Festival Bulan di Tiongkok Tidak Lagi Meriah, Penjualan Kue Bulan Anjlok Akibat Konsumsi Masyarakat Menurun’

Fang Xiao

Penjualan kue bulan dalam rangka menyambut Festival Bulan di Tiongkok tahun ini yang biasanya juga dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk memberikan hadiah kepada relasi bisnis, telah mengalami kemerosotan yang belum pernah terjadi selama ini, akibat kelesuan ekonomi dan menurunnya konsumsi nasional Tiongkok. Salah satu penyebabnya adalah penjualan minuman keras seperti Maotai dan rokok yang dijadikan pelengkap dalam kado Festival Bulan juga telah anjlok. 

Tahun “paceklik” bagi penjualan kue bulan, pemberian kado bisnis nyaris terhenti

Menjelang tibanya Hari Festival Bulan tahun ini, sejumlah pabrik pengolahan kue bulan sudah berada dalam kondisi “semi-stop” produksi, karena terlalu minimnya pesanan dari supermarket, restoran, dan platform online.

Tahun ini, diskusi terkait topik “Kue Bulan Tidak Bisa Dijual” berkali-kali muncul pada pencarian panas di Internet. Menurut laporan gabungan dari media Tiongkok bahwa setiap tahunnya stan merek-merek besar seperti Starbucks dan Haagen-Dazs akan memasang perancah di pintu masuk pusat perbelanjaan untuk menukarkan atau menjual kue bulan pada malam menjelang Hari Festival Bulan. Bahkan para “calo kue bulan” pun akan ikut mengantri dalam barisan pembeli. Namun tahun ini, toko fisik sepi. Bahkan supermarket telah meningkatkan diskonnya dan mulai memberikan diskon serta mempromosikan kue bulan setengah bulan sebelum hari H.

Menurut laporan media, penjualan kue bulan di Beijing, Shanghai, Sichuan, dan tempat lain semua mengalami kemerosotan. Kecuali kue bulan buatan Beijing bermerk seperti “Daoxiangcun” dan merk beken lainnya yang masih laku terjual, tetapi merk lainnya turun drastis. Beberapa karyawan toko menyatakan bahwa di tahun-tahun sebelumnya, terdapat banyak pesanan pembelian kue bulan secara kelompok, dalam satu minggu bisa terjual lebih dari 400 kotak kue bulan, namun sepanjang tahun ini belum ada satu pun pesanan pembelian secara kelompok.

Festival Bulan awalnya merupakan musim puncak pemberian hadiah antar keluarga atau relasi bisnis, tetapi pasar kue bulan di Tiongkok tumben sangat sepi tahun ini. Beberapa pabrik spesialis pembuat kue bulan sampai tutup 3 hari dalam seminggu karena menurunnya pesanan. Beberapa supermarket sampai membanting harga penjualan kue bulan untuk menarik minat pembeli, tetapi tidak juga terjual. Penjualan kue bulan di sebuah hotel berbintang lima di Kota Hangzhou mengalami stagnan parah.

Menurut data dari Asosiasi Industri Roti dan Gula-Gula Tiongkok, produksi kue bulan Tiongkok pada 2023 adalah 320.000 metrik ton, dengan nilai penjualan mencapai RMB 22 miliar. Produksi kue bulan tahun ini diperkirakan hanya mencapai 300.000 metrik ton, dengan nilai sebesar RMB 20 miliar (43,1 triliun rupiah), setara dengan penurunan RMB 2 miliar dari tahun lalu.

Brother Hong, seorang blogger di Provinsi Shanxi menyatakan bahwa saat ini tidak ada orang yang berminat membeli rumah, tidak ada yang berminat membeli emas, batu giok, dan tidak ada orang yang ingin membeli furnitur mewah. Penjualan minuman keras dan rokok bermerk juga mengalami stagnan. Namun hal yang tak terduga adalah, penjualan kue bulan pun tersendat. Ada apa dengan dunia?

Seorang blogger wanita di Liaoning dengan nama “Pure Self-Media” menyatakan pada 17 September lalu bahwa dirinya telah menjual kue bulan selama lebih dari sepuluh tahun. Dan tahun ini adalah tahun terburuk dalam penjualannya.

 “Sejauh ini pembeli kue bulan masih sangat sedikit. Omset penjualan yang tercatat sejauh ini hanya mencapai RMB 68.000,-. Padahal kue bulan yang saya beli dari pabrik berjumlah RMB 120.000,-. Hampir separuh barangnya masih belum terjual. Kue bulan yang terjual pada 16 September adalah RMB 3.600,-, dan 15 September RMB 5.700,-. Saya benar-benar tidak menyangka penjualannya akan begitu buruk tahun ini!

Dia melanjutkan: Kue bulan yang saya beli kontan dengan potongan harga jelas tidak bisa dikembalikan ke pabrik jika tidak terjual. “Kepada siapa harus saya berikan barang-barang ini? Sungguh tidak mengerti. Apakah orang-orang tidak lagi makan kue bulan sekarang? Tidak lagi ada pemberian hadiah untuk merayakan Festival Bulan? Sudah tidak perlu lagi menjalin hubungan erat antar keluarga atau pebisnis?”

Seiring dengan kemerosotan ekonomi yang terjadi di Tiongkok, pemberian hadiah antar pebisnis terutama di 4 “industri pemberi hadiah” besar seperti real estat, konstruksi, bahan bangunan dan keuangan, pada Festival Bulan tahun ini nyaris tidak berlanjut, demikian berita yang beredar. Tampaknya mereka ini telah menyadari bahwa “dengan mengirimkan kue bulan sekali pun bisnis tidak akan datang”. Beberapa perusahaan yang membeli hingga 20.000 kotak kue bulan pada tahun lalu untuk hadiah kepada perusahaan hulu dan hilir yang terkait dengan bisnisnya, tahun ini telah menyetop pembelian.

Anehnya, pemberian hadiah kue bulan antar kerabat juga mengalami penurunan signifikan pada tahun ini. Masyarakat Tiongkok umumnya menyadari bahwa karena menurunnya penghasilan yang menurunkan pula daya konsumsi masyarakat, jadi tuntutan konsumen terhadap efektivitas biaya semakin tinggi, sehingga lebih memilih untuk membeli kue bulan buatan perumahan atau industri kecil dengan kemasan rendah dan berharga lebih murah.

Di beberapa supermarket di Tiongkok, tercatat 1 kotak kemasan kado yang berisi 4 hingga 8 buah kue bulan buatan pabrik yang sudah terkenal dijual antara RMB 100,- (215.615 rupiah) hingga RMB 300,-. (646.840 rupiah) Namun sejak dijualnya kue bulan berharga di bawah RMB 100,- tahun ini, maka penjualan kue bulan yang berharga mahal semakin sulit.

Konsumsi masyarakat menurun, penjualan minuman keras anjlok, kue bulan semakin tergeser dari budaya pemberian hadiah

Kemerosotan industri pemberian hadiah mempunyai alasan lain yang mendasari dampaknya terhadap kue bulan. Menurut penafsiran masyarakat Tiongkok terhadap budaya pemberian hadiah di tempat kerja dan kepada pejabat, bahwa kado Festival Bulan yang diberikan kepada relasi, rekan atau pejabat tidak hanya berisi kue bulan, tetapi selalu dipadukan bersama rokok bermerek seperti “Chunghwa” dan minuman keras “Maotai”, dan dikirim dengan kartu ucapan. Sementara penjualan minuman keras tahun ini merosot, menurut platform “Gelonghui” yang mengutip penuturan dari para pedagang minuman keras, bahwa omzet bisnis toko telah anjlok sebesar 30% tahun ini, karena terpengaruh oleh penurunan daya beli konsumen.

Baru-baru ini, harga minuman keras seperti “Moutai” dan “Wuliangye” telah mengalami penurunan harga karena merosotnya penjualan. Ambil contoh “Feitian Moutai”, minuman keras tersebut pernah harganya jatuh sampai tinggal RMB 2.350,- (5.066.920 rupiah) per botol. Hal ini mencerminkan bahwa pasar minuman keras di Tiongkok telah menghadapi penjualan di Festival Bulan yang paling paceklik dalam 10 tahun terakhir. Dengan demikian kue bulan yang memang tidak dijadikan “hidangan utama” dalam pemberian kado di Festival Bulan jelas terpengaruh penjualannya.

Kue bulan yang berharga terjangkau dan seharga RMB.1,- sangat populer

Alasan lain dari merosotnya penjualan kue bulan tradisional di Tiongkok tahun ini juga karena munculnya kue bulan “kreasi baru” berharga terjangkau dan murah yang cukup menarik minat pembeli. Menurut Asosiasi Industri Roti dan Gula-Gula Tiongkok, bahwa melalui survey didapatkan sebuah kenyataan, kue bulan yang berharga lebih dari RMB 500,- sudah tidak lagi ditemukan di pasaran, tetapi kue bulan mini dengan harga hanya RMB 1,- (2.156 rupiah) secara tak terduga mendapatkan popularitas.

Seorang netizen di Tiongkok yang memposting tulisan di Weibo menyebutkan, bahwa tahun ini perusahaan membagikan kue bulan kepada setiap karyawannya. “Kue bulan kecil ini, jangan-jangan yang bernilai RMB 1,-?” Ada pula netizen yang mengatakan bahwa pembagian kesejahteraan untuk menyambut Festival Bulan dari perusahaan kepada masing-masing karyawannya yaitu kue bulan senilai satu yuan. Tapi setelah dimakan ternyata rasanya enak juga lho!

Media Tiongkok melaporkan bahwa ketika Anda memasukkan tulisan “kue bulan” di situs web e-commerce yang mana pun, Anda akan menemukan bahwa kue bulan yang paling banyak terjual adalah berbagai “kue bulan satu yuan” yang rata-rata berat satu bijinya hanya sekitar 50g, bertuliskan “liuxin” atau “Taoshanpi”. Seorang tenaga penjualan di sebuah pabrik makanan di Provinsi Jiangsu mengakui bahwa volume penjualan “kue bulan satu yuan” memang relatif baik. Banyak kue bulan ini yang dibeli dalam jumlah besar oleh perusahaan untuk dibagi-bagikan kepada karyawan sebagai hadiah. Ia juga menegaskan bahwa meskipun harganya cuma satu yuan tetapi kualitas kuenya tidak jelek. Karena perusahaan tempat kerjanya sangat mementingkan keamanan pangan”. (sin/whs)