Pembunuhan Bocah Jepang di Shenzhen Menimbulkan Kepanikan, Panasonic Izinkan Karyawan dan Keluarganya untuk Kembali ke Jepang

Seorang bocah laki-laki Jepang tewas dalam serangan brutal di jalan ketika menuju sekolah di Shenzhen, Tiongkok. Mencuatnya kekhawatiran tentang masalah keamanan, Panasonic Jepang mengizinkan karyawannya yang bertugas di Tiongkok untuk sementara kembali ke Jepang bersama keluarganya

NTD

Menurut laporan dari Tokyo Shimbun, pada  Kamis (19 September), Panasonic Holdings Jepang mengumumkan bahwa karena insiden tersebut, mereka akan mengizinkan karyawan yang bekerja di Tiongkok untuk membawa keluarga mereka kembali ke Jepang sementara, dengan biaya yang ditanggung oleh perusahaan.

Pada hari yang sama, Presiden Asosiasi Industri Otomotif Jepang (JAMA) sekaligus Ketua Isuzu Motors, Masanori Katayama, menyatakan dalam konferensi pers, “Saya berharap pemerintah bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk menjamin keselamatan warga Jepang.”

Katayama menambahkan bahwa perusahaan otomotif seperti Toyota, Honda, dan Nissan memiliki pabrik di Guangdong, dan masing-masing perusahaan sedang berusaha mengumpulkan informasi. Pemerintah Jepang juga terus mengumpulkan informasi untuk memastikan keamanan orang-orang yang berada di daerah berbahaya serta keluarga mereka.

Presiden Asosiasi Perbankan Jepang, Akihiro Fukutome (yang juga Presiden Bank Sumitomo Mitsui), dalam konferensi persnya berharap agar pemerintah Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) mengambil tindakan tegas untuk mencegah terjadinya kembali insiden seperti ini.

Menurut laporan Yomiuri Shimbun, Duta Besar Jepang untuk Tiongkok, Hideo Tarumi, tiba di Shenzhen pada  Kamis dan bertemu dengan Wakil Walikota Shenzhen, Luo Huanghao. Dia juga melakukan panggilan telepon dengan Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Sun Weidong, untuk menuntut jaminan keamanan bagi warga Jepang serta penyelidikan penuh atas insiden tersebut.

Kedutaan Besar Jepang di Tiongkok mengadakan pertemuan darurat dengan “Kamar Dagang Jepang di Tiongkok” yang terdiri dari perusahaan Jepang, serta perwakilan dari sekolah Jepang.

Pada  Kamis, Kedutaan Besar Jepang di Tiongkok mengibarkan bendera setengah tiang untuk berduka dan merilis pernyataan yang meminta otoritas Tiongkok menyelidiki insiden tersebut serta mencegah terulangnya kejadian serupa.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan bahwa insiden tersebut adalah “tindakan kriminal yang pengecut dan merupakan peristiwa  serius.”  Ia menegaskan harapannya agar pihak Tiongkok menjelaskan fakta dan menjamin keamanan warga negara Jepang, serta mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.

Selain itu, Toshiba juga mengeluarkan peringatan, mengingatkan para pebisnis Jepang dan warga asing yang bepergian ke Tiongkok untuk waspada terhadap keselamatan mereka. Toshiba memiliki perusahaan afiliasi di Shenzhen dengan sekitar 100 karyawan di Tiongkok.

Warganet di Weibo mengomentari insiden ini, “Reaksi berantai mulai terjadi! Segera dipercepat! Apakah ini hasil yang diinginkan oleh mereka yang sedang memancing masalah!? Sengaja membiarkannya terjadi…” 

Beberapa warganet juga berkomentar, “Ini akan membuat kita terisolasi dari dunia… Memulai mode Korea Utara.” (hui)