Insiden Ledakan Massal Walkie-Talkie di Lebanon: Terungkap Upaya Manipulasi Partai Komunis Tiongkok untuk Menyalahkan Taiwan 

NTD

Berbagai wilayah di Lebanon terjadi ledakan secara massal pada perangkat walkie-talkie, yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 450 orang pada 18 September 2024.   Setelah insiden tersebut, media yang dikendalikan oleh partai komunis Tiongkok secara sporadis menghubungkan peristiwa ini dengan Taiwan. Pihak keamanan nasional Taiwan mengungkapkan bahwa ada indikasi partai komunis Tiongkok berusaha mencoreng reputasi Taiwan melalui insiden ini.

Sebelumnya, pada 17 September, terjadi ledakan serupa pada perangkat pager yang menyebabkan banyak korban. Keesokan harinya, pada 18 September, walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon meledak secara bersamaan di berbagai lokasi. Partai komunis Tiongkok melalui media secara langsung melaporkan bahwa perangkat yang meledak adalah buatan Taiwan, dengan tujuan menciptakan narasi yang menyalahkan Taiwan.

Informasi dari pihak keamanan Taiwan menunjukkan bahwa serangan informasi di media sosial mulai muncul di akun X (sebelumnya Twitter) bernama “GUMBY”. Akun tersebut menuduh bahwa perangkat yang meledak di Israel berasal dari perusahaan Taiwan, Gold Apollo, dan menghubungkannya dengan kunjungan delegasi parlemen Israel ke Taiwan pada  April lalu. Narasi ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa Taiwan terlibat dalam insiden ledakan perangkat komunikasi di Lebanon secara massal.

Tidak lama kemudian, sebuah akun X dari think-tank di Somalia, “Somali Institute of Chinese Studies,” melanjutkan tuduhan dengan menyebutkan bahwa Taiwan berkolusi dengan Israel dalam serangan “spionase semikonduktor dan terorisme korporat.”

Selain menggunakan akun-akun media sosial internasional, media Tiongkok seperti “NetEase” dan “Baidu” juga turut mempublikasikan artikel-artikel yang menghubungkan insiden tersebut dengan Taiwan, seperti tuduhan bahwa Taiwan bekerja sama dengan Israel untuk mendukung serangan terhadap Hezbollah.

Pihak keamanan Taiwan mencurigai adanya keterlibatan aktor yang bekerja untuk kepentingan partai komunis Tiongkok dalam menyebarkan disinformasi ini. Salah satu akun media sosial yang memunculkan tuduhan tersebut diketahui menggunakan alamat IP yang berpindah-pindah di berbagai negara, termasuk Taiwan, Inggris, Yunani, dan Turkiye.

Media yang dikendalikan oleh partai komunis Tiongkok terus memanipulasi narasi ini, menggambarkan Taiwan sebagai pihak yang terlibat dalam ledakan tersebut, sementara pihak keamanan Taiwan melihat ini sebagai strategi jangka panjang Beijing untuk merusak reputasi Taiwan di dunia internasional. (hui)