Hizbullah mengalami pukulan telak selama beberapa hari terakhir, di mana pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel pada Jumat (27/9), yang membuat situasi di Timur Tengah dengan cepat memanas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Minggu (29/9) mengumumkan bahwa dalam serangan udara pada Sabtu (28/9), mereka menewaskan seorang pejabat senior Hizbullah lainnya
www.aboluowang.com
Pejabat yang tewas pada Sabtu adalah komandan Pasukan Keamanan Pencegahan Hizbullah dan Wakil Ketua Komite Sentral Hizbullah, Nabil Qaouk. IDF mengatakan bahwa serangan udara ini dilakukan oleh pesawat Angkatan Udara Israel berdasarkan informasi intelijen.
Hizbullah belum memberikan komentar atas pernyataan IDF.
IDF menyatakan bahwa Nabil Qaouk dianggap “dekat dengan pucuk pimpinan Hizbullah” dan dalam beberapa hari terakhir terlibat langsung dalam upaya mengorganisir kegiatan teroris yang menargetkan “Negara Israel dan warganya.”
Kematian Nabil Qaouk dipastikan akan semakin mengguncang Hizbullah. Beberapa minggu terakhir, banyak komandan senior Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel, termasuk pendiri organisasi tersebut, yang selama puluhan tahun berhasil menghindari penangkapan dan pembunuhan dari pihak luar, serta memiliki hubungan dekat dengan Nasrallah.
Nabil Qaouk adalah anggota senior Hizbullah yang telah aktif sejak tahun 1980-an. Dalam perang Hizbullah dengan Israel pada tahun 2006, ia menjabat sebagai komandan militer kelompok tersebut di Lebanon selatan. Ia sering tampil di media setempat untuk mengomentari perkembangan politik dan keamanan, serta memberikan penghormatan pada upacara pemakaman militan senior.
Pada Oktober 2020, Amerika Serikat menetapkan Nabil Qaouk sebagai teroris global, dengan tuduhan bahwa ia mewakili Hizbullah dalam acara peringatan teroris Hizbullah yang telah meninggal dan komandan Pasukan Quds Iran, Qasem Soleimani. Soleimani tewas dalam serangan udara AS pada Januari 2020.
Hizbullah terus menembakkan roket dan rudal ke Israel utara, namun sebagian besar berhasil dicegat atau jatuh di area kosong, menyebabkan sedikit korban jiwa dan kerusakan sporadis.
IDF dalam pernyataannya menyebutkan bahwa pada hari Minggu, sekitar delapan roket ditembakkan dari Lebanon ke arah Israel. Roket-roket tersebut jatuh di daerah terbuka dekat kota Tiberias, Israel utara. Tahun lalu, ribuan warga Israel dari komunitas yang dekat dengan perbatasan Lebanon dievakuasi ke Tiberias, menyebabkan peningkatan populasi kota sebesar 20%.
Organisasi bersenjata Palestina, Hamas, menyerang Israel dari Gaza pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza. Sejak 8 Oktober, Hizbullah mulai menembakkan roket, rudal, dan drone ke arah Israel utara. Hizbullah dan Hamas adalah sekutu, yang dianggap sebagai bagian dari “poros perlawanan” anti-Israel yang didukung oleh Iran.
Sebagai tanggapan atas serangan Hizbullah dan Hamas, Israel melancarkan serangan udara berulang kali, yang membuat masyarakat internasional khawatir bahwa konflik ini dapat menyebar ke seluruh kawasan Timur Tengah. (jhon)