Hujan Besar Menyebabkan Banjir Bandang  dan Tanah Longsor di Nepal, 193 Jiwa Tewas dan 31 Hilang

Cheng Yiren – NTD

Bencana akibat hujan lebat sering terjadi di Asia Selatan selama musim hujan pada  Juni hingga September setiap tahunnya. Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat selama akhir pekan di Nepal telah mencapai 193 orang.  Sementara upaya pemulihan dan penyelamatan terus ditingkatkan, demikian para pejabat mengatakan pada  Senin (30/9/2024).

Sebuah pernyataan polisi mengatakan ada 31 orang yang masih dilaporkan hilang dan 96 orang terluka di seluruh negara Himalaya tersebut.

Kebanyakan korban tewas terjadi di ibukota, Kathmandu, yang diguyur hujan lebat dan sebagian besar wilayah selatan kota itu terendam banjir.

Kantor Berita CNA Taiwan mengutip Agence France-Presse yang melaporkan bahwa sejak 27 September, sebagian besar wilayah di Nepal bagian timur dan tengah telah menjadi kota air. Banjir bandang terjadi di banyak sungai dan jalan raya di negara tersebut yang rusak parah.

“Saat kami terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena dampak, jumlah korban tewas mungkin akan bertambah,” kata juru bicara polisi Dan Bahadur Karki kepada AFP.

Pada 28 September 2024, di Kathmandu, Sungai Bagmati meluap saat hujan monsun dan rumah-rumah terendam banjir. (PRAKASH MATHEMA/AFP melalui Getty Images)

Administrasi Meteorologi Nepal mengatakan kepada Kathmandu Post bahwa akumulasi curah hujan di Lembah Kathmandu mencapai 240 milimeter dalam 24 jam pada  27 September pagi. Laporan menunjukkan bahwa ini adalah rekor curah hujan tertinggi di ibu kota setidaknya sejak tahun 1970.

Sungai Bagmati dan banyak anak sungainya yang mengalir melalui Kathmandu telah meluap, membanjiri rumah-rumah dan kendaraan di sekitarnya.

Pada 28 September 2024, di Kathmandu, Sungai Bagmati meluap setelah hujan monsun. Seorang pria mengarungi banjir sambil membawa sekantong tepung. (PRAKASH MATHEMA/AFP melalui Getty Images)

Meski air setinggi dada orang dewasa, warga tetap mengambil risiko mengarungi air untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Hingga  28 September pagi, tim penyelamat telah menyelamatkan hampir 3.300 orang.

Cuaca buruk memaksa lalu lintas udara terhenti pada 27 September  malam. Lebih dari 150 penerbangan keberangkatan dibatalkan. Penerbangan domestik kedatangan dan keberangkatan ke Kathmandu kini telah dilanjutkan. (Hui)