Israel Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran terhadap Hizbullah, Menewaskan Hampir 500 Jiwa 

Lia Yan – Epochtimes.com

Israel pada Senin (23/9/2024) melancarkan serangan udara terhadap ratusan sasaran Hizbullah, dan otoritas kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan hampir 500 orang tewas, menjadikannya hari dengan jumlah korban tewas terbanyak dalam konflik antara Hizbullah dan Israel dalam satu tahun terakhir.

Ini adalah bentrokan lintas perbatasan paling sengit antara Israel dan Lebanon sejak pecahnya konflik. Israel memperingatkan warga untuk mengungsi dari daerah-daerah yang menjadi tempat penyimpanan senjata oleh kelompok bersenjata. Sementara itu, Hizbullah menembakkan roket ke Israel sebagai balasan.

Setelah hampir setahun berperang dengan Hamas, Israel kini mengalihkan fokusnya ke perbatasan utara. Pada 7 Oktober tahun lalu, milisi yang dipimpin oleh Hamas menyerang Israel, yang memicu perang di Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas. Sehari kemudian, Hizbullah yang didukung Iran mulai menembakkan roket dari Lebanon ke Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas. Dalam sepekan terakhir, konflik di perbatasan Israel-Lebanon meningkat secara drastis.

Militer Israel pada Senin mengumumkan bahwa mereka telah menyerang sekitar 800 sasaran terkait dengan persenjataan Hizbullah, meliputi wilayah selatan Lebanon, Lembah Bekaa di timur, dan wilayah utara dekat Suriah.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dalam video yang dirilis kantornya, mengatakan, “Operasi ini akan berlanjut sampai kami mencapai tujuan, memastikan keamanan penduduk di utara agar mereka bisa kembali ke rumah mereka.”

Dia menambahkan, “Ini adalah saatnya rakyat Israel untuk tetap tenang.” Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengklaim telah menembakkan puluhan roket ke Israel, termasuk ke pos militer di Galilea. Kelompok tersebut juga menyerang fasilitas pertahanan Rafael yang berpusat di Haifa untuk hari kedua berturut-turut.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan bahwa serangan Israel pada hari Senin telah menewaskan sedikitnya 274 orang dan melukai 1.024 lainnya.

Laksamana Muda Angkatan Laut Israel Daniel Hagari dalam pernyataan televisi mengatakan bahwa rumah-rumah yang menyimpan senjata Hizbullah di Lebanon selatan meledak. “Setiap rumah yang kami serang berisi senjata. Roket, rudal, drone, semuanya digunakan untuk membunuh warga sipil Israel.”

Menurut layanan ambulans Israel, serangan roket baru yang dilancarkan Hizbullah menyebabkan satu orang mengalami luka ringan.

Himbauan Evakuasi Kembali Dikeluarkan

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, sebelumnya memperingatkan bahwa tentara Israel akan segera menyerang rumah-rumah di Lebanon yang menyimpan senjata milik Hizbullah. Serangan udara tersebut meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah, yang telah menghadapi serangkaian serangan pekan lalu, di mana ribuan pager dan walkie-talkie milik anggotanya meledak. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut ini sebagai peristiwa “belum pernah terjadi dalam sejarah” kelompok tersebut.

Pada hari Jumat (20/9), Israel melakukan serangan besar-besaran di pinggiran selatan Beirut. Hizbullah menyatakan bahwa 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan lain Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan udara Israel pada hari itu.

Pada hari Senin, Hagari kembali memperingatkan, mendesak warga Lebanon segera mengungsi dari daerah-daerah yang menyimpan senjata Hizbullah, termasuk wilayah di lembah. Peringatan ini menunjukkan bahwa beberapa penduduk mungkin tinggal di atau dekat bangunan yang menjadi sasaran, tetapi mereka tidak mengetahui bahwa mereka dalam bahaya.

Imad Kreidieh, kepala perusahaan telekomunikasi Lebanon Ogero, mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 80.000 panggilan otomatis terdeteksi di jaringan, yang meminta orang-orang untuk mengungsi dari daerah tersebut, tetapi tidak semua panggilan tersebut dijawab.

Bahkan telepon di ibu kota Lebanon, Beirut, menerima panggilan evakuasi. Namun, Kreidieh menyebut bahwa panggilan-panggilan tersebut adalah bagian dari “perang psikologis yang bertujuan menciptakan kekacauan dan kepanikan.”

Ketika ditanya oleh wartawan apakah Israel mungkin akan melakukan invasi darat ke Lebanon, Hagari sebelumnya mengatakan, “Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan” untuk memastikan bahwa penduduk Israel di utara yang telah mengungsi dapat kembali ke rumah dengan aman, yang merupakan prioritas utama perang bagi pemerintah Israel.

Sejak Hizbullah memulai serangan lintas batas ke Israel pada 8 Oktober tahun lalu, puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon telah dipaksa meninggalkan rumah mereka. (jhon)