Secretchina.com
Pada 1 Oktober 2024 malam, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal ke Israel. Israel pun bersumpah akan membalas serangan ini, dan ketegangan di Timur Tengah pun hampir memicu perang besar.
Keesokan harinya, Israel mengerahkan lebih banyak pasukan ke Lebanon selatan sebagai tanggapan atas serangan dari Iran.
Perang Israel-Iran akan segera Meletus, Israel Mengirimkan Lebih Banyak Pasukan ke Lebanon Selatan
Serangan rudal Iran pada 1 Oktober merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan terhadap Israel. Israel dan Amerika Serikat berjanji akan melakukan balasan. Ketegangan antara Israel dan Iran memicu kekacauan penerbangan di seluruh kawasan Timur Tengah, dengan banyak penerbangan yang dialihkan atau dihentikan.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengeluarkan pemberitahuan pada 2 Oktober yang menyarankan maskapai penerbangan untuk menghindari wilayah udara Iran karena kekhawatiran semakin meningkat bahwa Israel akan membalas serangan tersebut.
Seorang juru bicara maskapai penerbangan Polandia (LOT) mengatakan: “Semua pesawat, terutama yang terbang ke India, menghindari wilayah udara Iran sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.”
Dunia saat ini menantikan kapan Israel akan melakukan serangan balasan terhadap Iran. Pada 2 Oktober, militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menambah pasukan reguler, termasuk infanteri dan pasukan lapis baja, ke Lebanon selatan untuk menekan Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran.
Menurut laporan Reuters, pada hari setelah serangan Iran, Israel menambah pasukannya di Lebanon selatan, sementara mereka juga terus bertempur dengan Hamas di Jalur Gaza. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak.
Militer Israel menyatakan bahwa operasi di darat bertujuan untuk menghancurkan terowongan dan infrastruktur lainnya di perbatasan, dan tidak ada rencana untuk melancarkan serangan besar-besaran di Beirut atau kota-kota utama lainnya di Lebanon selatan.
Israel Akan Melakukan “Pembalasan Besar” dalam Waktu Dekat
Pada 2 Oktober, Iran mengumumkan bahwa serangan rudal terhadap Israel telah berakhir, kecuali ada provokasi lebih lanjut. Namun, situs berita Amerika Axios mengutip pejabat Israel yang menyatakan bahwa Israel akan melakukan “pembalasan besar” dalam waktu dekat, dengan kemungkinan target fasilitas minyak dan lokasi strategis lainnya di Iran.
Meskipun PBB, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menyerukan gencatan senjata, pertempuran antara Israel dan Hizbullah masih berlanjut hingga hari ini. Setelah serangan rudal Iran, Israel kembali melakukan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, yang menjadi basis utama Hizbullah yang didukung Iran. Setidaknya 12 serangan udara dilakukan oleh Israel terhadap target yang diyakini milik Hizbullah.
Menurut AFP, militer Israel menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tujuh prajurit mereka telah gugur pada 2 Oktober. Sebelumnya, militer Israel melaporkan bahwa seorang prajurit mereka tewas dalam pertempuran di Lebanon.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa Kapten Eitan Itzhak Oster, yang berusia 22 tahun, tewas dalam pertempuran di Lebanon.
Hizbullah mengatakan bahwa pasukan Israel “menyusup” ke sebuah desa di perbatasan selatan Lebanon, dan pertempuran pun pecah antara mereka dan pejuang Hizbullah.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dimulai dengan serangan artileri Israel yang intens ke selatan Lebanon, diikuti dengan serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Kini, Hizbullah mengonfirmasi bahwa pertempuran juga terjadi di wilayah Lebanon.
Juru bicara Hizbullah, Mohammad Afif, dalam sebuah pernyataan di pinggiran selatan Beirut mengatakan: “Ini baru permulaan pertempuran. Pasukan perlawanan di selatan sedang berada dalam kondisi siaga tertinggi.” (jhon)