Studi: Krisis Bakteri Super Global, 40 Juta Jiwa Terancam dalam 25 Tahun ke Depan

EtIndonesia. Sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet pada hari Senin (16/9) memperingatkan bahwa bakteri super yang resistan terhadap obat atau resistensi antimikroba (AMR) dapat menyebabkan kematian 40 juta orang, dalam 25 tahun ke depan.

Para ilmuwan yang memimpin studi tersebut telah memperingatkan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk mencegah hasil yang suram ini.

Menurut AFP, penelitian yang diterbitkan di The Lancet menandai upaya pertama untuk memprediksi konsekuensi bakteri super, yang menjadi perhatian yang berkembang bagi kesehatan global.

Penelitian tersebut menemukan bahwa antara tahun 1990 dan 2021, lebih dari satu juta orang meninggal setiap tahun karena bakteri super meskipun kemajuan medis telah menurunkan angka kematian anak-anak di bawah lima tahun hingga lebih dari 50 persen dalam tiga dekade terakhir.

Meskipun kemajuan telah membantu mencegah dan mengendalikan infeksi, bakteri super terus menimbulkan tantangan dengan menjadi semakin resistan, sehingga menjadi lebih sulit diobati dibandingkan dengan masa lalu.

Dalam tiga puluh tahun terakhir, jumlah kematian di antara individu di atas usia 70 tahun telah meningkat lebih dari 80 persen, sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya kerentanan populasi lansia terhadap infeksi.

Khususnya, jumlah kematian akibat infeksi MRSA — sejenis infeksi staph — telah meningkat dua kali lipat menjadi 130.000, pada tahun 2021 dibandingkan dengan tiga dekade lalu.

Para peneliti telah memperkirakan bahwa jumlah orang yang mungkin meninggal secara langsung akibat AMR atau bakteri super dapat meningkat sebesar 67 persen hingga mencapai hampir dua juta per tahun pada tahun 2050.

Selain itu, diproyeksikan bahwa AMR akan berkontribusi terhadap 8,2 juta kematian setiap tahun—peningkatan sebesar 75 persen dibandingkan dengan statistik saat ini.

Ini menyiratkan bahwa bakteri yang resistan terhadap AM dapat mengakibatkan 39 juta kematian dan berperan dalam total 169 juta kematian dalam 25 tahun.

AFP melaporkan bahwa meskipun masa depan tampak suram, ada secercah harapan.

Studi ini mengusulkan bahwa dengan meningkatkan inisiatif untuk meningkatkan pengelolaan infeksi dan memastikan aksesibilitas terhadap pengobatan antimikroba yang efisien, kita berpotensi menyelamatkan hingga 92 juta jiwa pada tahun 2050.

“Temuan ini menyoroti bahwa AMR telah menjadi ancaman kesehatan global yang signifikan selama beberapa dekade dan ancaman ini terus berkembang,” kata Mohsen Naghavi, salah satu penulis studi di Institute for Health Metrics. (yn)

Sumber: wionews