oleh Lin Qing – NTD
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan jumlah korban tewas akibat ledakan walkie-talkie yang dibawa oleh anggota Hizbullah pada Rabu (18 September 2024) meningkat menjadi 20 orang.
Manajer penjualan anak perusahaan Icom di AS mengatakan kepada Associated Press bahwa peralatan radio yang meledak di Lebanon bukan diproduksi oleh Icom.
“Saya dapat memastikan bahwa itu bukan produk kami,” kata Ray Novak, Manajer Penjualan Senior Icom Amerika, dalam pameran dagang di Rhode Island, AS, pada 18 September.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa ledakan pada hari Rabu menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 450 orang.
Menyusul ledakan serentak sebelumnya dari ribuan pager anggota Hizbullah yang menewaskan 12 orang dan melukai hampir 3.000 orang, terjadi lagi ledakan massal walkie-talkie yang digunakan anggota Hizbullah di benteng pertahanan mereka di ibukota, Beirut, setidaknya salah satu ledakan berada dengan tempat pemakaman para korban sebelumnya. .
Pager yang digunakan oleh Hizbullah dan meledak diduga berasal dari perusahaan Taiwan, Gold Apollo. Namun, pada hari Rabu, Gold Apollo mengeluarkan pernyataan membantah keterlibatannya.
Menurut laporan Agence France-Presse (AFP), kepala eksekutif Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, mengatakan bahwa perusahaannya hanya memberikan lisensi merek dan perangkat pager yang meledak dirancang dan diproduksi oleh mitra mereka di Budapest, BAC Consulting KFT.
CEO BAC Consulting, Cristiana Barsony-Arcidiacono, dalam wawancara telepon dengan NBC News, mengonfirmasi bahwa perusahaannya bekerja sama dengan Apollo tetapi tidak memproduksi pager yang meledak tersebut.
Menurut The Wall Street Journal, Israel diduga telah menyusup ke rantai pasokan peralatan Hizbullah. Ini adalah serangan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, memerlukan waktu setidaknya setahun untuk direncanakan. Perangkat komunikasi jadul tersebut telah dimodifikasi sebelum pengiriman. (Hui)