Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua terhadap Donald Trump Diidentifikasi Bernama Ryan Wesley Routh

Jack Phillips, Joseph Lord, Melanie Sun dan Samantha Flom – The Epoch Times

Tersangka yang diduga ingin membunuh mantan Presiden Donald Trump di dekat Lapangan Golf, pada Minggu (15/9/2024) telah diidentifikasi oleh pejabat AS bernama Ryan Wesley Routh yang berusia 58 tahun.

Hanya sedikit detail yang telah diverifikasi tentang Routh, termasuk motifnya.

Sejauh ini, menurut laporan resmi, Routh diduga mengambil posisi di sepanjang pagar perimeter di Trump International Golf Course di West Palm Beach, di mana ia menyiapkan senapan jenis AK-47, sebuah GoPro, dan dua tas yang tidak mencolok.

Seorang agen Secret Service yang sedang patroli di lapangan golf sebelum kedatangan Trump, yang berada di lubang kelima, melihat sebuah senapan yang menyembul dari garis pagar dan kemudian melepaskan tembakan, setelah itu Routh melarikan diri. Menurut pihak berwenang, Routh berada sekitar 300 hingga 500 yard dari Trump dan memiliki lampiran teleskop pada senapannya.

Routh kemudian ditangkap di jalan raya I-95 setelah seorang saksi memberikan foto kendaraan dan nomor platnya kepada penegak hukum.

Routh saat ini berada dalam tahanan Departemen Kepolisian Martin County, di mana dia menghadapi tuduhan baik dari tingkat federal maupun negara bagian.

Insiden ini mungkin bukan kali pertama Routh berurusan dengan aparat penegak hukum.

Menurut penelusuran catatan Departemen Pemasyarakatan Orang Dewasa North Carolina, seorang pria bernama Ryan Wesley Routh memiliki catatan kriminal sebelumnya. Catatan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2002 ia dihukum karena memiliki senjata pemusnah massal, mengacu pada senapan otomatis, yang dilarang di Amerika Serikat pada tahun 1986.

The Epoch Times belum dapat memverifikasi secara independen bahwa orang yang dimaksud adalah Ryan Wesley Routh yang sama.

Akun X yang diarsipkan dengan nama yang sama dengan tersangka termasuk beberapa postingan yang menyatakan dukungan untuk Ukraina, Taiwan, dan NATO.

Salah satu unggahan menyatakan ketertarikannya untuk membentuk pasukan relawan tentara Afghanistan untuk membantu polisi di Haiti. Pemilik akun tersebut juga menyatakan ketertarikannya untuk membentuk legiun asing Taiwan yang terdiri dari orang-orang Afghanistan yang dilatih NATO.

Akun ini juga memposting ulang dua postingan yang mendukung Ukraina.

Seseorang dengan nama  sama juga muncul dalam sebuah artikel New York Times pada Maret 2023.

Artikel itu menggambarkan Routh bekerja untuk mengumpulkan kekuatan tempur asing yang terdiri dari orang-orang Afghanistan yang dilatih NATO untuk membantu Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Routh memiliki sebuah situs web di mana dia berusaha merekrut relawan untuk bergabung dengan pasukan Ukraina di Kyiv, menurut Associated Press. Dia juga dilaporkan mengumpulkan donasi untuk membantu upaya tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Newsweek pada tahun 2022, Routh mengadvokasi AS supaya terlibat dalam konflik tersebut, yang menurutnya adalah “tentang kebaikan melawan kejahatan.”

Artikel New York Times mengatakan bahwa Routh menghabiskan beberapa bulan di Ukraina pada tahun 2022 dan berencana untuk memindahkan puluhan tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban, terkadang secara ilegal, ke Ukraina dari Pakistan dan Iran.

Trump  mengkritik konflik Rusia-Ukraina, yang menurutnya akan segera diakhiri, jika terpilih. Ia juga mengkritik anggota-anggota NATO yang tidak memenuhi kewajiban kontribusi 2 persen dari PDB.

Putra Routh, Oran Routh, mengatakan kepada DailyMail.com bahwa ayahnya membenci Trump karena “setiap orang yang berakal sehat.”

Routh yang lebih muda mengatakan bahwa ayahnya bukanlah orang yang suka melakukan kekerasan dan tuduhan yang dilayangkan kepadanya tidak sesuai dengan karakternya.

“Dia adalah ayah saya dan yang pernah dia alami hanyalah beberapa kali tilang, setahu saya,” katanya. “’Itu gila. Saya mengenal ayah saya dan mencintai ayah saya, tapi itu tidak seperti dia.”

Catatan pemilih menunjukkan bahwa Ryan W. Routh saat ini terdaftar sebagai pemilih yang tidak terafiliasi di Greensboro, North Carolina. Dia berasal dari Negara Bagian Tar Heel, tetapi pernah pindah ke Hawaii.

Percobaan Pembunuhan Kedua

FBI mengatakan bahwa insiden tersebut tampaknya merupakan percobaan pembunuhan kedua terhadap presiden. FBI memimpin penyelidikan atas insiden itu. Negara Bagian Florida juga akan menyelidiki percobaan pembunuhan yang gagal terhadap Trump, kata Gubernur Ron DeSantis.

Trump telah mengonfirmasi bahwa ia tidak terluka. “Saya aman dan baik-baik saja!” tulisnya dalam huruf kapital besar di media sosial tak lama setelah suara tembakan terdengar.

Tersangka telah mempersiapkan senapannya, yang dilengkapi dengan teropong, di pagar perbatasan lapangan golf dan memiliki kamera GoPro, yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah merencanakan untuk merekam upayanya untuk membunuh Trump, kata Bradshaw.

Penegak hukum membagikan foto-foto area lokasi Routh, yang tersembunyi di antara semak belukar di pagar pembatas Trump International Golf Club di West Palm Beach.

Tersangka memiliki dua tas hitam yang digantung pada pagar rantai, masing-masing berisi ubin keramik dapat digunakan untuk menyembunyikan kepalanya. Sebuah senapan diletakkan di celah di antara kedua tas tersebut, dengan ujungnya diarahkan melalui kawat pagar ke arah lapangan golf.

Routh melarikan diri dari tempat kejadian ketika Secret Service menembaknya. Seorang saksi melihat dia meninggalkan daerah itu dengan mobil SUV Nissan hitam dan berhasil mengambil foto kendaraan tersebut, yang rinciannya dibagikan kepada penegak hukum setempat.

Plat nomor tersangka terdeteksi tak lama setelah kejadian itu di jalan raya I-95, dan berhasil ditangkap.

Petugas yang menangkap melaporkan bahwa tersangka tidak memiliki emosi dan hanya diam saat dihampiri.

Routh dijadwalkan untuk menjalani penampilan awalnya di pengadilan pada  Senin pukul 10.00 pagi waktu setempat di Paul G. Rogers Federal Building dan Pengadilan Federal AS di West Palm Beach, kata Shanda Walker, deputi ruang sidang untuk bagian hakim magister, kepada The Epoch Times. (asr)