Haoyue Li – Epoch Times
Konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran terus meningkat, dan Amerika Serikat akan mengirimkan pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk memperkuat keamanan serta bertekad mencegah Iran dan sekutu serta agen-agennya memanfaatkan situasi saat ini untuk memperluas konflik.
Menurut laporan Associated Press, Pentagon AS pada Senin (30/9/2024) menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengirim ribuan tentara ke Timur Tengah untuk meningkatkan keamanan dan, jika perlu, melindungi Israel. Pengumuman ini dirilis setelah Israel melancarkan serangan udara terbatas ke Lebanon.
Tambahan pasukan ini akan meningkatkan jumlah pasukan di kawasan tersebut dari 40.000 pekan lalu menjadi 43.000. Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan tambahan ini berasal dari beberapa skuadron tempur.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Pentagon pada Minggu (29/9), Menteri Pertahanan Lloyd Austin menegaskan bahwa fokusnya tetap pada melindungi warga negara dan personel militer AS di kawasan tersebut, melindungi Israel, dan meredakan situasi melalui pencegahan dan diplomasi.
Austin menekankan bahwa Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan sekutunya, atau agen-agennya, memanfaatkan situasi saat ini untuk memperluas konflik. Ia juga memperingatkan bahwa jika Iran atau pihak yang bekerja sama dengan Iran menyerang personel AS atau kepentingan AS di kawasan tersebut, AS akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warganya.
Pentagon mengatakan bahwa Menteri Pertahanan telah memerintahkan perpanjangan sementara misi kelompok kapal induk USS Abraham Lincoln di kawasan tersebut. Menurut pejabat AS yang dikutip Associated Press, perpanjangan ini akan berlangsung sekitar satu bulan.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa kelompok kesiapan amfibi USS Wasp dan Satuan Ekspedisi Marinir akan terus bertugas di Mediterania Timur.
Penempatan ini didukung oleh kekuatan udara yang kuat, termasuk berbagai pesawat tempur canggih seperti F-22, F-15E, F-16, dan A-10.
Pentagon juga menyatakan bahwa dalam beberapa hari mendatang, mereka akan lebih memperkuat kapasitas dukungan udara defensif. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada Senin lalu sekali lagi mendesak agar Israel dan Lebanon segera melakukan gencatan senjata. (jhon)