional Chiang Rai membatalkan semua penerbangan pada Kamis (12/9/2024), orang-orang yang terperangkap dievakuasi dengan perahu dan jet ski oleh polisi militer dan petugas penyelamat.

Central News Agency (CNA) Taiwan mengutip Bangkok Post yang melaporkan bahwa wilayah Mae Sai di Provinsi Chiangrai dan wilayah Mae Ai di Provinsi Chiangmai terkena dampak parah.

Akibat luapan Sungai Kok di kawasan perkotaan Chiang Rai, kawasan perkotaan Provinsi Chiang Rai terkena dampaknya pada 12 September. Pejabat Provinsi Chiang Rai mengumumkan penutupan seluruh jalan dan jembatan perkotaan, memaksa Bandara Internasional Chiang Rai ditutup.

Lebih dari 10.000 rumah tangga di Chiang Rai terkena dampaknya. Banjir merendami daerah Mae Sai sehingga masyarakat hanya bisa menunggu bantuan di atap rumah mereka. Angkatan Laut, polisi dan petugas penyelamat mengirimkan perahu karet dan jet ski untuk mengevakuasi penduduk.

Perdana Menteri baru Thailand Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan dengan semua kepala kementerian terkait pada 12 September sore untuk membahas bagaimana menanggapi banjir di Chiang Rai dan Chiang Mai. Dia meminta kementerian untuk membantu mengevakuasi orang-orang, menyediakan makanan dan obat-obatan yang diperlukan bantuan. Setelah air surut, dilanjutkan dengan membantu masyarakat membersihkan rumah mereka, pemerintah akan menggunakan anggaran pusat untuk membantu masyarakat mengatasi kesulitan.

Pemandangan udara Hanoi menunjukkan pertanian dan ladang yang terendam banjir pada 12 September 2024. (NHAC NGUYEN/AFP melalui Getty Images)

Ketika Topan Yagi  melanda berbagai wilayah Asia Tenggara, membawa curah hujan yang tinggi, merendam sebagian besar wilayah utara Vietnam, Laos, Thailand dan Myanmar, memicu tanah longsor mematikan dan banjir  meluas. Jumlah korban tewas telah melebihi 200 orang. Jutaan orang masih berada dalam kesulitan besar pada 12 September karena rumah-rumah yang terendam banjir, pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur.

Jumlah korban tewas di Vietnam, negara yang paling parah terkena dampaknya, meningkat menjadi 226 orang tewas dan 104 orang hilang. Ketinggian air Sungai Merah di Hanoi, ibu kota Vietnam, berangsur-angsur surut. Namun demikian, tanah longsor terus terjadi di provinsi pegunungan pada 12 September  dan jumlah korban diperkirakan akan meningkat lagi.

Pemadam kebakaran Myanmar mengkonfirmasi kematian terkait Yagi untuk pertama kalinya pada 12 September. Sebelumnya, 17 mayat ditemukan di desa-desa yang banjir di Provinsi Mandalay tengah.

Orang-orang menyeberangi banjir di jalan-jalan Hanoi pada 12 September 2024, saat hujan lebat setelah Topan Yagi membawa banjir ke Vietnam utara. (NHAC NGUYEN/AFP melalui Getty Images)
Pada 12 September 2024, seorang wanita melihat banjir di sebuah jalan di Hanoi. (NHAC NGUYEN/AFP melalui Getty Images)
Pada 13 September 2024, polisi membantu warga di Kota Pyinmana, Wilayah Nay Pyi Taw, Myanmar, mengarungi banjir yang meningkat saat hujan lebat pasca Topan Yagi melanda . (SAI AUNG UTAMA/AFP via Getty Images)