Remaja 13 Tahun di Rusia Menyerang Orang-orang, dengan Kejam Menewaskan Teman Sekelasnya dan Guru 

Pada Senin (16/9/2024) di Rusia, terjadi insiden mengerikan di sekolah ketika seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun menyerang guru dan siswa dengan pisau, palu, serta senapan angin. Setelah masuk ke ruang kelas, dia berteriak dan menyerang empat orang di dalamnya. Seorang siswi berusia 13 tahun mengalami luka serius setelah lehernya digorok dan kepalanya dipukul dengan palu. Remaja pelaku tersebut telah ditangkap, dan diketahui sebelum kejadian dia pernah mencaci maki Presiden Putin di internet serta diduga terlibat dalam permainan bunuh diri daring, termasuk menyerang orang lain sebelum bunuh diri

www.aboluowang.com

Insiden ini terjadi di Chelyabinsk, Rusia bagian barat, pada Senin (16/9/2024). Remaja berusia 13 tahun bernama Roman G. tiba di sekolah pada saat pelajaran pertama setengah jalan. Mengenakan pakaian serba hitam, dia tidak langsung masuk kelas, melainkan menuju ke toilet. Beberapa menit kemudian, dia keluar dengan membawa senjata dan berteriak sambil menyerbu kelas biologi, lalu mulai menyerang orang-orang dengan di tangannya.

Roman pertama kali menyerang kepala seorang siswi, kemudian mengincar guru biologi berusia 57 tahun, Nina Shoshina, yang berusaha melindungi para siswa dan melawan Roman. Setelah itu, dia menyerang seorang siswa laki-laki dan seorang siswi lainnya. Roman kemudian lari keluar kelas dan meninggalkan tempat kejadian melalui lorong, sebelum akhirnya ditangkap di toilet.

Para korban terluka parah dengan darah berceceran di tubuh mereka, sementara lorong dan toilet penuh dengan bercak darah. Salah satu siswi berusia 13 tahun mengalami luka serius di kepala karena dipukul dengan palu dan lehernya digorok. Dia segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Siswi lain juga menjalani operasi darurat.

Diketahui bahwa beberapa jam sebelum kejadian, Roman memposting di media sosial mencaci maki Presiden Putin, menyebut bahwa Putin memperbudak rakyatnya dan menganggap sekolah sebagai tempat untuk menjadikan anak-anak sebagai budak. Ayah Roman mengungkapkan bahwa anaknya gemar bermain game Minecraft, namun mengalami tekanan berat akibat di-bully di sekolah, termasuk diludahi oleh teman sekelasnya. Roman juga diduga terlibat dalam permainan bunuh diri daring, termasuk menyerang orang lain sebelum mengakhiri hidupnya.

Pihak berwenang sedang menyelidiki kasus ini. Menurut TASS, komite penyelidikan telah mengambil langkah hukum terkait percobaan pembunuhan dan tuduhan lainnya. (jhon)