“Pengepul Perkakas Bekas Restoran” di Tiongkok Mengambil Alih Hingga 300 Restoran Hotpot

NTD

Di tengah gelombang penutupan besar-besaran restoran dan gerai minuman Tiongkok, bisnis daur ulang peralatan makanan dan minuman bekas di Tiongkok  mengalami peningkatan. Seorang “pendaur ulang makanan dan minuman” yang terkenal mengatakan bahwa pada  Agustus tahun ini, tim mereka telah menjangkau 300 restoran hot pot.

Menurut statistik, dalam setahun terakhir, restoran hotpot dan minuman  menjadi yang paling banyak tutup. Menurut laporan media keuangan “Brand Observer,” sejak tahun lalu, restoran hotpot telah menjadi korban utama penutupan. Pada tahun 2023, sebanyak 33.700 toko hotpot tutup.

Data dari Narrow Door Catering Eye menunjukkan bahwa hingga 5 Agustus tahun ini, sebanyak 210.000 toko hotpot baru dibuka di daratan Tiongkok dalam satu tahun terakhir, tetapi hanya ada 60.000 toko yang bertahan. Ini berarti bahwa sekitar 150.000 toko hotpot tutup dalam satu tahun.

Hingga 5 Agustus, jumlah total toko minuman di seluruh negeri mencapai 431.753, dengan lebih dari 167.000 toko baru dibuka dalam satu tahun terakhir, tetapi hanya ada penambahan bersih sekitar 35.000 toko. Artinya, sebanyak 130.000 toko minuman menghilang dalam seahun, dengan lebih dari 350 pengusaha meninggalkan industri ini setiap harinya.

Menurut laporan Red Star News pada 17 September, pendiri Beijing Whale Up Manufacturing Catering Equipment Co., Ltd., An Dawei, mengatakan bahwa dalam setahun terakhir, restoran hotpot bukanlah yang paling banyak diambil alih oleh timnya, melainkan toko minuman teh.

Pada  Juli tahun ini, tim An Dawei mengambil alih 42 toko hotpot, dan jumlah tersebut sedikit menurun pada bulan Agustus. Berdasarkan data yang dihimpun oleh timnya, hingga Agustus tahun ini, mereka telah mengambil alih 300 toko hotpot.

An Dawei juga menyadari bahwa tahun lalu timnya kebanyakan mengambil alih toko hotpot tanpa merek, namun tahun ini, toko waralaba hotpot berantai juga menjadi pelanggan tetap timnya.

An Dawei menyebutkan bahwa baru-baru ini mereka paling sering mengambil alih toko dari merek yoghurt yang pernah terkenal di internet. Saat pertama kali toko-toko dari merek yoghurt tersebut tutup, harga peralatan yang mereka beli sekitar 10.000 yuan (RMB), namun sekarang harganya hampir hanya setengah dari itu karena mereknya sudah “terlalu umum.”

Baru-baru ini, tim An Dawei juga mengambil alih peralatan dari hampir 30 toko waralaba sebuah merek minuman teh. Merek ini adalah salah satu merek minuman teh yang populer di awal kemunculannya, namun An Dawei berpendapat bahwa siklus hidupnya sudah hampir berakhir, kalah bersaing dengan merek-merek lainnya.

Namun, bisnis daur ulang peralatan bekas tahun ini tidak sebaik tahun lalu. Mr. Zhong, yang mana masuk ke bisnis daur ulang peralatan bekas pada Mei tahun lalu, menganggap bahwa alasannya dikarenakan kompetisi yang semakin ketat.

“Tahun lalu, di kabupaten kami, hanya ada dua atau tiga pedagang daur ulang peralatan bekas, termasuk kami. Sekarang sudah ada empat atau lima. Secara alami, pelanggan pun terbagi. Selain itu, kami mulai bersaing harga, memberikan harga yang lebih tinggi untuk pembelian, dan menjual dengan harga lebih murah,” kata Mr. Zhong.

An Dawei juga mengatakan, “Pada Maret hingga April tahun lalu, pendapatannya meningkat 5 hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan tahun-tahun normal. Saat itu,  mengalami kekurangan stok dan harus mendapatkan barang dari pedagang lain. Pada paruh pertama tahun lalu, menjual habis semua stok standar peralatan seperti meja  dan lemari es dari hampir semua pedagang di pasar Beijing.”

Salah satu merek hotpot “Qianwei Shuan” pernah menjadi merek makanan yang populer di Shenzhen. Sejak dibuka pada tahun 2007, toko-tokonya selalu ramai, dan disebut oleh banyak konsumen sebagai “raja antrian.” Namun, pada Mei tahun ini, Qianwei Shuan menutup toko terakhirnya di Shenzhen, yang menandakan bahwa Qianwei Shuan tidak lagi memiliki toko di seluruh negeri.

Pada akhir tahun lalu, merek hotpot “Xie Xie Guo,” yang didirikan oleh mantan CEO Haidilao, Zhang Zhenwei, menutup semua tokonya di Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Pada tahun ini, Haidilao juga menutup 43 toko pada paruh pertama tahun ini.

Merek hotpot terkenal “Panda Laozhao Hotpot” juga melakukan penutupan massal. Menurut laporan dari Lianshang.com, sejak tahun 2023, toko-toko dari merek ini secara bertahap ditutup, dan pada tahun 2024 hanya tersisa 6 toko. Namun, mulai akhir Juni hingga awal Juli, toko-toko yang tersisa juga mulai tutup.

Menurut laporan dari Caijing.com, sektor restoran sedang dilanda perang harga murah. Kopi seharga RMB.9,9 , teh susu seharga RMB.6 , sarapan seharga RMB.3 —perang harga semakin ekstrem. Menurut Li Mao, seorang ahli properti komersial, “Perang harga ini bukan hanya membunuh pesaing, tapi juga diri mereka sendiri.” (hui)