Surabaya – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, menyampaikan optimismenya terhadap prospek ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2024. Berdasarkan data yang disampaikan dalam acara Jatim Talk yang bertajuk “Road to EJAVEC”, yang digelar oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Senin (30/9). Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diprediksi akan tetap kuat, terutama didorong oleh kenaikan permintaan eksternal dan pembangunan proyek strategis yang masih berlangsung.
“Kinerja ekspor Jawa Timur diprediksi terus membaik, terutama ke negara-negara mitra seperti Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Swiss. Selain itu, peningkatan harga komoditas utama seperti emas juga memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Jawa Timur,” ungkap Noor Nugroho. Beberapa komoditas utama ekspor Jawa Timur, seperti emas perhiasan, tembaga, dan minyak sawit, menunjukkan peningkatan nilai ekspor pada awal triwulan III 2024.
Di sisi domestik, permintaan dalam negeri juga terus kuat meski terjadi normalisasi pasca libur Idulfitri dan Iduladha. Konsumsi semen yang meningkat serta penjualan eceran di sektor makanan dan minuman menjadi indikator kuatnya permintaan domestik. Bank Indonesia mencatat, konsumsi masyarakat tetap menjadi faktor utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Noor Nugroho menambahkan bahwa sektor industri pengolahan dan perdagangan tetap menjadi pendorong utama perekonomian Jawa Timur. Meski demikian, tantangan masih dihadapi di sektor konstruksi yang sedikit melambat. “Kami tetap optimis bahwa pembangunan proyek strategis nasional di Jawa Timur akan terus menjadi motor penggerak utama pertumbuhan, meskipun ada sedikit hambatan di sektor konstruksi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Bank Indonesia juga memantau perkembangan inflasi di Jawa Timur yang tercatat pada level 2,05% (yoy) pada Agustus 2024, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya. Inflasi Jawa Timur masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2,5% ±1%. “Kondisi ini menunjukkan stabilitas ekonomi yang cukup baik, dan inflasi masih terkendali,” kata Noor Nugroho.
Melihat tren investasi, Jawa Timur juga menempati posisi tiga besar nasional dalam hal realisasi penanaman modal. Investasi asing dan dalam negeri terus menunjukkan tren peningkatan sejak akhir 2023, dengan sektor industri logam dasar, pertambangan, serta transportasi menjadi kontributor utama.
Dengan prospek ekonomi yang positif di sisa tahun 2024, Bank Indonesia Jawa Timur tetap mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan berbagai lembaga terkait untuk menjaga momentum pertumbuhan. “Kami berharap peningkatan kinerja ekonomi ini dapat terus berlanjut, sehingga kesejahteraan masyarakat Jawa Timur dapat terus meningkat,” tutup Noor Nugroho.