Isaac Chiu saat ini menjabat sebagai Director General Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Surabaya, Indonesia. Dengan pengalaman luas di bidang diplomasi dan perdagangan internasional, Isaac membawa visi baru untuk memperkuat hubungan antara Taiwan dan Indonesia, khususnya melalui kerja sama ekonomi, pendidikan dan budaya di kota Surabaya. Ini adalah posisi penting yang membuatnya bertanggung jawab atas berbagai urusan diplomatik antara negaranya dengan wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Jabatan ini tentunya menuntut kemampuan komunikasi, diplomasi, dan pemahaman yang mendalam tentang budaya lokal. Kehadirannya di Indonesia bukan hanya sekadar tugas diplomatik, melainkan juga sebuah perjalanan untuk memahami lebih dalam budaya dan masyarakat setempat, terutama di kota Surabaya. Penugasan ini merupakan jabatan pertama di Indonesia.
“Sejarah dan situasi kerja sama antara Taiwan dan Indonesia saat ini di bidang pertanian, pendidikan dan pekerja migran Indonesia, yang menunjukkan bahwa Taiwan dan Indonesia tidak hanya memiliki hubungan bilateral yang luas, tetapi juga sering melakukan pertukaran people to people dan perdagangan,” jelas Isaac saat ditemui The Epoch Times di Kantor Teto, Indragiri Surabaya.
Isaac Chiu, atau dalam Mandarin dikenal dengan nama邱陳煜 atau Qiū Chén Yù (bermakna pribadi yang mengacu pada cahaya atau kemilau, mengindikasikan seseorang yang bersinar atau membawa cahaya terang dalam hidupnya atau dalam masyarakat), adalah seorang diplomat yang memiliki peran penting dalam mempererat hubungan antara negaranya dengan Indonesia.
Isaac Chiu tidak hanya sekadar diplomat, tetapi juga seorang pembelajar yang antusias terhadap budaya dan kehidupan di tempat ia ditugaskan. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, ia bertekad untuk memberikan kontribusi positif selama masa tugasnya di Surabaya, membawa kedua negara lebih dekat dan menjalin persahabatan yang lebih erat.
Isaac Chiu memiliki beberapa target utama. Ia fokus pada peningkatan kerjasama ekonomi antara Taiwan dan Indonesia, dengan tujuan meningkatkan investasi dan perdagangan. “Saya ingin menjadikan Surabaya sebagai pusat bagi pengusaha Taiwan untuk mengeksplorasi peluang di Indonesia,” kata Isaac, pria kelahiran Januari 1964 ini.
Isaac juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan budaya antara kedua negara. Melalui berbagai program pertukaran budaya dan pendidikan, ia berharap dapat memperdalam pemahaman antara masyarakat Taiwan dan Indonesia, khususnya generasi muda.
Karir dan Pengalaman
Isaac memiliki latar belakang karir yang kaya dan beragam di bidang diplomasi dan perdagangan internasional. Sebelum menjabat sebagai Director General di Surabaya, Isaac pernah menjabat di berbagai posisi penting:
- Deputy Director General di Department of International Cooperation and Economic Affairs, Ministry of Foreign Affairs, di mana ia mengelola kerjasama internasional dan urusan ekonomi.
- Negotiator di Office of Trade Negotiations, Executive Yuan, di mana ia terlibat langsung dalam perundingan perdagangan internasional.
- Assistant Director General di Department of North American Affairs, Ministry of Foreign Affairs, mengawasi hubungan dengan negara-negara di Amerika Utara.
- First Secretary on Home Assignment dan Division Director (First Secretary) di Taipei Economic and Cultural Office in Vancouver, di mana ia bekerja dalam urusan konsuler dan diplomatik.
- Section Chief di E-Diplomacy Section, Public Diplomacy Coordination Council, Ministry of Foreign Affairs, memimpin upaya diplomasi publik melalui media digital.
- Pernah menjabat sebagai Second Secretary and Third Secretary di Taipei Economic and Cultural Representative Office in the US, serta Desk Officer di APEC Section, Department of International Organizations, Ministry of Foreign Affairs.
- Sebagai seorang Specialist di Taiwan External Trade Development Council, ia fokus pada pengembangan perdagangan luar negeri.
Isaac adalah seorang profesional dengan latar belakang pendidikan yang solid. Ia meraih gelar MBA dari University of Iowa, USA dan menyelesaikan EMPA Program di National Taiwan University. Ia juga memiliki gelar BA dalam Sastra dan Bahasa Inggris dari Chinese Culture University. Untuk mendukung karirnya di bidang diplomasi dan perdagangan, Isaac telah mengikuti berbagai pelatihan seperti Advanced Trade Negotiations Simulation Skills Training di WTO Institute for Training and Technical Cooperation dan ASEAN Study Program di National University of Singapore.
Surabaya telah meninggalkan kesan mendalam bagi Isaac Chiu, seorang diplomat yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Taipei Economic and Trade Office di Surabaya, Indonesia. Selama bertugas di Surabaya, Chiu melihat kota ini sebagai tempat yang hebat dengan berbagai peluang bisnis yang menjanjikan. Menurutnya, Surabaya menawarkan keseimbangan yang ideal — kota ini besar dan dinamis, namun tidak terlalu ramai seperti beberapa kota besar lainnya, sehingga memberikan ruang untuk berinovasi dan berbisnis dengan lebih leluasa.
Selain potensi bisnis, Chiu juga terpesona oleh keanekaragaman kuliner Surabaya. Ia menyoroti kekayaan rasa yang ditawarkan oleh berbagai makanan lezat dari berbagai suku bangsa yang ada di kota ini. Baginya, Surabaya tidak hanya menjadi tempat bekerja, tetapi juga surga kuliner yang kaya akan cita rasa Nusantara.
Salah satu keinginannya selama berdinas di Surabaya adalah untuk melihat kembali terwujudnya penerbangan langsung antara Surabaya dan Taiwan. Penerbangan ini, menurut Chiu, akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi kemudahan akses kedua negara, tetapi juga bagi pengembangan ekonomi dan pariwisata antara Surabaya dan Taiwan. Chiu berharap bahwa upaya untuk menghidupkan kembali rute penerbangan ini dapat segera terealisasi demi meningkatkan konektivitas dan kerjasama kedua wilayah.
Hubungan antara Taiwan dan Indonesia mencakup berbagai bidang, termasuk ketenagakerjaan (TKI), pertanian, dan investasi. Berikut adalah gambaran umum mengenai hubungan kedua negara di masing-masing bidang tersebut:
1. Ketenagakerjaan (TKI)
Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan: Taiwan adalah salah satu tujuan utama bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), terutama di sektor informal seperti pekerja rumah tangga dan sektor formal seperti manufaktur. Hingga saat ini, ada lebih dari 250.000 TKI di Taiwan, yang merupakan salah satu kelompok tenaga kerja asing terbesar di negara tersebut.
Kebijakan Perlindungan: Taiwan dan Indonesia telah bekerja sama untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan bagi TKI. Taiwan memiliki regulasi yang memastikan hak-hak pekerja asing, termasuk TKI, seperti upah minimum, asuransi kesehatan, dan peraturan mengenai jam kerja.
Peningkatan Kualitas Pekerja: Taiwan juga fokus pada pelatihan keterampilan bagi TKI agar mereka dapat bekerja dengan lebih efektif dan produktif, terutama di sektor-sektor yang memerlukan keterampilan khusus.
2. Pertanian
Kerjasama Pertanian: Taiwan dan Indonesia memiliki potensi besar untuk kerjasama di sektor pertanian. Taiwan dikenal dengan teknologi pertanian modern, khususnya dalam hal pertanian berkelanjutan dan teknologi penanaman cerdas.
Proyek Kolaboratif: Kedua negara telah bekerja sama dalam beberapa proyek pertanian, termasuk pengembangan bibit unggul, teknologi irigasi, dan pertanian organik. Taiwan juga sering mengadakan pelatihan dan program transfer teknologi bagi petani Indonesia untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi.
Ekspor Produk Pertanian: Ada juga kerjasama dalam perdagangan produk pertanian, di mana Taiwan menjadi pasar potensial bagi produk-produk pertanian Indonesia seperti kopi, teh, dan rempah-rempah.
3. Investasi
Tren Investasi: Taiwan adalah salah satu investor asing di Indonesia, meskipun skala investasinya masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan beberapa negara lain seperti Jepang atau Singapura. Namun, minat investor Taiwan untuk berinvestasi di Indonesia terus meningkat, terutama dalam bidang manufaktur, teknologi informasi, dan infrastruktur.
Sektor Utama: Investasi Taiwan di Indonesia banyak berfokus pada sektor elektronik, tekstil, dan otomotif. Ada juga peningkatan minat di sektor energi terbarukan, khususnya energi surya dan angin, mengingat komitmen Taiwan terhadap energi bersih.
Inisiatif Pemerintah: Pemerintah Indonesia dan Taiwan telah menandatangani beberapa kesepakatan untuk mendorong investasi, termasuk penghapusan hambatan perdagangan dan investasi serta perlindungan terhadap hak-hak investor. Forum bisnis dan delegasi perdagangan sering diadakan untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi.
Secara keseluruhan, hubungan Taiwan dan Indonesia di bidang TKI, pertanian, dan investasi menunjukkan potensi yang besar untuk berkembang lebih lanjut. Kerjasama di bidang ketenagakerjaan terus berfokus pada peningkatan kualitas hidup dan perlindungan bagi TKI, sementara sektor pertanian memanfaatkan teknologi Taiwan untuk meningkatkan efisiensi dan produksi di Indonesia. Di bidang investasi, meskipun masih perlu ditingkatkan, tren menunjukkan arah yang positif dengan berbagai inisiatif dan proyek bersama yang diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.